secara statistik terlihat tidak cukup bermakna. Berdasarkan nilai OR juga didapatkan bahwa pengendara kecepatan tinggi tidak berisiko menyebabkan meninggal dunia
atau lukacedera pada kejadian lalu lintas. Artinya, pengendara kecepatan tinggi merupakan faktor yang berisiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas, namun hanya
secara kebetulan menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera. Kejadian meninggal dunia atau lukacedera bisa jadi dipengaruhi faktor lain di luar faktor
pengendara kecepatan tinggi.
5.3.2. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan merupakaan faktor yang paling kecil berkontribusi dalam menimbulkan kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor. Faktor penyebab
kecelakaan yang berasal dari faktor kendaraan yaitu selip dan tidak menyalakan lampu kendaraan. Berikut pembahasan mengenai faktor kendaraan:
a. Lampu Kendaraan
Berdasarkan hasil penelitian dari 851 kejadian kecelakaan, kecelakaan yang disebabkan karena lampu kendaraan tidak menyala atau kendaraan tidak memiliki
lampu hanya terdapat 1 kejadian 0,1. Satu-satunya kejadian tersebut terjadi pada malam hari, ini membuktikan bahwa masih ada pengendara sepeda motor yang nekat
berkendara pada malam hari walaupun kendaraannya tidak memiliki lampu atau lampu tidak menyala.
Berdasarkan analisis hubungan antara lampu kendaraan dan akibat kecelakaan lalu lintas menunjukkan 100 dari 1 kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
lampu kendaraan menyebabkan meninggal dunia. Jika dianalisis lebih lanjut, hubungan antara lampu kendaraan dan akibat kecelakaan lalu lintas secara statistik
terlihat memiliki hubungan atau bermakna. Dan apabila dilihat berdasarkan nilai OR diperoleh bahwa pengendara yang mengantuk dalam berkendara berisiko 4,885 kali
menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera dibanding faktor penyebab kecelakaan lainnya. Hal ini berarti lampu kendaraan memiliki hubungan dalam
menyebabkan meninggal dunia atau lukacedera ketika terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor dan memiliki risiko 4,885 kali menimbulkan
korban meninggal dunia atau lukacedera dibanding faktor lainnya.
b. Selip
Berdasarkan hasil penelitian, selip merupakan faktor kendaraan tertinggi yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor yakni sebanyak
12 kejadian 1,4. Selip dapat terjadi ketika kondisi jalan yang licin dan jalan yang basah, selain itu juga dapat disebabkan tapak ban kendaraan yang sudah tipis dan
pengereman secara mendadak. Sedangkan menurut panduan cara berbelok dengan mengerem yang dikeluarkan Departemen Perhubungan Darat 2006, sangat tidak
disarankan berbelok dibarengi dengan pengereman, karena berisiko tinggi terjadi selip.
Berdasarkan analisis hubungan antara lampu kendaraan dan akibat kecelakaan lalu lintas menunjukkan 50 dari kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh selip
menyebabkan meninggal dunia sedangkan 50 lainnya menyebabkan lukacedera.
Universitas Sumatera Utara
Jika dianalisis lebih lanjut, hubungan antara selip dan akibat kecelakaan lalu lintas secara statistik terlihat memiliki hubungan atau bermakna. Dan apabila dilihat
berdasarkan nilai OR diperoleh bahwa selip berisiko 3,964 kali menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera dibanding faktor penyebab kecelakaan
lainnya. Data ini mencerminkan bahwa selip merupakan salah satu faktor penyebab
kecelakaan lalu lintas dan timbulnya korban meninggal dunia atau lukacedera. Hal ini dapat dikarenakan selip terjadi ketika kendaraan yang dikendarai pengendara
sedang dalam kondisi mengebut dan kendaraan yang mengalami selip sulit untuk dikendalikan, sehingga berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas
bahkan menimbulkan korban jiwa.
5.3.3. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik merupakan faktor terbesar kedua yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor. Faktor penyebab kecelakaan
yang berasal dari faktor lingkungan fisik yaitu jalan tanpa lampu, rusak, berlubang, licin, tanpa markarambu, tikungan tajam, kabutmendung, dan cuaca hujan. Berikut
rincian mengenai faktor lingkungan fisik:
a. Jalan Tanpa Lampu
Berdasarkan hasil penelitian dari 851 kejadian kecelakaan, kecelakaan yang disebabkan jalan tanpa lampu adalah sebanyak 3 kejadian 0,4. Jalan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki lampu penerangan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas karena berkurangnya jarak pandang dan jangkauan pengendara dalam berkendara.
Berdasarkan analisis hubungan antara jalan tanpa lampu dan akibat kecelakaan lalu lintas menunjukkan 66,7 atau 2 dari 3 kejadian kecelakaan yang
disebabkan oleh jalan tanpa lampu menyebabkan meninggal dunia. Jika dianalisis lebih lanjut, hubungan antara jalan tanpa lampu dan akibat kecelakaan lalu lintas
secara statistik terlihat memiliki hubungan atau bermakna. Dan apabila dilihat berdasarkan nilai OR diperoleh bahwa jalan tanpa lampu berisiko 7,803 kali
menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera dibanding faktor penyebab kecelakaan lainnya. Hal ini berarti jalan tanpa lampu memiliki hubungan dalam
menyebabkan meninggal dunia atau lukacedera ketika terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor dan memiliki risiko 7,803 kali menimbulkan
korban meninggal dunia atau lukacedera dibanding faktor lainnya.
b. Jalan Rusak