Jenis Kebisingan Deskripsi Kebisingan

d. Eletrical equipment, bising yang disebabkan efek perubahan fluks elektromagnetik pada bagian inti yang terbuat dari logam, misalnya generator, motor listrik, transformator.

3.3.2. Jenis Kebisingan

Sementara itu, menurut Suma’mur 1996 berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, jenis kebisingan yang sering dijumpai dibagi menjadi: a. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas steady statewide band noise. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut. Misalnya kipas angin. b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit steady state narrowband noise. Bising ini juga relatif tetap tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja 500 Hz, 1000 Hz dan 4000 Hz. Misalnya gergaji mesin dan katup gas. c. Kebisingan terputus-putus intermittent. Bising ini tidak terjadi terus-menerus melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya, suara lalu lintas dan kebisingan di bandara. d. Kebisingan impulsif impact or impulsive noise. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya tembakan, suara ledakan mercon dan meriam. e. Kebisingan impulsif berulang. Sama dengan kebisingan impulsif tetapi disini terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa. Universitas Sumatera Utara Sementara menurut Buchari 2007, berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia kebisingan dapat dibagi atas: a. Kebisingan yang Mengganggu Irritating Noise. Intensitas tidak terlalu keras. Misalnya mendengkur. b. Kebisingan yang menutupi Masking Noise. Bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. c. Kebisingan yang Merusak DamagingInjurious Noise. Bunyi yang intensitasnya melampaui ambang batas pendengaran. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. Intensitas kebisingan diukur dalam satuan desibel dB. Desibel itu sendiri merupakan sebuah unit ukuran berbasis logaritma yang menggunakan nilai 2 x 10 -5 Pa sebagai titik awal untuk nilai 0 dB. Nilai 0 dB merupakan tekanan terendah yang dapat dideteksi pada bunyi alami 1000 Hz. Dari hasil penelitian, telinga manusia itu lebih sensitif pada frekuensi suara antara 1000 – 5000 Hz dan kurang sensitif diatas dan dibawah standar itu. Sementara itu untuk dB-A sering digunakan dengan penyesuaian dengan dB dimana keduanya dapat saling ditukar untuk kebutuhan pengendalian kebisingan. Pada penggunaan dB- B digunakan untuk frekuensi menengah namun tidak lagi digunakan saat ini. Sementara dB-C digunakan lebih fokus untuk frekuensi rendah, dan dB-D digunakan untuk frekuensi yang sangat tinggi seperti paparan kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat jet. Karena kebutuhan akan konversi tekanan suara ini Universitas Sumatera Utara maka peneliti menetapkan nilai faktor koreksi jika dB diubah kedalam db-A, dB-B, dB-C, dan dB-D yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Nilai faktor Koreksi untuk Konversi dB ke dB-A, dB-B, dB- C dan dB-D Frekuensi Nilai Faktor Koreksi dB-A dB-B dB-C dB-D 10 -70,4 -38,2 -14,3 -26,5 12,5 -63,4 -33,2 -11,2 -24,5 16 -56,7 -28,5 -8,5 -22,5 20 -50,5 -24,2 -6,2 -20,5 25 -44,7 -20,4 -4,4 -18,5 31,5 -39,4 -17,1 -3 -16,5 40 -34,6 -14,2 -2 -14,5 50 -30,2 -11,6 -1,3 -12,5 63 -26,2 -9,3 -0,8 -11 80 -22,5 -7,4 -0,5 -9 100 -19,1 -5,6 -0,3 -7,5 125 -16,1 -4,2 -0,2 -6 160 -13,4 -3 -0,1 -4,5 200 -10,9 -2 -3 250 -8,6 -1,3 -2 315 -6,6 -0,8 -1 400 -4,8 -0,5 -0,5 500 -3,2 -0,3 630 -1,9 -0,1 800 -0,8 1000 1250 0,6 2 1600 1 -0,1 5,5 2000 1,2 -0,1 -0,2 8 2500 1,3 -0,2 -0,3 10 3150 1,2 -0,4 -0,5 11 4000 1 -0,7 -0,8 11 5000 0,5 -1,2 -1,3 11 6300 -0,1 -1,9 -2 10 8000 -1,1 -2,9 -3 8,5 10000 -2,5 -4,3 -4,4 6 12500 -4,3 -6,1 -6,2 3 16000 -6,6 -8,4 -8,5 -4 20000 -9,3 -11,1 -11,2 -7,5 Sumber :Enviromenmental Noise Control ATCO Structures and Logistics Universitas Sumatera Utara Contoh perhitungan dari konversi dB ke dB-A dapat dilihat pada persoalan berikut: Intensitas suara 100 dB pada frekuensi 31,5 Hz jika dilihat dari Tabel 3.1 mempunyai nilai faktor koreksi – 39,4. Maka jika dikonversi kedalam dB-A maka suara yang sebenarnya diterima oleh telinga manusia adalah 100 dB – 39,4 dB = 60,6 dB.

3.3.3. Dampak Kebisingan