Objek Penelitian Metode Pelaksanaan Penelitian

4.5. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah 15 orang pekerja di lantai produksi dengan data personalia masing-masing pekerja dapat dilihat pada Bab V.

4.6. Metode Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di PT. Apindowaja Ampuh Persada dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Konsultasi pendahuluan dengan pihak perusahaan Konsultasi dilakukan dengan staf bagian produksi yang menjadi mentor penelitian dari pihak pabrik. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu masalah- masalah yang terjadi di pabrik yang membutuhkan tindakan penanganan. Konsultasi ini dilakukan pada tanggal 19 April 2012. Pada tahapan ini, peneliti juga berdiskusi dengan mentor pabrik untuk usulan judul tugas sarjana yang akan diajukan ke dosen pembimbing yang sesuai dengan masalah yang terjadi di lantai produksi. Peneliti mengusulkan judul tentang perancangan earmuff untuk mereduksi kebisingan, dan kemudian mentor menyetujui judul tersebut. 2. Penelitian pendahuluan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Mei 2012 mulai pukul 09.00 – 10.00. Penelitian pendahuluan dilakukan setelah judul tugas sarjana disetujui oleh mentor pabrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran awal yang terlihat dan terukur di lantai produksi, sehingga peneliti dapat menjelaskan latar belakang dari pengusulan judul tugas sarjana tersebut Universitas Sumatera Utara kepada dosen pembimbing. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tingkat kebisingan di beberapa titik sumber kebisingan yang paling dominan paparan kebisingannya, yaitu di dekat mesin-mesin produksi yang digunakan di lantai produksi. Hasil penelitian pendahuluan ini terukur rata- rata tingkat kebisingan mencapai 100 dB yang diukur dengan Soundlevel Meter. Pabrik berproduksi mulai dari pukul 08.00 – 16.00, dimana pukul 12.00 – 13.00 adalah jam istirahat. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-51MEN1999 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 98 Tahun 1996 untuk batas aman yang diijinkan pendengaran untuk 5 jam kerja adalah 87 dB. 3. Penentuan titik pengukuran Tahapan ini dilakukan pada tanggal 2 Juni 2012 pukul 09.00 pagi. Penentuan titik pengukuran bertujuan untuk mempersiapkan tahapan selanjutnya yaitu pengukuran tingkat kebisingan. Melalui penentuan titik pengukuran ini dapat ditentukan titik-titik pengukuran yang merata yang dapat mewakili seluruh area pengukuran di lantai produksi. Penentuannya dilakukan dengan menentukan titik-titik pengukuran diantara mesin-mesin sumber kebisingan di seluruh area lantai produksi. Setelah melakukan survei ke seluruh area kerja peneliti menetapkan 7 titik pengukuran yang akan digunakan pada pengukuran tingkat kebisingan. 4. Pengukuran tingkat kebisingan dan kecepatan angin Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 4 Juni 2012 mulai pukul 09.00 – 15.10. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat Multifunction Universitas Sumatera Utara Meter 4 in 1 dan Anemometer. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keseluruhan dari kondisi kebisingan dan kecepatan angin yang terjadi mulai awal hingga akhir produksi. Pelaksanaan pengukuran ini dilakukan dengan mengarahkan alat ukur 7 titik pengukuran secara bergantian di 3 jenis ketinggian yaitu 0,5 m, 1,1 m, dan 1,7 m. Hasil pengukuran yang diperoleh menunjukkan tingkat kebisingan yang terjadi mencapai 102 dB dan kecepatan angin mencapai 0,4 ms. 5. Pengukuran audiometrik pekerja Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2012 pukul 09.00 – 10.00 dan 15.00 – 15.30. Pengukuran ini dilakukan pada 15 orang pekerja yang bekerja di lantai produksi. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengukur dan menganalisis tingkat kehilangan pendengaran dari para pekerja sebelum dan sesudah bekerja. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Audiometer Interacoustics AC-30. Pengukuran dilakukan di ruangan kantor. Tata cara pengukuran dengan alat ini adalah: a. Pekerja diberi instruksi lebih dahulu tentang petunjuk yang perlu diperhatikan pekerja saat pengukuran b. Headset diposisikan di telinga kiri pekerja lalu tingkat kebisingan audiometer diatur mulai dari level 0 dB hingga level terendah yang sanggu didengar pekerja. c. Peneliti mencatat level suara terendah dan tertinggi yang berhasil didengar pekerja. d. Hal yang sama dilakukan untuk telinga kanan. Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran yang diperoleh dari 15 pekerja sebelum dan sesudah bekerja hampir seluruhnya mengalami tingkat kehilangan pendengaran ringan, sedang dan berat. 6. Penyebaran kuesioner dan wawancara Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 pukul 09.00 – 10.00. Kuesioner diajukan kepada 15 pekerja di lantai produksi. Jenis kuesioner yang diajukan adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan 8 item pertanyaan berkaitan dengan sensasi kebisingan dan dampak psikologis serta fisiologis yang dirasakan pekerja saat bekerja. Skala likert yang digunakan menggunakan level 5 dengan kategori: a Nilai -2 : sangat - b Nilai -1 : sedikit - c Nilai 0 : Normal d Nilai +1 : Sedikit + e Nilai +2 : Sangat + Sebelum mengisi kuesioner, peneliti memberikan instruksi lebih dahulu kepada calon responden tentang tata cara pengisian kuesioner lalu responden diberi kesempatan untuk memberikan penilaian secara objektif untuk semua pertanyaan dalam kuesioner selama 10 menit. Kemudian peneliti mengumpulkan kuesioner. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pekerja selama 15 menit berkaitan dengan kondisi kebisingan yang terjadi. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan kenyamanan mereka bekerja selama ini dengan kondisi kebisingan seperti saat ini, tentang Universitas Sumatera Utara penyediaan alat pelindung telinga. Hasil yang diperoleh dari kusioner dan wawancara menunjukkan indikasi yang sama, yaitu para pekerja merasa tidak nyaman saat bekerja karena kebisingan tersebut. Alat pelindung telinga pernah diberikan pihak perusahaan tapi pekerja merasa tidak nyaman dan tidak aman memakainya. Pertanyaan lain, menyangkut kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja khususnya gangguan kesehatan pada pendengaran mereka. Hasilnya menunjukkan ada 1 orang pekerja yang sudah 20 tahun bekerja di pabrik ini sudah mengalami tingkat kehilangan pendengaran yang berat. 7. Pengukuran antropometri pekerja Antropometri pekerja perlu diukur dengan tujuan untuk perancangan earmuff. Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 18 Juni 2012 pukul 08.00 – 09.00. Antropometri yang diukur adalah antropometri telinga dan kepala pekerja. Antropometri telinga meliputi pengukuran daerah superaurale ke subaurale, preaurale ke postaural, mastoid ke heliks setinggi tragus. Antropometri kepala meliputi pengukuran daerah lebar kepala, jarak antara kedua daun telinga, lingkar telinga ke telinga, lingkar dahi ke kepala bagian belakang, lingkar kepala melintang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur antropometri adalah meteran. 8. Pembuatan Rancangan Helmet Earmuff 9. Pengolahan data Data yang diolah dari informasi-informasi yang diukur dan dikumpulkan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara DATA KUESIONER -Uji Keseragaman Data -UjiKecukupan Data -Uji Validitas -Uji Reliabilitas DATA KEBISINGAN -Penghitungan Tingkat Kebisingan - Pemetaan Zona Kebisingan DATA AUDIOMETRIK - Penghitungan Tingkat Kehilangan Pendengaran DATA ANTROPOMETRI - Penghitungan Lebar Kepala Maks - Penghitungan Lingkar Kepala Maks - Penghitungan Jarak Antara 2 Telinga - Penghitungan Lingkar 2 Telinga Maks - Penghitungan Jarak Dahi-Kepala Belakang - Penghitungan Superaurale ke Subaurale - Penghitungan Preaurale ke Pasaurale - Penghitungan Mastoid ke Heliks Setinggi Tragus PENGOLAHAN DATA Gambar 4.2. Pengolahan Data Penelitan 4.7. Instrumen Penelitian Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Audiometer Interacoustics AC-30 Gambar 4.3. Audiometer Interacoustics AC-30 Universitas Sumatera Utara Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan mendengar minimum dan maksimum operator dalam kondisi tenang sebelum dan sesudah bekerja, baik untuk telinga kanan maupun telinga kiri. Tujuan pengukuran tersebut supaya dapat dihitung dan dianalisis sudah sebarapa parahkah kehilangan kemampuan dengar dari operator. 2. Multifunction Meter 4 In 1 Tipe 8820 Alat ini adalah alat yang dapat digunakan untuk berbagai kondisi lingkungan baik untuk mengukur suhu, kelembaban, kebisingan dan tingkat pencahayaan. Namun dalam penelitian ini yang digunakan hanya yang mengukur kebisingannya saja. Alat ini memiliki sensor pengukur kebisingan di bagian kepalanya yang ditutupi oleh pelindung karet lembut berbentuk bulat, hitam yang bertujuan untuk menghindari debu yang dapat memicu turunnya presisi pengukuran dari alat ini. Alat ini juga memiliki 2 tingkatan pengukur kebisingan yaitu “low” and “max”. Low untuk kondisi tingkat kebisingan 35 – 100 dB dan Max untuk interval 65 – 130 dB. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Multifunction Meter 4 In 1 Tipe 8820 3. Tutup Telinga Earmuff Earmuff adalah alat pelindung telinga yang digunakan untuk kondisi bising dan dapat melindungi telinga. Alat ini dapat menurunkan tingkat kebisingan sekitar 25 – 40 dB. Biasanya digunakan sampai 110 dB. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Earmuff

4.8. Metode Analisis Pemecahan Masalah