Dampak Kebisingan Deskripsi Kebisingan

Contoh perhitungan dari konversi dB ke dB-A dapat dilihat pada persoalan berikut: Intensitas suara 100 dB pada frekuensi 31,5 Hz jika dilihat dari Tabel 3.1 mempunyai nilai faktor koreksi – 39,4. Maka jika dikonversi kedalam dB-A maka suara yang sebenarnya diterima oleh telinga manusia adalah 100 dB – 39,4 dB = 60,6 dB.

3.3.3. Dampak Kebisingan

Risiko kerusakan pendengaran Damage Risk on Hearing pada karyawan dapat disebabkan oleh paparan bising karena tingkat bising yang tinggi atau waktu kumulatif paparan yang berlebihan. Karyawan industri sangat rentan terhadap kerusakan pendengaran dalam bentuk pergeseran ambang dengar temporal Temporary Threshold Shift-TTS atau permanen Permanent Threshold Shift-PTS. Kerusakan pendengaran ditandai dengan meningkatnya ambang dengar Threshold of Hearing atau menurunnya sensitivitas dengar Hearing Sensitivity secara temporer atau permanen Quadrant Utama, 2002. Peningkatan tingkat kebisingan yang terus-menerus dari berbagai aktivitas manusia pada lingkungan industri dapat berujung kepada gangguan kebisingan. Efek yang ditimbulkan kebisingan adalah Sasongko dkk., 2000 : 1. Efek psikologis pada manusia kebisingan dapat membuat kaget, mengganggu, mengacaukan konsentrasi; 2. Menginterferensi komunikasi dalam percakapan dan lebih jauh lagi akan menginterferensi hasil pekerjaan dan keselamatan bekerja. Universitas Sumatera Utara 3. Efek fisis kebisingan dapat mengakibatkan penurunan kemampuan pendengaran dan rasa sakit pada tingkat yang sangat tinggi. Kekerasan bunyi pun dapat dampak buruk bagi manusia. Disamping frekuensi yang terdengar, frekuensi yang tidak terdengar pun dapat memberikan efek negatif. Getaran peralatan listrik yang tidak terdengar bila cukup keras akan menyebabkan tubuh akan bereaksi dengan gejala gelisah, berkeringat dan sebagainya. Efek bunyi dapat menjadi sangat buruk bila terjadi komplikasi. Misalnya musik keras dari jenis musik yang tidak disukai yang berlangsung lama dan terus menerus bahkan bisa membuat seseorang kehilangan kontrol atas emosinya. Tabel 3.2.menunjukkan pengaruh kekerasan bunyi pada manusia: Tabel 3.2. Efek Kekerasan Bunyi Kebisingan dBA Efek 30 – 65 Bila berlangsung terus-menerus akan mengganggu selaput telinga dan menyebabkan gelisah. 65 – 90 Bila berlangsung terus-menerus akan mengganggu selaput vegetatif manusia jantung, peredaran darah dan lain-lain 90 – 130 Bila berlangsung terus-menerus akan merusak telinga Sumber : Fisika Bangunan: Satwiko, Prasasto P ada Tabel 3.3 dapat dilihat standar kekurangan kemampuan pendengaran menurut ISO: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Standar Kehilangan Kemampuan Pendengaran Level Kekurangan Pendengaran Batas Interval Pendengaran dB Keterangan Normal 0 – 25 Pendengar masih jarang mengalami kesulitan mendengar dalam jarak lebih dari 3 meter. Ringan 26 – 40 Penderita akan mendapat kesukaran dalam komunikasi jarak jauh, sehingga mempunyai handikap di dalam forum pertemuan. Misalnya : pertemuan sosial ataupun pertemuan ilmiah. Klinis penderita sukar diajak bercakap- cakap pada jarak kurang lebih dari 3 meter. Sedang 41 – 60 Selain penderita mendapat kesukaran di dalam komunikasi jarak jauh, juga pada jarak dekat. Jadi penderita tidak dapat mengikuti percakapan sehari-hari. Klinis percakapan pada jarak 1 meter sudah mendapat kesukaran untuk mengerti arti kata. Berat 61 – 90 Biasanya penderita sudah tidak dapat diajak berkomunikasi dengan suara biasa, sehingga untuk dapat menangkap arti kata-kata, suara perlu dikeraskan menaikkan amplitudo yaitu dengan berteriak atau dengan megafon amplifier Sangat Berat 90 level berat tapi level ini umumnya penderitanya hampir mengalami ketulian total Hampir sama dengan penderita level berat.

3.3.4. Pengendalian Kebisingan