2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan
turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan msalah yang diteliti, yaitu:
a Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. b
Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada masyarakat Kelurahan Mutiara yang menjadi
respondennya. c
Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang
diperlukan.
3.5 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu dengan pendekatan kualitatif yang dengan menjabarkan hasil penelitian sebagai
berikut: 1.
Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian 2.
Koding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya. 3.
Skala likert, untuk mengukur variable-variabel. 4.
Membuat kategori untuk mengklasifikasikan agar data mudah dianalisis dan disimpulkan serta untk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian
sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat disingkat. 5.
Menghitung dan membuat tabel distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Kelurahan
Kelurahan Mutiara pada mulanya adalah lahan yang ditumbuhi oleh hutan belukar yang merupakan bagian dari tanah konsesi milik Perkebunan Swasta Asing yaitu HAPM,
dimana pada tahun 1942 tanah konsesi perkebunan ini sebagian dibagi-bagikan oleh Perkebunan HAPM tersebut kepada Pejabat Pemerintah di masa lalu, juga kepada Staf
Karyawan Perkebunan tersebut dan ada juga dibagi-bagikan melalui pancangan serta banyak lagi yang digarap oleh masyarakat sekitarnya secara orang per orang.
Pada waktu itu penebangan hutan belukar dan pohon-pohon karet perkebunan dikerjakan secara sendiri-sendiri tetapi sebagian besar dikerjakan sebagian dikerjakan
secara beramai-ramai atau gotong royong dan oleh karena itulah makanya perkampungan ini dulunya disebut dengan nama “Kampung Gotong Royong”. Secara perlahan-lahan
perkampungan ini penduduknya kian bertambah dan mengalami perkembangan, lebih- lebih lagi bahwa letak perkampungan ini berada di pinggiran kota kecil Kisaran, sehingga
Pemuka-pemuka Kampung pada waktu itu berkeinginan untuk menjadikan Kampung Gotong Royong ini menjadi sebuah kampung yang nantinya bisa maju dan mempunyai
nilai yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan kampung-kampung lainnya. Ketinggian nilai yang diangan-angankan itulah digambarkan sebagai “Mutiara” sehingga akhirnya
perkampungan ini berubah namanya menjadi “Kampung Mutiara”. Adanya kemajuan disana sini dan Kampung Mutiara pun berbenah diri, setelah disesuaikan dengan
perundang-undangan yang berlaku, maka sebutan “Kampung Mutiara” pun berubah menjadi “Desa Mutiara”. Kemudian, pada tahun 1981 dengan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982 Desa Mutiara ditetapkan menjadi “kelurahan” yang
Universitas Sumatera Utara