BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon Masyarakat
Pada pengamatan berlangsung perangsang-perangsangan. Stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan
tanggapan. Respon lambat-laun tertanam atau diperkuat melalui percobaan yang berulang- ulang Djamarah, 2002:23.
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S-R atau suatu
kaitan Stimulus - Respon. Dalam hal ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan
oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner dan melahirkan banyak sub-aliran, yaitu: 1.
Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu organisme aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu
melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. 2.
Pendekatan Psikoanalisa Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud yang meyakini bahwa
kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan,
impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dikeluarkan.
3. Pendekatan Fenomenologi
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu
terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Hal ini berarti melihat tingkah
laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya. Sedangkan respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika
perangsang sudah tidak ada. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi
tanggapan ialah gambaran ingatan dari pengamatan B.F. Skinner dalam Kartono, 1994:57. Dalam hal ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui
persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat. Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas dari pembahasan persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat.
Persepsi menurut Morgan, King dan Robinson adalah suatu proses diterimanya suatu rangsangan obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa dengan cara
melihat dan mendengar dunia disekitar kita. Dengan kata lain persepsi dapat juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami manusia Morgan, King dan Robinson
dalam Adi, 2000:105. Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses yang dimulai dari
penglihatan dan pendengaran hingga terbentuk tanggapan yang terjadi pada diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya Mahmud, 1990:55. Sedangkan penglihatan dan pendengaran seseorang dapat dilihat melalui dengan cara mencermati, memahami dan menilai segala sesuatu yang
terjadi di dalam lingkungan sehingga terbentuk tanggapan dari dirinya. Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi. Atensi adalah suatu
proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring
informasi yang ada pada lingkungan, karena sensori channel kita tidak mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita Adi, 2000:14.
Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :
1. Motif dan kebutuhan.
2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input
sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain. 3.
Minat Interest. Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:
1. Intensitas dan ukuran. Misalnya makin keras suatu bunyi maka akan semakin
menarik perhatian seseorang. 2.
Kontras dengan hal-hal baru. 3.
Pengulangan. 4.
Pergerakan Adi, 2000:105. Bila berbicara tentang respon tidak lepas dari perubahan konsep sikap. Sikap
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan.
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objek-objek tertentu sepserti perubahan lingkungan atas situasi lain. Sikap yang muncul
dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati, mengharapkan suatu objek, atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek Adi, 2000:178.
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada
Universitas Sumatera Utara
orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya Walgito, 1999:110.
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut: a.
Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga
masyarakat dan sebagainya. b.
Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.
c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif
sulit berubah. d.
Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi. e.
Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.
f. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan Adi, 2000:179.
Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi aktif masyarakat
dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi
penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis tetapi juga ada
keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta alam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa.
Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
secara aktif dan terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap
Universitas Sumatera Utara
sosialisai, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada
kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi didaerah Suprapto, 2007:8.
Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil oleh masyarakat pelaku untuk suatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain ialah:
1 Berperan serta dalam menikmati hasil pembangunan. Karena semua sudah
dikerjakan oleh pihak luar maka masyarakat tinggal menerima berupa hasil pembangunan misalnya gedung sekolah, pos Keluarga Berencana KB,
pembibitan tanaman, masyarakat tinggal menerima bibitnya. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum berarti memelihara.
2 Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan hal ini terjadi karena
pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan, dan menyediakan semua kebutuhan program. Masyarakat tinggal melaksanakan, dan
setelah itu baru dapat menikmati hasilnya. Misalnya dalam membangun jalan, masyarakat ikut serta meratakan jalan dan menata merapikan batu. Pemagaran
rumah, masyarakat tinggal memasang alat-alatbahan yang sudah disediakan dan lain-lain.
3 Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit, apalagi
kalau masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit, bukan saja karena tidak mempunyai keterampilan, tetapi yang lebih penting karena mereka merasa tidak
memiliki program tersebut. Pada umumnya masyarakat bersedia memelihara satu gedung milik umum di desa jika mereka ikut ambil bagian dalam membangunnya,
Universitas Sumatera Utara
bahkan ikut menyumbang sebagian bahan. Contoh lain, masyarakat bersedia menanam dan memelihara bibit tanaman dari proyek pembibitan kalau masyarakat
ikut berkorban atau berpartisipasi selama pembibitan dipersiapkan dan dilaksanakan.
4 Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat
karena diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya Suprapto, 2007:11.
Dari beberapa fungsi diatas maka dapat diketahui bahwa partisipasi memiliki hubungan kaitan dengan frekuensi dan kualitas yaitu:
1. Frekuensi
Kaitan Partisipasi dengan Frekuensi ialah bahwa partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dimana keterlibatan tersebut harus memiliki frekuensi yang baik dan
teratur agar masyarakat dapat melaksanakan program pembangunan dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi. Contoh: berperan serta dalam
bersosialisasi untuk menilai suatu program. 2.
Kualitas Kaitan partisipasi dengan kualitas ialah bahwa dalam melaksanakan suatu program
harus diperlukan sikap yang berkualitas pada masyarakat tersebut dan keterlibatan masyarakat yang bertata laku dengan baik maka mereka akan menjadi
terinternalisasi dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif terhadap kualitas. Contoh: berperan serta dalam melaksanakan suatu program.
Partisipasi masyarakat juga mengikutsertakakan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi Isbandi, 2007:27.
Partisipasi dapat dibagi menjadi 6 pengertian yaitu: 1.
Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.
2. Partisipasi adalah pemekaan membuat peka pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek- proyek pembangunan.
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri. 4.
Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk
melakukan hal itu. 5.
Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. 6.
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka Mikkelsen, 1999:64.
Jadi definisi partisipasi di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang atau sekelompok orang masyarakat secara sadar untuk
berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan sampai pada tahap evaluasi.
Dalam merespon stimulus, tidak terlepas dari subjek dan objeknya. Subjek merupakan orang yang merespon dan objek merupakan stimulus atau yang akan direspon.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini yang menjadi subjeknya adalah masyarakat sasaran penerima manfaat Raskin dan yang menjadi objeknya adalah program Raskin.
Masyarakat dalam bahasa Inggris adalah Society yang berasal dari kata Socius yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-
orang disekitar dan dengan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat yang tertentu.
Sedangkan Selo Sumardjan menyatakan bahwa masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan Koentjaraningrat dalam Wahyu, 1996:59.
Unsur atau ciri masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt adalah: 1.
Kelompok manusia, yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal. 2.
Menempati suatu kawasan. 3.
Memiliki kebudayaan. 4.
Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Sedangkan menurut Fairchild, unsur atau ciri masyarakat adalah:
1. Kelompok manusia.
2. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandasakan kepentingan utama.
3. Adanya pertahanan dan kekekalan diri.
4. Adanya kesinambungan.
5. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya.
Diantara istilah masyarakat yang telah dikemukakan diatas, tidak terdapat perbedaan pendapat tentang ungkapan yang mendasar, justru yang ada mengenai
Universitas Sumatera Utara
persamaannya. Namun yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan
perhatian dan tumbuh bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama dan merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka
menciptakan nilai, norma dan kebudayaan bagi kehidupan mereka Horton, Hunt dan Fairchild dalam Setiadi, 2007:80.
Dengan akhirnya bahwa masyarakat mengandung pengertian yang sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok besar
maupun kecil tergantung pada jumlah anggotanya. Wahyu, 1996:60. Jadi yang dimaksud dengan respon masyarakat adalah tingkah laku balas atau tindakan masyarakat yang
merupakan wujud dari persepsi dan sikap masyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak
suka serta pemanfaatan terhadap objek tersebut.
2.2 Pengertian Program