Rencana Pembalokan Bangunan Penerima

92

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Pada bab ini menyajikan groundplan, master plan, denah, tampak, tampak tapak, potongan, rencana pondasi, rencana pembalokan, rencana sanitasi, rencana utilitas, perspektif eksterior, perspektif interior, perspektif suasana, dan foto maket. Kualanamu Theme Park berada di Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Kualanamu Theme Park ini berada di kawasan rekreasi yang disebelah timur terdapat museum penerbangan sedangkan di sebelah barat teradapat pusat jajanan dan oleh-oleh dan dibangun diatas lahan berukuran tiga hektar. Dengan luas yang cukup besar membuat pengunjung dapat tersesat, namuan terdapat tiga fountain tinggi yang menjadi pusat dari masing-masing zona. Terdapat lebih dari lima belas wahana yang dapat di mainkan di area rekreasi keluarga ini, beberapa wahana yang dapat dimainkan adalah roller coaster, flying jet, hysteria, dan lain-lain. Untuk dapat memainkan wahana-wahana haruslah memenuhi syarat tinggi, namun jika tinggi tidak mencukupi terdapat wahana-wahana keluarga yang bisa dimainkan oleh semua umur, contohnya seperti war zone, space war, wahana 4D, game coin, dan lain-lain. Dengan menciptakan sirkulasi yang baik dan terfokus, membuat pengunjung tidak hanya terpaku terhadap wahana outdoor saja melainkan menjadikan wahana indoor sebagai salah satu bagian yang penting di area rekreasi ini. Pada Kualanamu Theme Park terdapat dua bangunan utama yaitu bangunan penerima dan bangunan family zone. Tema Arsitektur yang digunakan pada bangunan ini adalah Arsitektur Neo-Vernkular. Pada bagian shading bangunan penerima diambil dari bentuk ukiran batak, sedangkan untuk bangunan family zone menggunakan ukiran melayu. Atap batak simalungun dianggap cocok untuk menambah kesan neo-vernakular dari bangunan tersebut. Bentuk bangunannya yang unik membuat tema neo-vernakular dianggap tidak norak dan tidak ketinggalan, namun tidak pula meninggalkan nilai-nilai budaya yang terdapat di kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini menyajikan terminologi judul, tinjauan fungsi, elaborasi tema, dan rangkuman.

2.1 Terminologi Judul

Jadi yang dimaksud dengan Kualanamu Theme Park yaitu suatu tempat rekreasi yang memiliki tema atau cerita yang dikembangkan menjadi konsep dari taman rekreasi tersebut yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar „taman bertema‟. Michael Sor kin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai „dunia‟ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti Sorkin, Michael; 1992;ix. Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –meski seringkali menggunakan bentukwujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya – merupakan suatu „pengganti‟ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi „stimulasi‟ dan „simulasi‟ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampahlimbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan. Kualanamu adalah sebuah bandar udara international yang melayani kota medan dan sekitarnya. Kuala dalam bahasa Melayu adalah muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Namo atau Namu berarti lubuk dalam bahasa Karo namo bagi Karo gugunggunung, namu bagi Karo jahe termasuk Karo Langkat. Dalam kenyataan setiap kuala sekaligus juga adalah namo lubuk karena disitu aliran sungai telah jadi tenang dan dalam sebagaimana lubuk pada umumnya. Kuala Namo atau Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua suku asli Sumtim. Nama ini sesuai dari segi bahasa dua etnis asli penduduk daerah. Malem Ukur Ginting, Swedia Universitas Sumatera Utara 8

2.2 Aerotropolis

Aerotropolis adalah sebuah kota dimana tata letak, infrastruktur, ekonomi berpusat pada bandar udara. Seperti konsep kota metropolitan, bandara sebagai pusat Aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota yang terhubung oleh infrastrutur dan transportasi massal. Istilah Aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh seorang seniman New York, Nicholas, Desantis pada November 1939. Konsep ini dikembangkan oleh seorang akademisi bernama John D.Kasarda pada tahun 2000. Aerotropolis biasanya didukungi oleh industri manufaktur, e-commerce, telekomunikasi dan logistik, hotel, gerai ritel, pusat hiburan, serta ruang perkantoran bagi para pebisnis yang sering berpergian melalui bandara atau terlibat dalam perdagangan global. Disamping itu, Aerotropolis juga dilengkapi pusat perdangan grosir serta sarana transportasi yang terintegrasi. Aerotropolis menjadi destinasi baru, dimana para wisatawan dan penduduk sekitar bertemu, bekerja, berbelanja, berbisnis, makan-minum dan mencari hiburan. John D.Kasarda

2.2.1 Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum

Lokasi perancangan konsep Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara tetapi memiliki akses yang dekat dan mudah ke Bandara. batas luar dari Aerotropolis tidak diatur oleh batasan-batasan atapun jarak karena belum adanya batas yang disepakati untuk menentukan jarak dan waktunya akan tetapi waktu 20 sampai 30 menit yang digunakan seabagai acuan untuk mengatur batas luar dalam beberapa studi rencana induk Aerotrpolis.

2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis

Aerotropolis merupakan sebuah konsep Kota Bandara yang mana perkembanganya menciptakan kawasanya secara mandiri dikarenakan Aerotropolis merupakan generator utama dalam pengembangan kawasan, perkembangya kawasan meliputi fungsi-fungsi bangunan yang terbentuk antara lain adalah: a lapangan pekerjaan b perbelanjaan c perdagangan d pertemuan bisnis e hiburan, dan f tujuan rekreasi Universitas Sumatera Utara