1.5.3.3 Tujuan Pembangunan Desa
Salah satu faktor pembentuk kemampuan untuk untuk mewujudkan masa depan yang direncanakan menurut Bryant White 1987:24 adalah empowerment. Dengan
empowerment masyarakat mempunyai kesempatan untuk terus mengembangkan kemampuan dan peranannya dalam merencanakan dan melaksanakan sendiri perubahan-perubahan yang
mereka kehendaki untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Pembangunan yang terkait dengan empowerment adalah pembangunan desa, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dan lembaga desa secara simultan. Dengan tujuan itu pembangunan desa dirancang untuk menjadi landasan yang kokoh bagi pembangunan daerah dan
pembangunan nasional, selain itu pembangunan desa juga diharapkan dapat menjadi pembangunan yang berwawasan masa depan dan berkelanjutan.
1.5.4. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurut Tjokroamidjojo 1984:224 merupakan bagian yang integral yang harus ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya akan
menumbuhkan rasa memiliki sense of belonging dan rasa tanggung jawab sense of responsibility dari masyarakat secara sadar, bergairah dan bertanggung jawab, karena
partisipasi merupakan kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang.
Partisipasi masyarakat menurut Adisasmita 2006:41 adalah pemberdayaan masyarakat, peran sertanya dalam kegiatan penyusunan perencanaan, dan implementasi
programproyek pembangunan dan merupakan aktualisasi dan kesediaan dan kemauan masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi terhadap implementasi program
pembangunan. Dan agar partisipasi dapat memberikan hasil yang berdaya guna, Adisasmita 2006:41 menyatakan perlu memperhatikan sifat dan ciri-ciri partisipasi tersebut, yaitu :
1. Partisipasi harus bersifat sukarela.
2. Berbagai isu atau masalah haruslah disajikan atau dibicarakan secara jelas dan objektif.
3. Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat keteranganinformasi yang jelas dan
memadai tentang setiap segi dari program yang dilaksanakan. 4.
Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan diri sendiri haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan berbagai sektor, bersifat dewasa, penuh arti dan
berkesinambungan.
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menurut Cohen dan Uphoff Tangkilisan, 2005:323 dapat diklasifikasikan menjadi enam tahap berdasarkan bentuk
aktifitas yang dilaksanakannya. Keenam bentuk tahapan partisipasi itu adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam atau melalui kontak dengan pihak lain sebagai titik awal pelaksanaan
aktivitas tersebut. 2.
Partisipasi dalam memperlihatkan atau menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima, maupun dalam arti menolaknya.
3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan, baik
yang bersifat politis yang menyangkut kepentingan mereka maupun dalam hal yang bersifat teknis.
4. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan.
5. Partisipasi dalam hal menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan.
6. Partisipasi dalam hal menilai pembangunan, yaitu keterlibatan anggota masyarakat dalam
menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada hakikatnya partisipasi masyarakat itu merupakan suatu keniscayaan, karena hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah betrsama-sama dengan masyarakat adalah
untuk kesejahteraan dan untuk kemajuan masyarakat sendiri. Dalam hal ini pemerintah membari bantuan, sedangkan masyarakat harus memberi respon dalam bentuk partisipasi
secara aktif dalam proses pembangunan tersebut. Masyarakat hanya dapat diharapkan ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan adalah bila yang bersangkutan merasa dirinya
berkepentingan dan diberi kesempatan untuk ambil bagian. Dengan kata lain partisipasi tidak mungkin optimal jika diharapkan dari mereka yang merasa berkepentingan tidak diberi
keleluasaan untuk ambil bagian. Soedjono dalam Soetrisno, 1995:48 meyatakan pula bahwa partisipasi adalah sebagai
kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri. Dan menurut Tjokroamidjojo partisipasi
masyarakat dalam pembangunan dibagi atas tiga tahap, yaitu: 1.
Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah.
2. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan. 3.
Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara berkeadilan.
Sedangkan partisipasi masyarakat atau keterlibatan masyarakat dalam pembangunan menurut Adi 2003:252 dapat dilihat dalam empat tahap, yaitu:
1. Tahap Assessment
Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang sedang terjadi
merupakan pandangan mereka sendiri.
2. Tahap Alternatif Program atau Kegiatan
Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan cara alternatif program.
3. Tahap Pelaksanaan implementasi Program atau Kegiatan
Dilakukan dengan melaksanakan program yang telah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaan dilapangan.
4. Tahap Evaluasi
Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas dari program yang sedang berjalan.
1.5.5 PNPM Mandiri Perdesaan 1.5.5.1 Defenisi PNPM Mandiri Perdesaan