Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kelompok usia yang paling banyak dalam menjalankan PNPM Mandiri Perdesaan ini adalah usia yang berkisar 31 – 40 Tahun yaitu
sebanyak 23 orang 46,0 , kemudian yang memiliki usia 20 – 30 Tahun yaitu sebanyak 15 orang 30,0, kemudian usia 41 – 50 Tahun yaitu sebanyak 7 orang 14, 0, kemudian
usia 51- 60 yaitu sebanyak 4 orang 8,0, dan usia 61 tahun ke atas yaitu sebanyak 1 orang 2,0.
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Frekuensi Persentase
1. SD
24 48,0
2. SMP
8 16,0
3. SMA
9 18,0
4. Sarjana S-1
2 4,0
5. Tidak Sekolah
7 14,0
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan
yang paling banyak adalah tingkat SD dan yaitu sebanyak 24 orang 48,0 , kemudian tingkat SMA yaitu sebanyak 9 orang 18,0 , Tidak Sekolah sebanyak 7 orang 14,0 dan
Sarjana sebanyak 2 orang 4,0.
4.2. Data Variabel Penelitian
Pada bagian ini disajikan data mengenai variabel penelitian yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner angket kepada 50 responden. Data dari variabel tersebut meliputi
indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian “Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Administrasi Pembangunan Studi pada PNPM Mandiri Perdesaan di Desa
Hilimo’asio, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias”.
Secara keseluruhan, indikator-indikator PNPM Mandiri Perdesaan serta administrasi pembangunan berhubungan dengan implementasi PNPM Mandiri Perdesaan, kondisi
kehidupan masyarakat di Desa Hilimo’asio serta pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan
terhadap pemberdayaan masyarakat di desa tersebut.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui peranan PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di Desa Hilimo’asio, penulis melihatnya mulai dari bagaimana implementasipelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di desa tersebut, kondisi masyarakat yang ada di desa tersebut, serta apakah ada pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi masyarakat
desa tersebut. 4.2.1
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan awalnya dilakukan melalui proses sosialisasi dan penyebaran informasi yang merupakan upaya untuk memperkenalkan dan
menyebarluaskan informasi mengenai program dan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat. Pada tahapan sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Idanogawo sudah dilakukan MAD Musyawarah Antar Desa Sosialisasi tanggal 19 Mei 2009, kemudian dilanjutkan dengan Musyawarah Desa yang sudah dilakukan 8 desa yang ada
di kecamatan Idanogawo. Semua desa ikut berpatisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan mayoritas masyarakat di desa Hilimo’asio ikut serta dalam musyawarah yang dilakukan di
masing-masing desa. Dalam musyawarah masyarakat akan mengusulkan sarana dan prasaran yang mereka butuhkan di desanya, dan PNPM Mandiri Perdesaan akan mengalokasikan
anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana yang telah diusulkan oleh masyarakat. PNPM Mandiri Perdesaan tidak hanya menyelurkan dana saja akan tetapi dalam PNPM
Mandiri Perdesaan terdapat Penangung Jawab Operasional Kegiatan PJOK yang akan melakukan pengawasan. Sehingga program yang ada berjalan dengan baik.
4.2.1.1 Peranan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM MP di Desa Hilimo’asio.
Pelaksanaan sebuah program akan dikatakan berperan apabila memberikan dampak atau hasil kepada si penerima program dan juga pelaksana program, hasil positif dari sebuah
program akan dijadikan ukuran keberhasilan program dalam hal pelaksanaanya. PNPM Mandiri Perdesaan yang berlangsung di Desa Hilimo’asio telah menunjukkan
hasil yang positif. Hasil dari program PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan di Desa Hilimo’asio yaitu pembangunan sarana dan prasarana jalan. Sarana dan prasarana jalan yang
telah direalisasikan akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dari masyarakat di Desa Hilimo’asio baik itu sandang, pangan dan
papan.
4.2.1.2 Peranan Pemerintah Daerah Khususnya Pemerintahan Desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio
Dalam Peraturan Pemerintah Daerah nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa pasal 11. Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa pasal 12 ayat 1, yang saling bekerjasama untuk
mensukseskan pembangunan desa. Lebih jauh lagi kepala desa sebagai pimpinan tertinggi dari pemerintahan desa memiliki tugas-tugas yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan dan memiliki wewenang dalam membina perekonomian masyarakat dan mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
Pemerintahan desa sangat berperan dalam program PNPM Mandiri Perdesaan dimana pemerintahan desa dan PNPM Mandiri Perdesaan sangat sering berkoordinasi dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan mulai dari
sosialisasi program, musyawarah antar desa, sampai pada pelaksanaan program dan seterusnya. Kepala desa sangat terbantu dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan
dikarenakan pembangunan yang dilaksanakan dan berbagai bentuk pemberdayaan yang dilakukan baik itu pelatihan, penyuluhan, pembimbingan sampai pada pelayanan sehingga
dapat menimbulkan partisipasi masyarakat desa dalam meningkatkan taraf hidupnya. Hal ini sesuai dengan pendapat tokoh-tokoh masyarakat yang ikut serta dalam PNPM Mandiri
Perdesaan.
4.2.1.3 Kondisi Kehidupan Masyarakat di Desa Hilimo’asio
Masyarakat di Desa Hilimo’asio sebagian besar mengandalkan tanah ladang di desanya dan tanah sawah di desa lain sebagai sumber mata pencahariannya. Oleh karena
itulah, Desa Hilimo’asio memiliki wilayah seluas 987 ha yang diperuntukkan untuk perladangan. Selain tanah ladang, sebagian masyarakat lain mengandalkan tanah sawah yang
berada di luar desa hilimo’asio yang dikarenakan kontur tanah di Desa Hilimo’asio tidak sesuai untuk menggarap sawah yang berada di daerah pegunungan sehingga mayoritas dari
penduduk tersebut bergantung pada hasil pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Hanya sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan sebagai buruh atau
pegawai di desa ini. Tingkat peluang berusaha di Desa Hilimo’asio masih tergolong agak susah walaupun
memiliki banyak peluang. Hal ini disebabkan pendidikan masyarakat yang masih rendah, sehingga banyak masyarakat yang hanya bergantung dari hasil pertanian untuk dapat
memenuhi kebutuhan pangan, sandang pakaian dan kebutuhan rumahnya. Fasilitas umum yang diterima oleh masyarakat di Desa Hilimo’asio tidak sama
dengan fasilitas yang diterima di kota terutama dalam hal transportasi yang dikarenakan tidak adanya penghubungjembatan yang menghubungkan Desa Hilimo’asio dengan daerah lain
sehingga harus menyeberangi sungai yang mengakibatkan desa tersebut terisolir dan belum mendapatkan fasilitas penerangan dari PLN. Walaupun demikian pemerintah telah
memberikan bantuan pendidikan dan bantuan kesehatan kepada masyarakat. Potensi sumber daya alam di desa Hilimo’asio adalah melalui pertanian. Penggunaan
potensi sumber daya alam ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat lebih banyak menggantungkan hidupnya kepada hasil dari ladang mereka.
Kehidupan masyarakat di Hilimo’asio tidak lebih baik dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Idanogawo. Hal ini disebabkan Desa Hilimo’asio merupakan desa yang bisa
dikatakan sedikit terisolir yang disebabkan tidak adanya moda transportasi yang bisa melewati desa ini untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat. Masalah ini
disebabkan oleh faktor alam dan kondisi wilayah dimana desa ini berada. Untuk masuk ke wilayah Desa Hilimo’asio ini harus melewat sungai yang cukup lebar dengan arus yang
cukup deras dan tidak adanya jembatan yang menyambungkan desa ini ke desa lainnya. Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa masyarakat di Desa Hilimo’asio masih berada di
bawah garis kemiskinan karena tidak adanya geliat ekonomi yang signifikan. Namun, seiring dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan yang telah menjalankan fungsinya yang
salah satunya dengan pembangunan infrastruktur berupa pengerasan jalan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat desa
4.2.1.4 Implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio
PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan
merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan PPK, yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan
pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.
Masyarakat desa terutama dari rumah tangga miskin merupakan sasaran dari PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus juga sebagai pelaku utama dari setiap tahapan pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan.Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya dari aparat dan konsultan di tingkat desa, kecamatan,
kabupaten dan seterusnya lebih berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dapat tercapai
dan dilaksanakan secara benar dan konsisten. PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan oleh masyarakat, artinya keberadaan
masyarakat dalam program merupakan hal yang utama. Masyarakat ikut terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian program. Dimana azas Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah Dari , Oleh, Untuk, Masyarakat DOUM.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dari hasil wawancara dan juga angket, dapat dilihat dari jawaban para informan seperti jawaban yang dikatakan oleh
penanggung jawab operasional kegiatan di Kecamatan bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan adalah berasal dari usulan masyarakat. Pelaksaan PNPM Mandiri Perdesaan
dimulai dari Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung melalui fórum-forum pertemuan maupun dengan mengembangkan memanfaatkan media saluran
informasi masyarakat di berbagai tingkat pemerintahan. Selanjutnya Masyarakat melakukan musyawarah untuk menentukan daftar usulan kegiatan kebutuhan desa, musyawarah ini
dilakukan oleh masing-masing desa yang ada di Kecamatan Idanogawo. Tim penulis Usulan Desa akan membuat laporan gagasan-gagasan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
musyawarah desa dan musyawarah desa khusus perempuan menjadi usulan desa.
Selanjutnya hasil musyawarah tersebut diberikan kepada Tim Pelaksana Kegiatan TPK. Dalam pelaksanan PNPM Mandiri Perdesaan untuk menentukan program apa yang
diproritaskan, maka dilakukan rembuk warga musyawarah. Selain itu juga dilakukan Musyawarah Antar Desa MAD untuk dapat mendengarkan saran-saran serta pendapat
masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan dari PNPM Mandiri Perdesaan ini. Penentuan lokasi atau desa yang di prioritaskan untuk menerima program PNPM ini juga atas
usulan masyarakat yang hadir pada MAD. Demikian juga disampaikan oleh Fasilitator Kecamatan Bapak Ficky Lesmana
Zebua,ST yaitu: “PNPM Mandiri Perdesaan ini merupakan program yang menggunakan sistem
kompetisi sehat, artinya di dalam melakukan musyawarah antar desa, semua desa berkompetisi dan berupaya agar desa mereka memperoleh bantuan PNPM, namun
tetap tidak bersifat egoisme. Di dalam musyawarah, tiap perwakilan desa yang terdiri dari delapan orang menceritakan perihal kondisi yang ada di desa masing-masing, apa
yang menjadi kebutuhan paling prioritas di desa mereka, misalnya keluhan-keluhan warga juga diutarakan. Kemudian setelah semua wakil desa menceritakan kondisi yang
ada di desa masing-masing, lalu diadakan muswyawarah antar desa untuk menunjuk desa mana yang pantas didahulukan kepentingannya yang kira-kira harus segera
mendapat bantuan PNPM Mandiri Perdesaan. Dan yang menunjuk itu adalah perwakilan dari setiap desa. Seterusnya dilakukan musyawarah kembali ketika dana
yang ada masih tersisa hingga seluruh desa mendapatkannya. Dan kalau saya lihat proses ini sudah berjalan dengan baik karena selama ini tidak ada laporan yang
menyatakan bahwa dalam musyawarah terjadi keributan dan kekacauan untuk mempertahankan pendapatnya, semuanya dituntut untuk saling menghargai dan
keputusan akhir berdasarkan akhir berdasarkan keputusan bersama.”Sumber: Hasil wawancara 2011
Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih anggotanya sendiri untuk menjadi Tim Pelaksana Kegiatan TPK di setiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan desa yang
bersangkutan dan mendapat prioritas pendanaan program. Fasilitator Teknis PNPM Mandiri Perdesaan akan mendampingi TPK dalam mendesain sarana prasarana bila usulan yang
didanai berupa pembangunan infrastruktur perdesaan, penganggaran kegiatan, verifikasi mutu dan supervisi. Para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana prasarana tersebut
berasal dari warga desa penerima manfaat
Setelah menentukan prioritas usulan kegiatan desa, maka Tim Pelaksana Kegiatan akan membuka pelelangan dalam pembangunan sarana dan prasarana usulan kegiatan desa. Peserta
dari pelelangan ini dapat berasal dari badan usaha, LSM, Koperasi ataupun perorangan yang memiliki kesanggupan dalam penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam
pembangunan sarana dan prasarana. Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan perkembangan kegiatan
minimal dua kali dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum program mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah terima
kegiatan kepada desa, serta badan operasional dan pemeliharaan kegiatan atau Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana TP3.
Pembangunan sarana dan prasarana akan di pantau langsung oleh Penanggung Jawab Operasioanl Kegiatan PJOK. Dan setiap bulannya PJOK akan memberikan laporan kepada
PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Nias mengenai pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Idanogawo.
Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berlangsung di Kecamatan Idanogawo khususnya Desa Hilimo’asio adalah pembangunan fisik. Berdasarkan hasil wawancara yang
peneliti lakukan dengan para informan, dapat dikatakan bahwa proses pelaksanaan kegiatan di Desa Hilimo’asio telah berlangsung dengan baik. Pemberdayaan adalah bagian dari tujuan
PNPM Mandiri Perdesaan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompoik lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial,
yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencarian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya Suharto, 2005
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan para informan, dapat dikatakan bahwa proses pemberdayaan itu sudah terlaksana. Seperti yang dikatakan oleh
informan yakni ketua tim pelaksana kegiatan yang mengatakan bahwa yang menjadi sasaran dalam PNPM ini adalah masyarakat yang perekonomiannya lemah, rumah tangga miskin.
Begitu juga dengan keikutsertaan masyarakat yang menjadi sasaran program, dapat dilihat dari peran serta masyarakat Desa Hilimo’asio yang berpartisipasi dalam pelaksanaan PNPM
dan hal itu sudah terarah artinya sudah langsung ditujukan kepada yang memerlukan dan sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan adanya pembangunan fisik dari PNPM Mandiri Perdesaan berupa infrastruktur akan sangat membantu proses masyarakat agar lebih berdaya. Karena pada intinya,
menyelesaikan suatu permasalahan yang merupakan masalah umum akan lebih gampang bila dibahas dan diselesaiakan secara bersama-sama. Walaupun dalam pelaksanaan kegiatan
PNPM di desa ini hanya sebagian masyarakat yang turut serta dalam pelaksanaannya tetapi mereka sudah dapat menikmati hasilnya dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan tersebut
dalam hal mencari kebutuhan yang mereka perlukan dan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut.
4.2.1.5 Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Administrasi Pembangunan
Di Indonesia, ada pegeseran menarik dalam hal wacana, paradigma dan kebijakan pembangunan, yakni dari pembangunan ke pemberdayaan. Tepatnya pembangunan desa
terpadu pada tahun 1970-an, bergeser menjadi pembangunan masyarakat desa pada tahun 1980-an dan awal 1990-an, kemudian bergeser lagi menjadi pemberdayaan masyarakat desa
mulai akhir 1990-an hingga sekarang. Kini, dalam konteks reformasi, demokratisasi dan desentralisasi, wacana pemberdayaan mempunyai gaung luas dan populer.
Pemberdayaan sebenarnya merupakan sebuah alternatif pembangunan yang sebelumnya dirumuskan menurut cara pandang developmentalisme modernisasi. Antara
pembangunan lama dan pemberdayaan baru mempunyai cara pandang dan keyakinan yang berbeda, Pada intinya, paradigma lama pembangunan lebih berorientasi pada negara
dan modal sementara paradigma baru pemberdayaan lebih terfokus pada masyarakat dan institusi lokal yang dibangun secara partisipatif. Modal adalah segala-galanya yang harus
dipupuk terus meski harus ditopang dengan pengelolaan politik secara otoritarian dan sentralistik. Sebaliknya, pemberdayaan adalah pembangunan yang dibuat secara demokratis,
desentralistik dan partisipatoris. Masyarakat menempati posisi utama yang memulai, mengelola dan menikmati pembangunan. Negara adalah fasilitator dan membuka ruang yang
kondusif bagi tumbuhnya prakarsa, partisipasi dan institusi lokal. Tidak ada sebuah pengertian maupun model tunggal pemberdayaan. Pemberdayaan
dipahami sangat berbeda menurut cara pandang orang maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosial-budayanya. Ada yang memahami pemberdayaan sebagai proses mengembangkan,
memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Ada pula
pihak lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan adalah proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama-sama pada sebuah kepentingan bersama atau urusan yang secara
kolektif dapat mengidentifikasi sasaran, mengumpulkan sumber daya, mengerahkan suatu kampanye aksi dan oleh karena itu membantu menyusun kembali kekuatan dalam komunitas.
Pemberdayaan masyarakat desa dengan beberapa cara pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi
masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat beneficiaries yang tergantung pada
pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek agen
atau partisipan yang bertindak yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggungjawab negara. Pemberian layanan publik kesehatan, pendidikan,
perumahan, transportasi dan seterusnya kepada masyarakat tentu merupakan tugas kewajiban negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti
terbukanya ruang dan kapasitas, mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan proses
politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan. Model pembangunan partisipatif dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat, yang kemudian terbukti memiliki keunggulan yaitu, meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan desa, partisipasi dan swadaya
masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan cukup tinggi, hasil dan dampaknya, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan cukup nyata, biaya kegiatan pembangunan
relatif lebih murah dibandingkan jika dilaksanakan oleh pihak lain, keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangannya cukup kuat.
PNPM Mandiri Perdesaan , memiliki berbagai kelemahan, antara lain, eksklusif tidak mengikuti mekanisme dan prosedur yang ada sesuai peraturan perundangan, konstruksi
program bersifat ad hoc, sehingga tidak ada jaminan keberlanjutannya, partisipasi masyarakat dan peran pemerintah cenderung terbentuk dalam pola hubungan zero sum game
atau saling mengurangi: partisipasi masyarakat meningkat karena peran pemerintah dikurangi, daya tekan dan dampaknya terhadap peningkatan manajemen pemerintah dan
kepemerintahan yang baik belum optimal dan menciptakan ketergantungan kepada bantuan teknis dari fasilitator dan konsultan.
Pengintegrasian adalah penyatupaduan pengelolaan pembangunan partisipatif versi PNPM-MP ke dalam sistem pembangunan daerah, dan penyelarasan model perencanaan
teknokratis dan politis dengan perencanaan partisipatif melalui mekanisme Musrenbang. Yang bertujuan meningkatkan efektivitas proses dan mengoptimalkan capaian pembangunan,
meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan desa, menyelaraskan perencanaan teknokratis, politis dengan perencanaan partisipatif serta mendorong
terwujudnya pembagian wewenang dan penyerahan urusan pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa;
Yang diintegrasikan dalam unsur-unsur sistem dimaksud adalah nilai-nilai yang diwujudkan sebagai prinsip dalam pelaksanaan PNPMMP, diintegrasikan agar terinternalisasi
dalam pelaksanaan kegiatan regular, ketentuan dan tatacara yang menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan secara terbuka, patisipatif dan berpihak kepada masyarakat
miskin, diintegrasikan untuk mewarnai proses pengambilan keputusan dalam Musrenbang, proses perencanaan PNPM-MP, mulai dari MMDD, MKP, Musdes Perencanaan,
Musyawarah Antar Desa MAD Prioritas dan Pendanaan diintegrasikan ke dalam proses reguler, yaitu penyusunan RPJM Desa dan review rencana kegiatan tahunan RKP Desa.
Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan, pengelolaan kegiatan secara swakelola oleh masyarakat, yang menjadi salah satu keunggulan PNPM-MP diitegrasikan agar terwujud pola
standart pengelolaan kegiatan yang didanai dari berbagai sumber ADD, Swadaya,Program, APBD, dll, ketentuan dan tatacara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan secara terbuka
dan akuntabel, diintegrasikan untuk membangun pola standart pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan pembangunan partisipatif di desa serta pengintegrasian pelaku berarti
meleburkan fungsi ke dalam dan pendayagunakan personil pelaku program oleh lembaga- lembaga reguler LPMD, Pemerintah Desa, BPD,dll.
Berikut ini akan disajikan data dari hasil jawaban para informan atas pertanyaan yang berhubungan dengan sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio.
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai PNPM Mandiri Perdesaan
dalam memberikan Penyuluhan Kepada Masyarakat
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Selalu
16 32,0
2. Sering
24 48,0
3. Kadang-kadang
6 12,0
4. Jarang
4 8,0
5. Tidak pernah
- -
Jumlah 50
100 Sumber : Hasil Penelitian 2011
Data tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang responden 48,0 menjawab bahwa PNPM Mandiri Perdesaan sering melaksanakan
penyuluhan kepada masyarakat, 16 orang responden 32,0 menjawab selalu, 6 orang responden 12,0 menjawab kadang-kadang, 4 orang responden 8,0 jarang, dan tidak
ada satupun responden yang menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil dari wawancara kepada fasilitator kecamatan, mengatakan bahwa
penyuluhan selalu dilakukan dan tidak terbatas waktunya, dan penyuluhan selalu dilakukan dari awal sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan.
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keberadaan Kepala Desa
Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Baik
5 10,0
2. Baik
14 28 ,0
3. Cukup Baik
22 44,0
4. Kurang Baik
9 18,0
5. Tidak Baik
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 22
orang responden 44,0 menjawab bahwa keberadaan Kepala Desa dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan cukup baik, sebanyak 14 orang responden 28 menjawab baik, 9
orang responden 18,0 menjawab kurang baik, 5 orang responden 14,0 menjawab sangat baik, dan tidak ada satupun responden menjawab tidak baik.
Apabila di telusuri tentang visi dan misinya dalam melaksanakan pembangunan termasuk melalui PNPM Mandiri Perdesaan dapat dilihat seperti pada tabel di atas.
Komitmen Kepala Desa terutama dalam hal mengkoordinir, mengawasi, mengendalikan, serta mendukung kelancaran administrasi kewenangan mulai penyusunan keuangan dan
pertanggungjawabannya adalah sangat diperlukan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini terutama dalam alasan, karena model pergerakan pembangunan yang
berbasis masyarakat dengan sistem kelompok dan kerja sama dengan menggunakan uang yang harus di pertanggung jawabkan merupakan hal yang baru bagi masyarakat, oleh karena
itu komitmen peranan Kepala Desa seperti yang dijelaskan di atas adalah sangat penting. Dalam hal tersebut di dalam implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di desa Hilimo’asio
dilakoni dengan baik oleh Kepala Desa Hilimo’asio. Data ini cukup kuat menunjukan bahwa Kepala Desa cukup perhatian untuk
mengendalikan ataupun memotivasi pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Kepala Desa dalam hal ini cukup memahami tentang pentingnya peranannya sesuai dengan konsepsi dari
kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan.
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Visi Misi Kepala Desa Dalam Melaksanakan
PNPM Mandiri Perdesaan
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Sangat Baik
3 6,0
2. Baik
24 48 ,0
3. Cukup Baik
16 32,0
4. Kurang Baik
7 14,0
5. Tidak Baik
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 24
orang responden 48,0 menjawab bahwa visi misi Kepala Desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan baik, sebanyak 16 orang responden 32 menjawab cukup baik, 7
orang responden 14,0 menjawab kurang baik, 3 orang responden 6,0 menjawab sangat baik dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak baik.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Hilimo’asio memaklumi visi misi Kepala Desa dalam menggerakan pembangunan. Tanggapan responden menunjukan
bahwa visi misi Kepala Desa cukup jelas dapat di pahami dan di tangkap dalam hal menggerakan pembangunan, termasuk dalam mensukseskan PNPM Mandiri Perdesaan. Hal
ini selain ditunjukan tabel, juga dengan kehadiran Kepala Desa senantiasa memberikan waktu untuk menjelaskan visi misi pembangunannya yang dapat dipahami dan dijadikan panduan
oleh masyarakat untuk melaksanakan setiap pergerakan pemabngunan, seperti pengayoman,
pendampingan dan menghidupkan kerja sama.Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Komitmen
Kepala Desa Dalam Pembangunan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Baik
3 6,0
2. Baik
22 44 ,0
3. Cukup Baik
20 40,0
4. Kurang Baik
5 10,0
5. Tidak Baik
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Data tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 22 orang responden 44,0 menjawab bahwa komitmen Kepala Desa dalam pembangunan baik, 20
orang responden 40,0 menjawab cukup baik, 5 orang responden 10,0 menjawab kurang baik, 3 orang responden 6,0 sangat baik dan tidak ada satupun responden yang
menjawab tidak baik. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komitmen Kepal Deasa dalam pembangunan sangat
kuat dalam mengkoordinir, mengawasi, mengendalikan, dan mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.
Komitmen Kepala Desa terutama dalam hal menkoordinir, mengawasi, mengendalikan serta mendukung kelancaran administrasi keuangan mulai penyusunan
keuangan dan pertanggungjawabannya adalah sangat diperlukan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini terutama dengan alasan, karena model pergerakan pembangunan
yang berbasis pada masyarakat dengan sistem kelompok dan kerjasama dengan menggunakan uang yang harus dipertanggungjawabkan adalah sesuatu hal yang baru bagi masyarakat, oleh
sebab itu komitmen peranan Kepala Desa seperti dijelaskan diatas adalah sangat penting. Dan hal tersebut di dalam implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio.
Data ini cukup kuat menunjukan bahwa Kepala Desa cukup perhatian dalam mengendalikan ataupun memotivasi pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Kepala Desa
dalam hal ini cukup memahami tentang pentingnya peranannya sesuai dengan konsepsi dari kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan.
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai
Keputusan Dan Arahan Kepala Desa No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Baik
5 10,0
2. Baik
19 38 ,0
3. Cukup Baik
17 34,0
4. Kurang Baik
9 18,0
5. Tidak Baik
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab baik
dengan keputusan dan arahan Kepala Desa adalah 19 orang responden 38,0, 17 orang responden 34,0 menjawab cukup baik, 9 orang responden 18,0 menjawab kurang
baik, 5 orang responden 10,0 sangat baik dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak baik.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Hilimo’asio sangat menghormati dan menghargai atas keputusan Kepala Desa selaku pemimpin ataupun atasan di desa dalam
berbagai aktivitas masyarakat terutama dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Gambaran ini dapat menunjukan, bahwa tingkat pemahaman Kepala Desa terhadap program-
program PNPM Mandiri Perdesaan cukup baik, sehingga ketika Kepala Desa melakukan keputusan dan pengarahan maka dengan senang hati pada umumnya masyarakat dalam hal ini
kelompok kerja PNPM Mandiri Perdesaan senantiasa menerima atau mengikuti selanjutnya kalau ditelusuri bagaimana manfaat atau efektifitas keputusan ataupun arahan-arahan Kepala
Desa dalam mensukseskan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan maka akan menunjukan betapa efektifnya keputusan dan arahan tersebut dirasakan dalam kesuksesan yang dirasakan
peserta PNPM Mandiri Perdesaan.
Sebenarnya keputusan itu dibuat tidaklah satu arahan yaitu datangnya hanya dari Kepala Desa, tapi dilakukan dengan diskusi ataupun tukar pendapat untuk melihat alternatif
kebijakan yang lebih baik untuk dilakukan oleh peserta PNPM Mandiri Perdesaan.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keputusan Kepala Desa Dalam Pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Efektif
16 32,0
2 Efektif
23 46,0
3. Cukup Efektif
5 10,0
4. Kurang Efektif
6 12,0
5. Tidak Efektif
- -
Total 50
100,0
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 4.10 pendapat responden tentang keputusan Kepala Desa dalam pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan adalah 23 orang 46,0 menjawab efektif, 16 orang 32,0 menjawab sangat efektif , 6 orang 12,0 menjawab tidak efektif, 5 orang 10,0
menjawab kurang efektif dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak memadai.
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Berlaku Adilnya Kepala Desa Bagi
Masyarakatnya Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Adil
5 10,0
2. Adil
25 50,0
3. Cukup Adil
11 22,0
4. Kurang Adil
9 18,0
5. Tidak Adil
- -
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu
sebanyak 25 orang responden 50,0 menjawab bahwa Kepala Desa adil bagi masyarakatnya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, 11 orang responden 22,0
menjawab cukup adil, 9 orang responden 18,0 menjawab kurang adil, 5 orang responden 10,0 menjawab sangat adil dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak adil.
Dimensi keadilan ini adalah salah satu unsur penting bagi seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan kepemimpinan dengan baik. Jika seorang pemimpin tidak berlaku adil,
pasti tidak di dengar oleh bawahannya karena tidak dipercayai apalagi dalam masyarakat. Masalah keadilan terkadang sangat sulit dicapai karena adil itu sangat relatif. Satu
kebijakan dirasa adil bagi satu kelompok masyarakat, tetapi tidak adil bagi masyarakat lainnya. Namun dalam hal ini kejujuran, keterbukaan dan mengikuti aturan-aturan yang baku
yang diterapkan oler aturan-aturan dapat membantu Kepala Desa dalam mewujudkan tindakan yang lebih adil, sepertinya hal ini telah dilakukan dengan baik oleh Kepala Desa
Hilimo’asio, khususnya dala pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Musyawarah Yang Dipimpin Oleh Kepala
Desa Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Baik
28 56,0
2. Baik
13 26,0
3. Cukup Baik
7 14,0
4. Kurang Baik
2 4,0
5. Tidak Baik
- -
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 28 orang responden 56,0 menjawab bahwa musyawarah yang dipimpin oleh
Kepala Desa dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan sangat baik, 13 orang responden 26,0 menjawab baik, 7 orang responden 14,0 menjawab cukup baik, 2 orang
responden 4,0 kurang baik dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak baik. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peranan musyawarah yang dipimpin oleh Kepala
Desa sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan keikutsertaan masyarakat miskin cukup tinggi, dan merupakan
target dari PNPM Mandiri Perdesaan untuk mengentaskan masalah kemiskinan mereka. Dimensi lain yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
adalah tentang kesiapan, pemahaman, disiplin dan motivasi yang baik dari para peserta. Tidak akan berdampak walaupun program-program pembangunan dibuat dan dikendalikan
oleh Kepala Desa jika peserta tidak memahami, tidak mengetahui, tidak bertanggungjawab, jelas tidak akan berhasil dan sia-sia. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana juga kesiapan
akan motivasi dan disiplin dari peserta.
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Mengenai
PNPM Mandiri Perdesaan
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Sangat Paham
1 2,0
2. Paham
10 20,0
3. Cukup Paham
26 52,0
4. Kurang Paham
13 26,0
5. Tidak Paham
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 26 orang responden 52,0 menjawab bahwa cukup paham mengenai PNPM Mandiri
Perdesaan, sebanyak 13 orang responden 26 menjawab kurang paham, 10 orang responden 20,0 menjawab paham, 1 orang responden 2,0 menjawab sangat paham,
dan tidak ada satupun responden menjawab tidak berkualitas.
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mengetahui Pelaksanaan
Program PNPM Mandiri Perdesaan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Paham
1 2,0
2. Paham
10 20,0
3. Cukup Paham
26 52,0
4. Kurang Paham
13 26,0
5. Tidak Paham
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 4.14 pendapat responden tentang pelaksanaan program PNPM Mandiri
Perdesaan adalah 26 orang 52,0 menjawab cukup paham, 13 orang 26,0 menjawab cukup paham, 10 orang 20,0 menjawab paham, 1 orang 2,0 menjawab sangat paham
dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak paham.
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Dalam Pelaksanakan Program
PNPM Mandiri Perdesaan Selalu Dilaksanakan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Selalu
6 12,0
2. Sering
20 40,0
3. Kadang-kadang
24 48,0
4. Jarang
- -
5. Tidak Pernah
- -
Jumlah 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 24
orang responden 48,0 menjawab bahwa disiplin dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan kadang-kadang dilaksanakan, sebanyak 20 orang responden 40 menjawab
sering, 6 orang responden 12,0 menjawab selalu, dan tidak ada satupun responden menjawab kurang memuaskan dan tidak memuaskan.
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang PNPM Mandiri Perdesaan Berpengaruh Bagi
Masyarakat Miskin di Desa Hilimoasio No
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Berpengaruh
19 38,0
2. Berpengaruh
23 46,0
3. Cukup Berpengaruh
8 16,0
4. Kurang Berpengaruh
- -
5. Tidak Berpengaruh
- -
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 4.16 pendapat responden tentang pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan bagi
orang miskin adalah 23 orang 46,0 menjawab berpengaruh, 19 orang 38,0 menjawab sangat berpengaruh, 8 orang 16,0 menjawab cukup berpengaruhdan tidak ada satupun
responden yang menjawab kurang serta tidak berpengaruh.
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sarana
Dan Prasarana di Desa Hilimoasio No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Memadai
- -
2. Memadai
8 16 ,0
3. Cukup Memadai
16 32,0
4. Kurang Memadai
22 44,0
5. Tidak Memadai
4 8,0
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 22
orang responden 44,0 menjawab bahwa sarana dan prasarana di Desa Hilimo’asio kurang memadai, sebanyak 16 orang responden 32 menjawab cukup memadai, 8 orang
responden 16,0 menjawab memadai, 4 orang responden 8,0 menjawab tidak memadai, dan tidak ada satupun responden menjawab sangat memadai.
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan
Oleh Pemerintah No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Selalu
1 2,0
2. Sering
10 20,0
3. Kadang-kadang
26 52,0
4. Jarang
13 26,0
5. Tidak Pernah
- -
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 26
orang responden 52,0 menjawab bahwa sosialisasi yang dilaksanakan oleh pemerintah mengenai PNPM Mandiri Perdesaan adalah kadang-kadang, sebanyak 13 orang responden
26 menjawab jarang, 10 orang responden 20,0 menjawab sering, 1 orang responden 2,0 menjawab selalu, dan tidak ada satupun responden menjawab tidak pernah.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sangat dibutuhkan sekali sosialisasi yang lebih tentang program PNPM Mandiri Perdesaan, supaya kinerja dalam pelaksanaan berjalan
sesuai dengan yang diinginkan baik masyarakat dan pemerintah daerah.
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peranan Perangkat Desa
Dalam Mensukseskan Program PNPM Mandiri Perdesaan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Baik
13 26,0
2. Baik
21 42,0
3. Cukup Baik
16 32,0
4. Kurang Baik
- -
5. Tidak Baik
- -
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu
sebanyak 21 orang responden 42,0 menjawab peranan perangkat desa dalam mensukseskan PNPM Mandiri Perdesaan baik, 16 orang responden 32 menjawab cukup
baik, 13 orang responden 26,0 menjawab sangat baik dan tidak ada satupun responden menjawab kurang baik serta tidak baik.
Dari tabel diatas bahwa perangkat desa belum secara keseluruhan mendapat penilaian baik dalam mensukseskan PNPM Mandiri Perdesaan. Untuk itu pada masa yang akan datang
keadaan ini perlu ditingkatkan agar program PNPM Mandiri Perdesaan dapat lebih baik.
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang PNPM Mandiri Pedesaan
Menjadi Program Pemerintah Dalam Mengentaskan Kemiskinan
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Sangat Setuju
8 16,0
2. Setuju
16 32,0
3. Cukup Setuju
13 26,0
4. Kurang Setuju
11 22,0
5. Tidak Setuju
2 4,0
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 4.20 pendapat responden tentang PNPM Mandiri Perdesaan adalah program
pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan adalah 16 orang 32,0 menjawab setuju, 13 orang 26,0 menjawab cukup setuju, 11 orang 22,0 menjawab kurang setuju, 8 orang
16 menjawab sangat setuju dan 2 orang 4,0 responden yang menjawab tidak setuju. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Hilimo’asio sangat setuju pemerintah
melaksanakan program ini untuk mengentaskan masalah kemiskinan di masyarakat. Gambaran ini sebenarnya dapat dijadikan dasar dari pemerintah bahwa dalam menghadapi
keadaan sulit sekarang ini, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi, lapangan pekerjaan yang semakin sulit, maka pemerintah perlu mengembangkan program-program dengan
pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan. Karena selain memberikan peluang kerja kesejahteraan masyarakat juga mampu memberikan peran secara aktif dalam pembangunan
secara mandiri.
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang
Jalannya Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Sesuai Dengan Rencana
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Sangat Setuju
8 16,0
2. Setuju
22 44,0
3. Cukup Setuju
17 34,0
4. Kurang Setuju
3 6,0
5. Tidak Setuju
- -
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel 4.21 pendapat responden tentang jalannya kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sesuai dengan rencana adalah 22 orang 44,0 menjawab setuju, 17 orang
34,0 menjawab cukup setuju, 8 orang 16,0 menjawab sangat setuju, 3 orang 6,0 menjawab kurang setuju dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju.
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio cukup terlaksana sesuai dengan rencana.
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ada Peningkatan
Kinerja PNPM Mandiri Perdesaan No
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Sangat Yakin
5 10,0
2. Yakin
14 28,0
3. Cukup Yakin
16 32,0
4. Kurang Yakin
7 14,0
5. Tidak Yakin
8 16,0
Total 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 4.22 pendapat responden tentang adanya peningkatan kinerja PNPM Mandiri
Perdesaan adalah 16 orang 34,0 menjawab cukup yakin, 14 orang 28,0 menjawab yakin, 8 orang 16,0 menjawab tidak yakin, 7 orang 14,0 menjawab kurang yakin dan
5 orang 10,0 menjawab cukup yakin. Dilihat dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa responden menyatakan cukup yakin
dapat meningkatkan kinerja PNPM Mandiri Perdesaan tanpa ragu-ragu. Hal ini sekaligus menunjukan betapa masyarakat sangat senang dengan program PNPM Mandiri Perdesaan.
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Menimbulkan Permasalahan
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
- -
2 Setuju
3 6,0
3 Cukup Setuju
10 20,0
4 Kurang Setuju
16 32,0
5 Tidak Setuju
21 42,0
TOTAL 50
100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 Dari tabel 4.23 pendapat responden tentang pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
menimbulkan masalah di desa Hilimo’asio adalah 21 orang 42,0 menjawab tidak setuju, 16 orang 32,0 menjawab kurang setuju, 10 orang 20,0 menjawab cukup setuju, 3
orang 6,0 menjawab setuju dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju. Dari tabel di atas dapat dikatakan masyarakat di Desa Hilimo’asio sudah baik
melakukan kegiatan yang membangun tanpa ada perbedaan gender, hal ini dapat dilihat dari tabel yang menunjukan tidak ada permasalahan ataupun keributan. Hanya perlu diperhatikan
bagaimana peranan daripada berbagai pihak secara fungsional dapat ditingkatkan.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang interpretasi variabel yang sudah disajikan. Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data
dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimna adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.
Dari seluruh data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan, pemberian kuesioner, wawancara serta melalui
observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio maka akan dilakukan analisa terhadap setiap
data yang ada dan fakta yang di dapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.
Dari data yang telah di sajikan pada bab terdahulu menunjukan bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik,
karena keterlibatan masyarakat dari berbagai latar belakang dari kalangan masyarakat miskin yang lebih merupakan kelompok sasaran dari pada program telah terjangkau dengan baik,
sesuai dengan yang diharapkan program. Akan tetapi, karena kesulitan ekonomi pada saat ini,volume PNPM Mandiri Perdesaan memerlukan kapasitas yang lebih besar agar mampu
menjangkau atau memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat yang memerlukan terutama lagi penganguran dan masyarakat miskin.
Dari dimensi perangkat pemerintahan atau yang ditugasi dalam mengarahkan keberhasilan program ini, memang disana sini masih mengalami kekurangan, mungkin
karena kekurangan pengalaman atau luasnya jangkauan wilayah kerja mereka, akan tetapi di telusuri terutama dari responden menyatakan hal tersebut diperbaiki dan bahkan tidak
menjadi penghambat. Yang perlu adalah komitmen pemerintah untuk senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan dukungan administrasi, sehingga akan terjadi proses belajar yang
terus menerus. Dalam arti, tidak hanya mengejar target belaka seperti yang dilakukan pada program-program pembangunan seperti yang dilakukan pada masa-masa Orde Baru yang
lebih dikenal dengan pendekatan “Top Down” serta dengan laporan “ Asal Bapak Senang”. Apakah program tersebut melembaga atau dapat dilakukan dengan keberlanjutan, itu tidak
menjadi soal. Namun dari pengalaman PNPM Mandiri Perdesaan menghendaki pendekatan yang berbasis masyarakat.
Dalam hal ini, masyarakatlah yang menjadi subjek dalam pelaksanaan pembangunan, dalam hal ini mulai dari menetapkan kelompok kerja, menyusun program dan proyek,
mengerjakan serta mengawasi. Pemerintah dalam hal ini dalam posisi sebagai pendamping dan pendukung. Akan tetapi walaupun dala posisi demikian,dari hasil penelitian dan data
yang diperoleh menunjukkan perencanaannya cukup dirasakan dalam hal ini bisa saja karena pengalaman masyarakat terutama dalam menyusun dan melaksanakan sesuatu program
dengan dana yang datangnya dari pemerintah, dimana dana atau uang tersebut harus dapat dipergunakan dan dilaporkan dengan baik, dengan sistem pembukuan yang telah dibukukan
membuat masyarakat peserta PNPM Mandiri Perdesaan sedikit mengalami kesulitan. Oleh karena itulah para pamong desa dan terutama peranan kepala desa sangat diperlukan. Peranan
Kepala Desa dalam hal ini sangat penting, dapat mengendalikan perangkatnya di desa untuk dapat memberikan pendampingan atau pengarahan terutama dalam penyusunan administrasi
sesuai dengan pola administrasi yang dibakukan. Kepala Desa juga dapat membangkitkan semangat masyarakat dengan berbagai model pendekatan yang dapat dilakukannya apabila
Kepala Desa yang bersangkutan mau dan komitmen untuk membangun wilayah dan masyarakatnya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Hilimo’asio, Kepala Desa
telah memberikan peranan tersebut dengan baik. Terbukti dari hasil observasi sampai saat ini
belum di dapat masalah yang berarti dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio.
5.1 Peranan Pemerintah Daerah Khususnya Pemerintahan Desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimoasio
Dalam Peraturan Pemerintah Daerah nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa pasal 11. Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa pasal 12 ayat 1, yang saling bekerjasama untuk
mensukseskan pembangunan desa. Lebih jauh lagi kepala desa sebagai pimpinan tertinggi dari pemerintahan desa memiliki tugas-tugas yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan dan memiliki wewenang dalam membina perekonomian masyarakat dan mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
Pemerintahan desa sangat berperan dalam program PNPM Mandiri Perdesaan dimana pemerintahan desa dan PNPM Mandiri Perdesaan sangat sering berkoordinasi dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan mulai dari sosialisasi program, musyawarah antar desa, sampai pada pelaksanaan program dan
seterusnya. Kepala desa sangat terbantu dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan dikarenakan pembangunan yang dilaksanakan dan berbagai bentuk pemberdayaan yang
dilakukan baik itu pelatihan, penyuluhan, pembimbingan sampai pada pelayanan sehingga dapat menimbulkan partisipasi masyarakat desa dalam meningkatkan taraf hidupnya.
5.2. Peranan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM MP di Desa Hilimo’asio.
Pelaksanaan sebuah program akan dikatakan berperan apabila memberikan dampak atau hasil kepada si penerima program dan juga pelaksana program, hasil positif dari sebuah
program akan dijadikan ukuran keberhasilan program dalam hal pelaksanaanya. PNPM Mandiri Perdesaan yang berlangsung di Desa Hilimo’asio telah menunjukkan
hasil yang positif. Hasil dari program PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan di Desa Hilimo’asio yaitu pembangunan sarana dan prasarana jalan. Sarana dan prasarana jalan yang
telah direalisasikan akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dari masyarakat di Desa Hilimo’asio baik itu sandang, pangan dan
papan.
5.3. Kondisi Kehidupan Masyarakat di Desa Hilimo’asio