Pelaksanaan sebuah program akan dikatakan berperan apabila memberikan dampak atau hasil kepada si penerima program dan juga pelaksana program, hasil positif dari sebuah
program akan dijadikan ukuran keberhasilan program dalam hal pelaksanaanya. PNPM Mandiri Perdesaan yang berlangsung di Desa Hilimo’asio telah menunjukkan
hasil yang positif. Hasil dari program PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan di Desa Hilimo’asio yaitu pembangunan sarana dan prasarana jalan. Sarana dan prasarana jalan yang
telah direalisasikan akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dari masyarakat di Desa Hilimo’asio baik itu sandang, pangan dan
papan.
5.3. Kondisi Kehidupan Masyarakat di Desa Hilimo’asio
Masyarakat di Desa Hilimo’asio sebagian besar mengandalkan tanah ladang di desanya dan tanah sawah di desa lain sebagai sumber mata pencahariannya. Oleh karena
itulah, Desa Hilimo’asio memiliki wilayah seluas 987 ha yang diperuntukkan untuk perladangan. Selain tanah ladang, sebagian masyarakat lain mengandalkan tanah sawah yang
berada di luar desa hilimo’asio yang dikarenakan kontur tanah di Desa Hilimo’asio tidak sesuai untuk menggarap sawah yang berada di daerah pegunungan sehingga mayoritas dari
penduduk tersebut bergantung pada hasil pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Hanya sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan sebagai buruh atau
pegawai di desa ini. Sebagian besar penduduk desa Hilimo’asio juga mempunyai pekerjaan sampingan yakni memelihara ternak untuk mengisi waktu senggangnya di rumah jika tidak
ada kegiatan penting. Walaupun demikian, dengan berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya masih saja tingkat ekonomi dari
masyarakat Desa Hilimo’asio masih jauh di bawah rata-rata. Peneliti dalam observasinya melihat bahwa dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan masyarakat sangat
susah dalam memenuhinya. Masih banyak dari masyarakat yang kekurangan dalam pemenuhan gizi, perumahan masyarakat yang sebagian besar berupa rumah semi permanen
dan beratap rumbia bahkan ada yang masih berlantai tanah yang dihuni lebih dari satu keluarga.
Di Desa Hilimo’asio ini tingkat pendidikan masyarakat sangat rendah yang dapat dilihat dari responden dari peneliti yang sebanyak 50 orang sebanyak 24 orang atau sekitar 48
masih berpendidikan SD dan Cuma segelintir orang saja yang sampai pada tingkatan sarjana dan itupun di bidang pendidikan. Kondisi ini dikarenakan tidak adanya sarana
penunjang dalam pendidikan dan terutama motivasi dari masyarakat itu sendiri pada bidang pendididkan. Di Desa Hilimo’asio berdiri satu Sekolah Dasar SD dan baru pada tahun 2010
didirikan bangunan SMP di lingkungan SD itu juga tetapi SMP ini masih dalam bentuk gedung saja dan belum di operasionalkan. Ironisnya, walaupun telah berdiri cukup lama, SD
di Desa Hilimo’asio Cuma memiliki 3 orang guru yang berstatus pegawai negeri dan salah satunya adalah Kepala Sekolah sendiri itupun kadang-kadang gurunya tidak datang ke
sekolah di sebabkan faktor cuaca dan kondisi jalan yang tidak mendukung. Jadi, dapat di pastikan mutu dan taraf pendidikan di desa ini sangat rendah.
Untuk menjaga kesehatan dari masyarakat desa, pemerintah telah mendirikan pusat pelayanan terpadu POSYANDU di desa. Namun, kesehatan masyarakat tidak dapat di
dukung sepenuhnya oleh program pemerintah tersebut disebabkan kedatangan petugas kesehatan ke Posyandu tersebut cuma sekali dalam dua minggu yang berakibat pada tidak
berfungsinya Posyandu sesuai dengan fungsinya untuk menjaga kesehatan masyarakat desa. Apabila ada masyarakat yang sakit keras dan petugas kesehatan tidak berada di Posyandu
maka masyarakat akan menuju ke Puskesmas yang ada di kecamatan untuk berobat dan sebagian besar masyarakat desa lebih memilih berobat dengan mengunakan obat-obatan
tradisional dikarenakan biaya untuk berobat ke Puskesmas ataupun ke Rumah Sakit tidak terjangkau olh masyarakat.
Negara terbentuk karena ada masyarakat, masyarakat membentuk komunitas dalam suatu kelembagaan yang di motori oleh segelintir orang sebagai pemimpin dan pengayom
mereka. Di Desa Hilimo’asio lembaga resmi yang ada di desa adalah Kepala Desa dan aparat-aparat di bawahnya yang didukung oleh badan permusyawaratan desa BPD yang
berfungsi sebagai mitra pemerintahan desa yang terdiri dari tokoh adat, tokoh masyarakat dan warga yang di tokohkan dalam desa tersebut yang berfungsi mengayomi adat istiadat,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Di desa ini tidak ada lembaga atau organisasi
masyarakat resmi selain dari pemerintahan desa dan BPD sendiri. Kehidupan masyarakat di Hilimo’asio tidak lebih baik dibandingkan desa lainnya di
Kecamatan Idanogawo. Hal ini disebabkan Desa Hilimo’asio merupakan desa yang bisa dikatakan sedikit terisolir yang disebabkan tidak adanya moda transportasi yang bisa
melewati desa ini untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat. Masalah ini disebabkan oleh faktor alam dan kondisi wilayah dimana desa ini berada. Untuk masuk ke
wilayah Desa Hilimo’asio ini harus melewat sungai yang cukup lebar dengan arus yang cukup deras dan tidak adanya jembatan yang menyambungkan desa ini ke desa lainnya.
Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa masyarakat di Desa Hilimo’asio masih berada di bawah garis kemiskinan karena tidak adanya geliat ekonomi yang signifikan. Namun, seiring
dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan yang telah menjalankan fungsinya yang salah satunya dengan pembangunan infrastruktur berupa pengerasan jalan sangat bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat desa
5.4. Implementasi PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Hilimo’asio