Berat Jenis Apriyantono et al., 1989

Kandungan alpha-tokoferol ditentukan dengan sistem HPLC menggunakan Waters Bondapak 18 reverse phase column, 10 μm, 3 : 9 x 300 nm. Fase gerak yang digunakan adalah metanol : air 95 : 5 dengan kecepatan aliran 2,5 ml menit dengan menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 290 nm.

j. Analisis Total Fenol Shetty et al., 1995

Prinsip Analisis total fenol dilakukan berdasarkan prinsip pengukuran absorbansi sampel dengan menggunakan spektrofotometer. Penentuan total fenol dilakukan dengan memasukkan nilai absorbansi yang diperoleh ke dalam persamaan regresi kurva standar. Prosedur Pada metode ini, larutan sampel sebanyak 1 ml ditempatkan dalam tabung reaksi berisi 1 ml etanol 95 dan 5 ml air bebas ion, lalu ditambahkan 0.5 ml reagen Folin Ciocalteau 50. Setelah 5 menit, ditambahkan 1 ml Na 2 CO 3 5 lalu divorteks sampai homogen dan disimpan dalam ruang gelap selama 1 jam. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Kurva standar dipersiapkan dengan menggunakan asam tanat dalam etanol 95 dengan konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm.

k. Berat Jenis Apriyantono et al., 1989

Prinsip Berat jenis adalah perbandingan berat dari suatu volume contoh pada saat tertentu dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan piknometer. Prosedur Sampel minyak cair yang akan ditentukan berat jenisnya sebelumnya harus disaring dulu dengan kertas saring. Hal ini bertujuan membuang benda- benda asing dan kandungan air. Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Piknometer diisi dengan akuades bersuhu 20-30 o C. Pengisian dilakukan sampai kadar air dalam botol meluap dan tidak ada gelembung udara di dalamnya. Setelah ditutup, botol direndam dalam bak air yang bersuhu 25 o C dengan toleransi 0.2 o C selama 30 menit. Botol diangkat dari bak air dan dikeringkan dengan kertas penghisap. Berat botol ditimbang dengan isinya. Perhitungan berat jenis minyak buah merah adalah a = berat botol dan minyak b = berat botol c = berat air pada suhu 25 C l. Indeks Bias Apriyantono et al., 1989 Prinsip Pengukuran indeks bias dengan refraktometer Abbe dilakukan berdasarkan prinsip pembiasan, yaitu jika seberkas cahaya dengan panjang gelombang tertentu jatuh dari udara menuju minyak atau dari media yang kurang padat menuju media yang lebih padat, maka sinar tersebut akan dibiaskan mendekati garis normal. Prosedur Minyak diteteskan pada prisma refraktometer Abbe yang sudah distabilkan pada suhu tertentu, dibiarkan selama 1-2 menit untuk mencapai suhu refraktometer, lalu dilakukan pembacaan indeks bias. Sebelum dan sesudah digunakan prisma refraktometer dibersihkan dengan toluene atau alkohol. Indeks bias perlu dikoreksi untuk temperatur standar, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R = Indeks bias pada suhu standar R’ = Indeks bias pada suhu pembacaan T = Suhu standar T’ = Suhu pembacaan K = 0.000385 untuk minyak

m. Turbidity Point Apriyantono et al., 1989

Prinsip Turbidity point merupakan suhu pada saat bagian termometer yang tenggelam dalam minyak tidak dapat dilihat dengan nyata bila secara horizontal atau sejajar melalui gelas piala dan sampel. Berat jenis minyak pada suhu 25 o C = c b a − R = R’– K T’ – T