Viskositas metode Brookfield Wahyuni, 2000 Bilangan Penyabunan Apriyantono et al., 1989 Bilangan Iod Apriyantono et al., 1989

Prosedur Contoh minyak dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi asam asetat atau alkohol. Kemudian dipanaskan sampai contoh minyak larut sempurna. Larutan ini kemudian didinginkan perlahan-lahan sampai mulai menghablur. Suhu dicatat jika terlihat adanya kristal-kristal halus lemak dicatat dan dinyatakan sebagai turbidity point atau biasa disebut titik kritis.

n. Titik Cair Apriyantono et al., 1989

Prinsip Pengukuran titik cair berdasarkan pengukuran suhu pada saat lemak mulai keluar dari pipa kapiler yang berada di dalam air setelah sebelumnya mengalami pembekuan. Prosedur Lemak cair yang sudah disaring dimasukkan ke dalam tabung kapiler sepanjang 10 mm. Ujung tabung ditutup rapat dengan cara memanaskan pada api kecil dan dijaga jangan sampai terbakar. Tabung pipa kapiler dimasukkan ke dalam refrigerator 4-10 o C, dibiarkan selama 16 jam. Tabung kapiler digabungkan dengan termometer air raksa sehingga ujung tabung berisi lemak sejajar dengan ujung termometer yang berisi air raksa bisa dengan mengikatnya menjadi satu. Kemudian direndam dalam gelas piala 600 ml yang berisi air setengah penuh sehingga termometer terendam sepanjang 30 ml. Suhu dicatat pada saat tetesan lemak mulai jatuh dan digunakan kaca pembesar untuk melihatnya. Suhu yang terbaca merupakan titik cair lemak tersebut.

o. Viskositas metode Brookfield Wahyuni, 2000

Prinsip Aliran bahan dalam viskometer yang didasarkan pada gaya rotasi oleh spindle yang diatur kecepatan putarnya. Pengukuran viskositas dilakukan dengan Viscometer Brookfield. Prosedur Sebelum dilakukan pengukuran, rpm putaran per menit dan beban spindle yang akan digunakan bernomor diatur. Hal ini dilakukan untuk menentukan angka konversinya pada tabel yang terdapat pada bagian atas alat. Nilai rpm yang digunakan adalah 60. Spindle yang digunakan adalah spindle no. 1. Jarum diusahakan menunjuk ke angka nol. Contoh dimasukkan ke dalam wadah hingga tanda tera pada beban terendam. Motor penggerak dijalankan setelah jarum benar-benar berimpit dengan angka nol. Setelah dua menit, motor dimatikan, bersamaan dengan itu, tekan tombol penekan jarum dan baca angka yang ditunjukkan jarum tersebut. A = angka yang ditunjukkan oleh jarum

p. Bilangan Penyabunan Apriyantono et al., 1989

Prinsip Reaksi antara minyak dengan larutan KOH dalam etanol di bawah pendingin tegak serta penitaran kelebihan KOH dengan asam klorida menggunakan indikator fenolftalein. Prosedur Mula-mula, sampel ditimbang sebanyak 5 gram dalam erlenmeyer 300 ml, kemudian ditambahkan 50 ml KOH beralkohol. Erlenmeyer yang berisi sampel dan KOH beralkohol dihubungkan dengan pendingin tegak. Refluks dengan hot plate sampai semua sampel tersabunkan sempurna, yaitu sampai larutan bebas dari butiran lemak. Proses ini membutuhkan waktu 1 jam. Larutan didinginkan dan bagian dalam pendingin tegak dibilas dengan akuades. Larutan ditambahkan 1 ml indikator fenolftalein kemudian dititrasi dengan HCl 0.5 N sampai warna merah jambu hilang. Blanko dibuat seperti pada penetapan contoh tanpa sampel. Perhitungan bilangan penyabunan adalah sebagai berikut: Bilangan penyabunan = gram dalam sampel berat x HCl N x sampel titer blanko titer 1 . 56 − Viskositas = A x angka konversi

q. Bilangan Iod Apriyantono et al., 1989

Prinsip Penentuan bilangan iod didasarkan pada kemampuan gliserida tidak jenuh minyak atau lemak dalam mengabsorbsi sejumlah iod, khususnya apabila dibantu dengan iodin bromida, sehingga membentuk senyawa yang jenuh. Kelebihan iod dititrasi dengan Na-tiosulfat sehingga iod yang diabsorpsi oleh minyak atau lemak dapat diketahui jumlahnya. Prosedur Mula-mula, dilakukan pembuatan pereaksi Hanus, yaitu dengan cara melarutkan 13.2 g I 2 dalam asam asetat glasial panas. Setelah larut, Br 2 ditambahkan ke dalam larutan pereaksi yang telah dingin. Sampel ditimbang tepat 0.1-0.5 g, lalu ditambahkan 10 ml kloroform atau karbon tetraklorinasi untuk melarutkan sampel minyak dan 25 ml pereaksi Hanus. Larutan lalu ditempatkan dalam ruang gelap selama 1 jam sambil sekali-kali dikocok. Sesudah 1 jam, larutan ditambahkan 10 ml larutan KI 15 dan dikocok merata. Larutan segera dititrasi hingga warna kuning iod hampir hilang. Tambahkan 2 tetes larutan pati 1 sebagai indikator. Titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang. Blanko dibuat seperti pada penetapan sampel untuk blanko, sampel diganti dengan kloroformCCL. Perhitungan bilangan Iod adalah sebagai berikut :

r. Bilangan Asam Apriyantono et al., 1989