Rancangan pemetaan sumur dapat dilihat pada Lampiran 2. d.

c. Kultur sel

Sebanyak 850 µL media DMEMF12 yang telah mengandung FBS 10 dimasukkan ke dalam tiap sumur perlakuan fraksi minyak dan air dalam lempeng yang bersumur 24 buah. Kemudian sebanyak 50 µl suspensi sel dengan densitas 2 x 10 6 selml dimasukkan ke dalam tiap sumur. Sebanyak 100 µl larutan fraksi minyak dan air buah merah, masing-masing dimasukkan ke dalam sumur sehingga setiap sumur berisi 1000 µl. Dengan demikian, konsentrasi fraksi di dalam sumur menjadi 1, 2, dan 4 µlml, sedangkan konsentrasi sel dalam sumur menjadi 1 x 10 5 selml. Kontrol positif antikanker yang digunakan adalah senyawa doxorubicin sebanyak 6 µl dengan konsentrasi larutan stok sebesar 2 mgml sebagai indikator penghambatan sel kanker. Konsentrasi doxorubicin dalam sumur sebesar 0.0111 mgml atau 11.1 mgml. Kontrol negatif merupakan sumur yang hanya berisi media penumbuh dan sel. Inkubasi kultur dilakukan selama tiga hari dalam inkubator 37 C, dan CO 2

5. Rancangan pemetaan sumur dapat dilihat pada Lampiran 2. d.

Pemanenan dan Penghitungan Sel dengan Metode Trypan Blue Setelah diinkubasi selama tiga hari, suspensi sel dalam tiap sumur diaduk dengan mikropipet hingga homogen. Kemudian sebanyak 90 μl suspensi tersebut dipipet ke dalam salah satu sumur pada lempeng bersumur 96 lubang dan ditambahkan dengan 10 μl trypan blue 0,4. Lalu campuran suspensi sel dan trypan blue tersebut diaduk hingga homogen. Larutan suspensi sel dan trypan blue tersebut kemudian diteteskan di ujung hemasitometer yang telah ditutup dengan gelas penutup hingga semua bagian di bawah gelas penutup dipenuhi larutan tersebut. Penghitungan sel dilakukan dengan bantuan mikroskop cahaya menggunakan perbesaran 40X. Sel yang dihitung adalah sel berbentuk bulat yang berada dalam 25 kotak pada bagian tengah hemasitometer. Jumlah total sel adalah jumlah seluruh sel yang hidup dan mati. Sel yang hidup tidak akan berwarna, sedangkan sel yang mati akan berwarna biru Gambar 8. Jumlah sel per ml, persen proliferasi dan antiproliferasi dihitung dengan rumus: a : dihitung berdasarkan kontrol negatif b : dihitung berdasarkan aktivitas kontrol positif a b c Gambar 8. Profil sel kanker di bawah video photo microscope : a sebelum diberi tryphan blue perbesaran 25x, b dan c setelah diberi tryphan blue perbesaran 40x. Jumlah selml = Jumlah total sel x FP X 10 4 selml Proliferasi = 100 X negatif kontrol sel rataan jumlah perlakuan mati hidup sel rataan jumlah + Antiproliferasi a = 100 - proliferasi Antiproliferasi b = 100 X positif kontrol erasi Antiprolif merah buah fraksi erasi Antiprolif a a hidup mati

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

PENGARUH PROSES EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK BUAH MERAH Fraksi minyak dan air yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. Kedua fraksi tersebut diperoleh dari satu rangkaian metode ekstraksi sentrifugal seperti yang telah tercantum dalam bab sebelumnya Gambar 7. a b Gambar 9. Fraksi minyak a dan fraksi air buah merah b Metode ekstraksi sentrifugal yang digunakan untuk mengekstrak buah merah memiliki beberapa persamaan tahap dengan metode ekstraksi buah merah yang dilakukan oleh Susanti 2006, yaitu pengukusan, pengepresan, sentrifugasi, dan penguapan. Metode ekstraksi modifikasi 2 tersebut dapat dilihat pada Gambar 10. Rendemen merupakan perbandingan antara jumlah bahan hasil ekstraksi dengan jumlah bahan yang diekstraksi. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting dalam suatu proses produksi. Menurut Budi et al. 2005, hasil rendemen fraksi minyak buah merah dari metode sentrifugal sebesar 15 dari buah merah utuh. Rendemen fraksi air yang diperoleh dari 3 liter pasta sisa sebesar 1.6 liter atau sekitar 53 Tabel 3. Rendemen minyak buah merah hasil ekstraksi modifikasi 2 sebesar 18 Susanti, 2006. Perbedaan rendemen minyak yang dihasilkan dari kedua metode tersebut dapat dikarenakan adanya perbedaan parameter proses, seperti penggunaan suhu, waktu, dan tekanan. Sirait 1981 menyatakan bahwa rendemen pengepresan