3. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa fenol kompleks yang terdapat pada kacang-kacangan Meskin et al., 2002. Senyawa yang tergolong
tanin adalah senyawa polifenol yang mengandung gugus hidroksil dan gugus lainnya misalnya karboksil, sehingga mampu membentuk
kompleks kuat dengan protein. Tanin terkondensasi dihasilkan melalui polimerisasi flavonoid dan banyak terdapat pada tanaman kayu yaitu pada
lapisan biji. Tanin dapat bersifat sebagai antioksida karena kemampuannya dalam menstabilkan fraksi lipid dan keaktifannya dalam penghambatan
lipoksigenase Zeeuthen dan Sorensen, 2003. Tanin mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan
menyamak kulit. Tanin terdiri dari berbagai asam fenolat. Beberapa tanin dapat mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor,
dan menghambat enzim seperti reverse transkripitase dan DNA topoisomerase Robinson, 1995.
4. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa alami amina, baik pada tanaman, hewan, ataupun jamur. Senyawa alkaloid umumnya mencakup senyawa bersifat
basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen sebagai bagian dari sistem siklik Harborne, 1987. Berdasarkan cincin heterosiklik nitrogen,
alkaloid dapat diklasifikasikan antara lain pirolidin, piperidin, isokuinolin, indol, kuinolin.
Alkaloid merupakan metabolit sekunder pada tanaman, misalnya kentang dan tomat. Senyawa alkaloid memiliki aktivitas fisiologis
sehingga banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Kuinin, morfin, dan striknin adalah contoh alkaloid yang memiliki aktivitas antikanker
Mukhopadhiay, 2000. Alkaloid memiliki efek farmakologi sebagai analgesik dan anaestetik. Alkaloid yang biasa digunakan sebagai analgesik
dan anaestetik adalah morfin dan kodein.
5. Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon
C30 asiklik, yaitu skualena Harborne, 1987. Penggolongan terpenoid didasarkan pada adanya molekul isopren. Secara kimiawi, terpenoid
bersifat larut dalam lemak dan terdapat dalam sel tumbuhan Suradikusumah, 1989. Senyawa triterpenoid yang terdapat pada
tumbuhan tingkat tinggi adalah fitosterol yang terdiri dari sitosterol β-
sitosterol, stigmasterol dan kampesterol. Senyawa terpenoid dapat digunakan untuk pengobatan dan terapi Goldberg, 2003. Triterpenoid
merupakan golongan terpenoid yang berpotensi sebagai antimikroba. Selain itu senyawa ini banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit
gangguan kulit. Triterpenoid memiliki sifat antijamur, insektisida, antibakteri, dan antivirus Robinson, 1995.
6. Steroid
Steroid merupakan golongan dari senyawa triterpenoid Harborne, 1987. Senyawa steroid dapat diklasifikasikan menjadi steroid dengan
atom karbon tidak lebih dari 21 steroid sederhana dan steroid dengan atom karbon lebih dari 21 seperti sterol, sapogenin, alkaloid steroid,
glikosida jantung dan vitamin D. Steroid alami berasal dari berbagai transformasi kimia dua triterpen yaitu lanosterol dan sikloartenol. Pada
umumnya, steroid tumbuhan berasal dari sikloartenol. Senyawa steroid dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat Hogiono dan
Dangi, 1994.
7. Saponin