b. Persiapan Kultur Bakteri Uji
Persiapan kultur bakteri uji perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah total mikroba awal dari seluruh kultur bakteri uji, sehigga dapat
diketahui pengenceran yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah total mikroba yang diinginkan dalam metode uji difusi sumur, yaitu
1x10
5
. Penghitungan total mikroba pada tahap ini menggunakan metode hitungan cawan.
Tahap pertama dalam penghitungan total mikroba Total plate count
ini adalah menyiapkan kultur murni bakteri uji. Kultur murni bakteri uji yang berupa padatan agar diambil satu ose dan
dimasukkan ke dalam tabung berisi 10 ml media pertumbuhan NB secara aseptis. Tabung tersebut diinkubasikan dalam suhu 37ºC selama
24 jam. Kemudian dari tabung tersebut, diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam larutan pengencer larutan fisiologis 0.85 sampai
pengenceran ke-8. Pada pengenceran ke-5 sampai ke-8, diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril. Cawan petri yang telah
berisi kultur bakteri uji tersebut diberi media pertumbuhan NA dengan metode tuang. Cawan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam.
Cawan petri yang telah diinkubasi, diamati pertumbuhan bakteri uji. Kemudian dilakukan penghitungan mikroba dengan metode
hitungan cawan. Setelah diketahui total mikroba awal pada bakteri uji, maka dapat diketahui pengenceran yang diperlukan untuk digunakan
dalam uji aktivitas antimikroba dengan metode difusi sumur.
2. Penelitian Lanjutan
1. Uji aktivitas antimikroba Metode Garriga et al., 1993
Setelah didapatkan ekstrak biji teratai dari berbagai pelarut, baik biji mentah maupun kukus, serta telah diketahui jumlah total
mikroba awal bakteri uji, maka dilakukan uji aktivitas antimikroba melalui metode uji difusi sumur. Uji difusi sumur merupakan uji
kualitatif. Pada metode ini diukur diameter penghambatan
pertumbuhan bakteri uji oleh senyawa antimikroba ekstrak biji teratai. Hasilnya kemudian diolah secara statistik.
Sesuai dengan hasil perhitungan total mikroba pada tahap persiapan kultur bakteri uji, maka untuk mendapatkan total mikroba
yang seragam didalam cawan uji difusi sumur yaitu 1x10
5
, maka kultur harus diencerkan. Pengenceran dilakukan sesuai dengan jumlah total
mikroba awal.
2. Uji aktivitas antioksidan Modifikasi Metode Beirao dan
Bernardo-Gil, 2005
Selain dilakukan pengujian aktivitas antimikroba terhadap sampel ekstrak biji teratai, dilakukan pula pengujian kemungkinan
adanya aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan dua metode, yaitu metode rancimat dan metode DPPH.
Metode ransimat merupakan metode pengujian aktivitas antioksidan dengan cara mengukur waktu induksi sampel, semakin
lama waktu induksi maka semakin baik kapasitas antioksidan yang terdapat dalam sampel. Sebagai faktor pembanding, dilakukan pula
pengujian dengan metode ini terhadap tokoferol atau vitamin E yang kaya akan antioksidan.
Setelah dilakukan pengujian kapasitas antioksidan terhadap seluruh sampel, maka akan diketahui sampel ekstrak yang memiliki
kapasitas antioksidan yang terbesar. Sampel ekstrak yang terpilih tersebut kemudian di uji dengan metode DPPH untuk mengetahui
aktivitas antioksidan secara kuantitatif.
C. Metode Analisis
Ekstrak biji teratai dari berbagai pelarut, baik biji mentah maupun kukus, dilakukan beberapa analisis antara lain adalah analisis aktivitas
antimikroba dengan metode uji sumur, analisis antioksidan dengan metode rancimat dan metode DPPH untuk sampel ekstrak terpilih, analisis fitokimia
untuk sampel terpilih, dan analisis proksimat untuk sampel biji teratai.