Tekstur PENGARUH KOMBINASI BUBUK FULI PALA DAN NaCl PADA MUTU MI BASAH

43 60 65 70 75 80 85 90 12 24 36 48 60 Jam n il a i ºH u e fuli pala 1 + NaCl 4 fuli pala 1 + NaCl 1 fuli pala 0 + NaCl 4 fuli pala 0 + NaCl 1 kontrol Gambar 13. Pengaruh kombinasi bubuk fuli pala dan NaCl terhadap nilai ºHue mi selama penyimpanan Berdasarkan standar mikrobiologi SNI, mi yang dibuat dengan bubuk fuli pala 1 + NaCl 4 dinyatakan tidak memenuhi syarat setelah 36 jam dan mi kontrol setelah 24 jam. Nilai ºHue mi yang dibuat dengan bubuk fuli pala 1 + NaCl 4 mengalami penurunan setelah 36 jam tetapi penurunan nilai ºHue tidak menyebabkan mi berubah warna dari yellow red . Setelah 24 jam, nilai ºHue mi kontrol relatif stabil kemudian mengalami penurunan pada akhir penyimpanan. Berdasarkan hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa mi dengan penambahan bubuk fuli pala 1 mengalami penurunan nilai ºHue. Mi dengan penambahan bubuk fuli pala 1 cenderung berwarna kemerah-merahan red sedangkan mi tanpa penambahan bubuk fuli pala cenderung berwarna kuning yellow. Mi kontrol memililki nilai ºHue yang relatif stabil selama penyimpanan.

6. Tekstur

Tekstur mi basah matang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis tepung yang digunakan, penambahan alkali dan bahan tambahan lain, dan proses pembuatan mi perebusan. Ketika mi dimasak terlalu lama, teksturnya akan lembek dan lengket Hoseney, 1998. Penambahan alkali 44 memberikan karakteristik aroma dan flavor pada mi basah matang, serta memberikan warna kuning, tekstur yang kuat dan elastis Miskelly, 1996. Mi basah matang diharapkan memiliki tekstur yang kenyal dan elastis, mudah digigit, dan tidak terlalu lembek. Kekerasan mi ditentukan oleh komponen protein yang terkandung dalam terigu yang digunakan Oh et al., 1985. Terigu mengandung protein 7 sampai 22 , diantaranya glutenin dan gliadin. Glutenin dan gliadin bila dicampur dengan air akan membentuk gluten Winarno, 1991. Gluten inilah yang berperan terhadap kekerasan mi. Mi basah matang akan mengalami penurunan kekerasan dan kelengketan selama penyimpanan akibat aktivitas mikroba pembusuk. Oleh karena itu, penurunan kekerasan dan kelengketan mi basah matang selama penyimpanan dapat dijadikan parameter kerusakan. Berdasarkan Gambar 14 dan 15 dapat dilihat bahwa mi mengalami perubahan kekerasan dan kelengketan selama penyimpanan. Mi yang dibuat dengan penambahan bubuk fuli pala 1 + NaCl 1 dan mi dengan bubuk fuli pala 1 + NaCl 4 memiliki kekerasan dan kelengketan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mi yang dibuat dengan bubuk fuli pala 0 + NaCl 4 dan mi kontrol pada awal penyimpanan. Secara keseluruhan, tekstur mi umumnya mulai mengalami penurunan kekerasan dan kelengketan secara drastis setelah 36 jam. Pada jam tersebut jumlah total mikroba mi dengan bubuk fuli pala 1 + NaCl 1 dan mi dengan bubuk fuli pala 1 + NaCl 4 telah mencapai 10 6 cfug sedangkan jumlah total mikroba mi dengan bubuk fuli pala 0 + NaCl 4 dan mi kontrol telah mencapai 10 6 -10 7 cfug. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada umumnya mi basah matang mulai mengalami penurunan kekerasan dan kelengketan menjadi lembek setelah jumlah total mikrobanya mencapai 10 6 -10 7 cfug. 45 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 12 24 36 48 60 Jam F o rc e g fuli pala 1 + NaCl 4 fuli pala 1 + NaCl 1 fuli pala 0 + NaCl 4 fuli pala 0 + NaCl 1 kontrol Gambar 14. Pengaruh kombinasi bubuk fuli pala dan NaCl terhadap kekerasan mi selama penyimpanan -1200 -1000 -800 -600 -400 -200 12 24 36 48 60 Jam N e g a ti f a re a g s fuli pala 1 + NaCl 4 fuli pala 1 + NaCl 1 fuli pala 0 + NaCl 4 fuli pala 0 + NaCl 1 kontrol Gambar 15. Pengaruh kombinasi bubuk fuli pala dan NaCl terhadap kelengketan mi selama penyimpanan

7. Uji Organoleptik