Lokasi dan Waktu Penelitian

P P

4.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Global Positioning Systems GPS, peta kawasan skala 1:50.000, kompas brunton, teropong binokuler, pita meter, altimeter, tambang plastik, kamera foto, field guide, dan tally sheet.

4.3. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder: 1. Data Primer Data ini diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Pada penelitian ini data primer yang dikumpulkan meliputi jumlah sarang maleo yang terdapat di dalam kawasan TNLL. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber terkait. Data ini mencakup data mengenai bio-ekologi maleo dan kondisi umum habitat peneluran maleo. 4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer Pengumpulan data primer pada penelitian ini diawali dengan melakukan orientasi lapangan guna mengetahui kondisi areal penelitian, mencocokan peta kerja dengan kondisi lapangan serta menentukan titik awal pengamatan. Pendugaan populasi, preferensi habitat dan sebaran spasial maleo didasarkan atas inventarisasi terhadap sarang maleo dengan menggunakan kombinasi metode transek garis dan titik pengamatan point of abundance. Keterangan: P = titik pengamatan, X = posisi lubang sarang maleo, R = radius pengamatan Gambar 2. Inventarisasi Lubang Sarang maleo dengan Kombinasi Metode Transek Garis dan Titik Pengamatan X X X X X X R Jarak antar titik pengamatan 20 m. Penarikan contoh pada lokasi penelitian dilakukan secara acak dengan alokasi luasan yang proporsional. Luas areal TNLL 217.991,18 Ha, akan tetapi wilayah hutan yang digunakan maleo untuk bertelur hanya 25,12 Ha dan terbagi ke dalam enam tipe habitat yakni hutan sekunder, semak belukar, semak dan perdu, sempadan sungai, tanaman bambu, dan tanaman coklat. Klasifikasi tipe habitat peneluran maleo berdasarkan atas jenis vegetasi dominan yang ditemukan di areal penelitian. Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, intensitas sampling yang digunakan adalah 20. Luas daerah yang teramati adalah 5,46 Ha. Unit contoh berbentuk lingkaran dengan radius 10 m dan luas ± 0,03 Ha. Jumlah unit contoh menurut luasan secara proporsional untuk setiap tipe habitat disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Jumlah unit contoh berdasarkan luas secara proposional. No Tipe Penutupan Lahan Luasan Ha Nh nh 1 Hutan Sekunder 1,93 64 14 2 Semak Belukar 2,91 97 21 3 Semak dan Perdu 7,31 244 53 4 Sempadan Sungai 9,52 317 69 5 Tanaman Bambu 2,21 74 16 6 Tanaman Coklat 1,24 41 9 TOTAL 25,12 837 182 Keterangan: Nh=jumlah unit contoh total; nh=jumlah unit contoh

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dari pustaka, jurnal dan karya ilmiah lain yang dapat dipercaya serta wawancara dengan kelompok masyarakat setempat dan pihak pengelola TNLL. 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1.Kondisi Umum Habitat Peneluran Maleo Lokasi dan tipe habitat peneluran maleo diketahui berdasarkan informasi pihak TNLL. Data yang diperoleh bersifat deskriptif berdasarkan pengamatan terhadap kondisi umum masing-masing tipe habitat.

4.5.2. Pendugaan Populasi Maleo

Pendugaan populasi maleo dihitung dengan menggunakan metode nest count, yakni metode inventarisasi satwaliar yang dilakukan dengan cara menghitung jumlah sarang yang dibuat oleh setiap individu satwaliar. Pada