KESIMPULAN DAN SARAN Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1. Kesimpulan

Areal TNLL yang digunakan maleo sebagai lokasi peneluran mencakup 6 tipe habitat yakni hutan sekunder, semak belukar, semak dan perdu, sempadan sungai, tanaman bambu serta tanaman coklat dengan luas keseluruhan 25,12 ha. Sumber panas pengeraman yang digunakan sarang maleo pada setiap tipe habitat di lokasi peneluran berasal dari panas bumi geothermal. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah sarang pada setiap tipe habitat di lokasi peneluran, diperoleh dugaan total populasi maleo di TNLL sebesar 4554,73 ± 8,55 ekor dengan kepadatan 181,32 ± 0,34 ekorha. Hasil tersebut merupakan dugaan populasi dan kepadatan maleo pada kelas umur dewasa dengan perbandingan jumlah antara individu jantan dan betina sebesar 1 : 1 pada setiap sarang. Dalam membuat sarang, maleo melakukan seleksi terhadap tipe habitat yang akan digunakan sebagai lokasi peneluran. Seleksi tersebut dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang optimal bagi telur agar dapat menetas. Berdasarkan hasil pengujian terhadap ke 6 tipe habitat, diketahui bahwa maleo memiliki preferensi terbesar terhadap tipe habitat hutan sekunder dengan nilai indeks pemilihan habitat w sebesar 1,34 dan preferensi terendah terhadap tipe habitat sempadan sungai dengan nilai indeks pemilihan habitat w sebesar 0,82. Pola sebaran maleo berbentuk kelompok.

6. 2. Saran

1. Mengefektifkan usaha pengamanan habitat dan lokasi peneluran maleo dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengelola kawasan TNLL. 2. Melakukan usaha penangkaran secara in-situ dan pencagaran terhadap habitat tempat bertelur maleo yang berada di luar kawasan konservasi. 3. Melakukan pemantauan terhadap status populasi dan kondisi habitat secara intensif dan periodik guna menjamin keberadaan maleo di TNLL pada masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS. 1980. Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa. Fakultas Kehutanan, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor. Bogor. Argeloo M. 1991. The Maleo Conservation Project. Preliminary Report. Unpublished Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. John Wiley and Sons. Chichester. Bibby C, S Marsden and A Fielding. 1998. Bird-Habitat Studies. The Expedition Advisory Centre. Royal Geographical Society. London. Butchart SHM, B Ma’dika, Zarlif, M Yamin, L Nurdin, M Irfan, I Tinulele, R Intjehatu, FN Mallo. 1998. Status burung maleo Macrocephalon maleo di Sulawesi Tengah bagian barat dan Sulawesi Selatan bagian utara. Yayasan Jambata. Palu. Sulawesi Tengah. Caughley G. 1977. Analysis of Vertebrate Population. John Wiley Sons. London Coates BJ, KD Bishop and D Gardner. 1997. A Guide to the Birds of Wallacea : Sulawesi, The Moluccas, and Lesser Sunda Island, Indonesia. Dove Publications, Alderley, Australia. Cody ML. 1964. An Introduction to Habitat Selection in Birds. Academic Press Inc. Orlando. Collar NJ, MJ Crosby, and AJ Stattersfield. 1994. Bird to Watch 2. The World List of Threatened Birds. BirdLife Conservation Series No. 4. BirdLife International. Cambridge. United Kingdom Connell JH. 1963. Territorial behaviour and dispersion in some marine invertebrates. Research in Population Ecology. del Hoyo, JA Elliott and J Sargatal. 1994. Handbook of the Birds of the World Volume 2. New World Vultures to Guineafowl. Bird Life International and Lynx Edition. Barcelona. Dekker RWRJ. 1990. The Distribution and Status of Nesting Ground of the Maleo Macrocephalon maleo in Sulawesi, Indonesia. Institut of Taxonomic Zoologi, Zoologicsh Museum. University of Amsterdam. The Netherland. Dekker RWRJ and PJK McGowan. 1995. Megapodes: an action plan for their conservation 1995 – 1999. IUCN and World Pheasant Association. Dekker RWRJ and TG Brom. 1990. Maleo Eggs and the Amount of Yolk in Relation to Different Incubation Strategies in Megapodes. Australian of Zoology. Gunawan H. 2000. Startegi Burung Maleo Macrochephalon maleo Sal Muller 1846 Dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi. Thesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan. Grzimek B. 1972. Animal Encyclopedia. Vol 8 : Bird. Van Nostrand Reinhold Co. New York Hendro M. 1974. Sedikit keterangan mengenai burung maleo. Majalah Kehutanan Indonesia. Tahun 1, Desember 1974. Jones DN, RWRJ Dekker, and CS Roselaar. 1995. Bird Families of the World: The Megapodes. Oxford University Press. Oxford. Kadillah SJ. 1972. Laporan Hasil Survei Orientasi Habitat Maleo, Daerah Mamuju, Sulawesi Selatan. Direktorat Perlindungan Hutan Pelestarian Alam, Direktorat Jendral Kehutanan Republik Indonesia. Bogor. Ludwig JA and JF Reynolds. 1988. Statistical Ecology: A Primer On Methodes and Computing. A Wiley Interscience Publication. John Wiley Sons. New York. MacKinnon J. 1978. Sulawesi Megapodes. World Pheasant Association Journal. Mallo FN. 1998. Studi pendahuluan terhadap kelestarian dan ekologi maleo di Saluki. Yayasan Jambata. Palu. Sulawesi Tengah. Nurhayati NF. 1986. Masalah Kelestarian Burung Maleo Macrocephalon maleo. Makalah Pengelolaan Suaka Alam dan Margastwa. Program Studi Ilmu Lingkungan Ekologi Manusia. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta. [PPA] Perlindungan dan Pelestarian Alam. 1994. Burung: Mengenal lebih dekat satwa yang dilindungi. Departemen Kehutanan. Jakarta. Santoso N. 1990. Dampak Kegiatan Pemetaan Geologi dan Penelitian Seismik Pantul terhadap Anoa Bubalus spp. dan Maleo Macrocephalon maleo di Suaka Margasatwa Pulau Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Whitten AJ, M Mustafa and GS Henderson. 1987. Ecology Sulawesi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wiriosoepartho AS. 1979. Pengamatan Habitat dan Tingkah Laku Maleo Macrocephalon maleo di Komplek Hutan Dumoga, Sulawesi Utara. Lembaga Penelitian Hutan. Departemen Pertanian. Bogor. Wiriosoepartho AS. 1980. Penggunaan Habitat Dalam Berbagai Aktivitas Burung Maleo Macrocephalon maleo di Cagar Alam Panua, Sulawesi Utara. Lembaga Penelitian Hutan. Departemen Pertanian. Bogor. Yayasan Jambata. 2001. Survei Status Maleo Di Taman Nasional Lore Lindu. Yayasan Jambata. Palu. Sulawesi Tengah. LAMPIRAN Lampiran 1. Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap keberadaan sarang maleo di kawasan TNLL No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 1 Hutan sekunder HS 1° 17 54,9 119° 58 32,4 260 5 2 Hutan sekunder HS 1° 17 54,9 119° 58 33,1 260 6 3 Hutan sekunder HS 1° 17 54,8 119° 58 33,3 260 12 4 Hutan sekunder HS 1° 17 54,7 119° 58 33,6 240 8 5 Hutan sekunder HS 1° 17 54,8 119° 58 33,7 250 7 6 Hutan sekunder HS 1° 17 55,1 119° 58 33,9 250 10 7 Hutan sekunder HS 1° 17 52,6 119° 58 35,4 250 15 8 Hutan sekunder HS 1° 17 53,4 119° 58 34,7 260 22 9 Hutan sekunder HS 1° 17 53,8 119° 58 34,7 260 17 10 Hutan sekunder HS 1° 17 53,6 119° 58 34,4 260 26 11 Hutan sekunder HS 1° 17 53,5 119° 58 34,2 260 7 12 Hutan sekunder HS 1° 17 55,4 119° 58 32,1 270 7 13 Hutan sekunder HS 1° 17 55,1 119° 58 32,1 260 10 14 Hutan sekunder HS 1° 17 55,1 119° 58 32,5 250 10 15 Semak belukar SB 1° 13 51,1 119° 57 42,8 145 16 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 42,7 145 17 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 42,4 145 11 18 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 42,2 145 5 19 Semak belukar SB 1° 13 50,7 119° 57 41,8 145 1 20 Semak belukar SB 1° 13 50,5 119° 57 41,5 145 7 21 Semak belukar SB 1° 13 50,5 119° 57 41,2 145 22 Semak belukar SB 1° 13 50,6 119° 57 41,0 145 32 23 Semak belukar SB 1° 13 50,6 119° 57 40,6 145 20 24 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 40,3 145 11 25 Semak belukar SB 1° 13 50,6 119° 57 40,1 145 14 26 Semak belukar SB 1° 13 50,3 119° 57 39,4 140 27 Semak belukar SB 1° 13 51,6 119° 57 51,0 150 37 28 Semak belukar SB 1° 13 51,3 119° 57 51,0 150 4 29 Semak belukar SB 1° 13 51,0 119° 57 51,0 150 7 30 Semak belukar SB 1° 13 51,0 119° 57 50,7 140 31 Semak belukar SB 1° 13 51,2 119° 57 50,4 140 4 32 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 50,4 140 33 Semak belukar SB 1° 13 51,0 119° 57 50,7 140 34 Semak belukar SB 1° 13 51,1 119° 57 51,0 145 35 Semak belukar SB 1° 13 53,5 119° 57 50,1 145 36 Semak dan perdu SP 1° 13 51,3 119° 57 47,7 190 10 37 Semak dan perdu SP 1° 13 51,0 119° 57 46,4 200 8 38 Semak dan perdu SP 1° 13 50,9 119° 57 46,4 200 17 39 Semak dan perdu SP 1° 13 51,3 119° 57 45,8 195 9 40 Semak dan perdu SP 1° 13 50,5 119° 57 45,7 195 13 41 Semak dan perdu SP 1° 13 50,1 119° 57 45,0 200 14 42 Semak dan perdu SP 1° 13 49,8 119° 57 44,2 190 9 43 Semak dan perdu SP 1° 13 50,7 119° 57 43,4 160 10 44 Semak dan perdu SP 1° 13 50,7 119° 57 43,2 145 8 45 Semak dan perdu SP 1° 13 51,0 119° 57 43,1 145 11 46 Semak dan perdu SP 1° 13 50,7 119° 57 47,5 200 18 47 Semak dan perdu SP 1° 13 51,2 119° 57 47,9 190 15 Lampiran 1. Lanjutan No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 48 Semak dan perdu SP 1° 13 47,8 119° 57 33,5 125 6 49 Semak dan perdu SP 1° 13 48,7 119° 57 36,0 125 6 50 Semak dan perdu SP 1° 13 49,1 119° 57 36,1 125 51 Semak dan perdu SP 1° 13 49,2 119° 57 36,4 125 52 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 36,9 125 10 53 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 37,1 125 2 54 Semak dan perdu SP 1° 13 49,4 119° 57 37,6 125 18 55 Semak dan perdu SP 1° 13 49,5 119° 57 37,8 125 15 56 Semak dan perdu SP 1° 13 49,7 119° 57 38,0 125 21 57 Semak dan perdu SP 1° 13 49,7 119° 57 38,2 125 12 58 Semak dan perdu SP 1° 13 49,4 119° 57 38,3 125 9 59 Semak dan perdu SP 1° 13 47,9 119° 57 33,8 125 2 60 Semak dan perdu SP 1° 13 49,1 119° 57 38,5 125 14 61 Semak dan perdu SP 1° 13 48,8 119° 57 38,9 125 9 62 Semak dan perdu SP 1° 13 48,9 119° 57 39,0 125 9 63 Semak dan perdu SP 1° 13 49,1 119° 57 39,5 125 15 64 Semak dan perdu SP 1° 13 49,6 119° 57 39,5 125 8 65 Semak dan perdu SP 1° 13 49,5 119° 57 39,8 125 11 66 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 40,0 125 13 67 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 40,3 125 21 68 Semak dan perdu SP 1° 13 49,4 119° 57 40,5 125 31 69 Semak dan perdu SP 1° 13 48,2 119° 57 34,2 125 15 70 Semak dan perdu SP 1° 13 48,1 119° 57 34,4 125 6 71 Semak dan perdu SP 1° 13 48,5 119° 57 34,6 125 5 72 Semak dan perdu SP 1° 13 48,4 119° 57 34,6 125 4 73 Semak dan perdu SP 1° 13 48,7 119° 57 35,1 125 1 74 Semak dan perdu SP 1° 13 48,6 119° 57 35,3 125 1 75 Semak dan perdu SP 1° 13 48,6 119° 57 35,7 125 6 76 Semak dan perdu SP 1° 13 56,2 119° 57 49,8 160 10 77 Semak dan perdu SP 1° 13 56,5 119° 57 49,4 165 78 Semak dan perdu SP 1° 13 56,8 119° 57 49,2 180 3 79 Semak dan perdu SP 1° 13 57,4 119° 57 49,0 180 7 80 Semak dan perdu SP 1° 13 56,9 119° 57 48,4 190 5 81 Semak dan perdu SP 1° 13 56,8 119° 57 48,1 190 6 82 Semak dan perdu SP 1° 13 56,4 119° 57 47,4 190 6 83 Semak dan perdu SP 1° 13 56,3 119° 57 47,7 180 84 Semak dan perdu SP 1° 13 56,1 119° 57 47,2 180 85 Semak dan perdu SP 1° 13 56,2 119° 57 46,4 180 86 Semak dan perdu SP 1° 13 56,5 119° 57 46,2 190 87 Semak dan perdu SP 1° 13 56,7 119° 57 46,4 180 88 Semak dan perdu SP 1° 13 56,7 119° 57 45,9 170 89 Sempadan sungai SS 1° 13 53,4 119° 57 43,7 135 4 90 Sempadan sungai SS 1° 13 51,7 119° 57 41,4 135 3 91 Sempadan sungai SS 1° 13 51,5 119° 57 41,2 135 1 92 Sempadan sungai SS 1° 13 51,3 119° 57 40,6 135 93 Sempadan sungai SS 1° 13 51,5 119° 57 40,7 135 94 Sempadan sungai SS 1° 13 51,4 119° 57 40,4 135 Lampiran 1. Lanjutan No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 95 Sempadan sungai SS 1° 13 51,2 119° 57 40,1 135 96 Sempadan sungai SS 1° 13 51,1 119° 57 39,8 135 97 Sempadan sungai SS 1° 13 51,1 119° 57 39,4 135 98 Sempadan sungai SS 1° 13 53,1 119° 57 43,3 135 4 99 Sempadan sungai SS 1° 13 52,8 119° 57 43,1 135 2 100 Sempadan sungai SS 1° 13 52,6 119° 57 42,8 135 5 101 Sempadan sungai SS 1° 13 52,5 119° 57 42,4 135 2 102 Sempadan sungai SS 1° 13 52,6 119° 57 42,1 135 103 Sempadan sungai SS 1° 13 52,5 119° 57 42,1 135 16 104 Sempadan sungai SS 1° 13 51,8 119° 57 41,9 135 8 105 Sempadan sungai SS 1° 13 51,6 119° 57 41,4 135 4 106 Sempadan sungai SS 1° 13 53,7 119° 57 49,8 145 6 107 Sempadan sungai SS 1° 13 53,4 119° 57 48,8 145 3 108 Sempadan sungai SS 1° 13 53,6 119° 57 48,8 150 4 109 Sempadan sungai SS 1° 13 56,5 119° 57 45,7 160 8 110 Sempadan sungai SS 1° 13 56,3 119° 57 45,5 160 111 Sempadan sungai SS 1° 13 56,1 119° 57 45,2 160 112 Sempadan sungai SS 1° 13 56,1 119° 57 44,9 160 6 113 Sempadan sungai SS 1° 13 56,4 119° 57 44,8 150 6 114 Sempadan sungai SS 1° 13 56,5 119° 57 44,4 150 115 Sempadan sungai SS 1° 13 54,6 119° 57 41,9 150 27 116 Sempadan sungai SS 1° 13 54,4 119° 57 42,1 150 7 117 Sempadan sungai SS 1° 13 54,4 119° 57 42,3 130 4 118 Sempadan sungai SS 1° 13 54,2 119° 57 42,1 130 119 Sempadan sungai SS 1° 13 48,9 119° 57 50,0 170 120 Sempadan sungai SS 1° 13 46,7 119° 57 47,8 210 11 121 Sempadan sungai SS 1° 13 46,5 119° 57 48,7 220 4 122 Sempadan sungai SS 1° 13 46,7 119° 57 48,1 220 18 123 Sempadan sungai SS 1° 13 47,2 119° 57 48,0 220 31 124 Sempadan sungai SS 1° 13 46,3 119° 57 48,3 230 125 Sempadan sungai SS 1° 13 46,7 119° 57 47,9 230 126 Sempadan sungai SS 1° 13 48,5 119° 57 50,2 180 127 Sempadan sungai SS 1° 13 48,6 119° 57 49,9 180 128 Sempadan sungai SS 1° 13 48,6 119° 57 49,0 190 14 129 Sempadan sungai SS 1° 13 48,4 119° 57 48,9 190 8 130 Sempadan sungai SS 1° 13 48,3 119° 57 49,0 190 16 131 Sempadan sungai SS 1° 13 48,3 119° 57 49,0 200 132 Sempadan sungai SS 1° 13 48,1 119° 57 49,0 200 6 133 Sempadan sungai SS 1° 13 47,4 119° 57 48,7 200 12 134 Sempadan sungai SS 1° 17 53,6 119° 58 33,9 260 10 135 Sempadan sungai SS 1° 17 53,2 119° 58 33,6 250 18 136 Sempadan sungai SS 1° 17 53,0 119° 58 33,2 250 16 137 Sempadan sungai SS 1° 17 52,6 119° 58 32,5 260 19 138 Sempadan sungai SS 1° 17 52,1 119° 58 31,9 250 27 139 Sempadan sungai SS 1° 17 51,4 119° 58 31,9 250 7 140 Sempadan sungai SS 1° 17 51,5 119° 58 31,7 250 17 141 Sempadan sungai SS 1° 17 54,6 119° 58 32,3 250 5 Lampiran 1. Lanjutan No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 142 Sempadan sungai SS 1° 17 53,6 119° 58 32,7 250 10 143 Sempadan sungai SS 1° 17 53,2 119° 58 31,0 250 8 144 Sempadan sungai SS 1° 17 53,7 119° 58 31,9 250 11 145 Sempadan sungai SS 1° 17 53,4 119° 58 32,9 250 7 146 Sempadan sungai SS 1° 17 53,1 119° 58 33,6 250 11 147 Sempadan sungai SS 1° 17 52,8 119° 58 33,6 250 148 Sempadan sungai SS 1° 17 52,6 119° 58 33,5 250 12 149 Sempadan sungai SS 1° 17 52,8 119° 58 33,9 250 4 150 Sempadan sungai SS 1° 17 52,7 119° 58 34,5 250 8 151 Sempadan sungai SS 1° 17 52,6 119° 58 34,7 250 7 152 Sempadan sungai SS 1° 17 52,8 119° 58 34,8 250 5 153 Sempadan sungai SS 1° 17 52,7 119° 58 35,6 250 3 154 Sempadan sungai SS 1° 17 53,1 119° 58 35,0 250 5 155 Sempadan sungai SS 1° 17 53,5 119° 58 35,7 250 8 156 Sempadan sungai SS 1° 17 53,6 119° 58 36,0 250 4 157 Sempadan sungai SS 1° 17 53,8 119° 58 36,0 250 6 158 Tanaman bambu TB 1° 13 46,3 119° 57 51,3 220 14 159 Tanaman bambu TB 1° 13 45,6 119° 57 48,9 220 12 160 Tanaman bambu TB 1° 13 46,5 119° 57 47,7 215 8 161 Tanaman bambu TB 1° 13 47,4 119° 57 47,3 215 16 162 Tanaman bambu TB 1° 13 47,8 119° 57 47,6 215 14 163 Tanaman bambu TB 1° 13 48,6 119° 57 47,5 210 1 164 Tanaman bambu TB 1° 13 49,9 119° 57 47,1 210 5 165 Tanaman bambu TB 1° 13 49,6 119° 57 53,1 145 7 166 Tanaman bambu TB 1° 13 49,8 119° 57 52,9 145 12 167 Tanaman bambu TB 1° 13 50,1 119° 57 52,8 150 15 168 Tanaman bambu TB 1° 13 50,3 119° 57 52,6 150 7 169 Tanaman bambu TB 1° 13 49,7 119° 57 52,2 150 7 170 Tanaman bambu TB 1° 13 49,9 119° 57 51,9 150 2 171 Tanaman bambu TB 1° 13 50,0 119° 57 51,7 150 17 172 Tanaman bambu TB 1° 13 51,1 119° 57 51,4 150 22 173 Tanaman bambu TB 1° 13 51,3 119° 57 51,2 150 13 174 Tanaman coklat TC 1° 13 54,4 119° 57 49,7 150 21 175 Tanaman coklat TC 1° 13 55,1 119° 57 49,9 160 43 176 Tanaman coklat TC 1° 13 55,7 119° 57 49,8 160 4 177 Tanaman coklat TC 1° 17 55,9 119° 58 30,1 250 4 178 Tanaman coklat TC 1° 17 55,5 119° 58 30,3 250 3 179 Tanaman coklat TC 1° 17 55,5 119° 58 30,4 260 5 180 Tanaman coklat TC 1° 17 55,3 119° 58 29,8 260 3 181 Tanaman coklat TC 1° 17 56,0 119° 58 30,6 260 4 182 Tanaman coklat TC 1° 17 54,8 119° 58 31,0 270 2 LAMPIRAN Lampiran 1. Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap keberadaan sarang maleo di kawasan TNLL No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 1 Hutan sekunder HS 1° 17 54,9 119° 58 32,4 260 5 2 Hutan sekunder HS 1° 17 54,9 119° 58 33,1 260 6 3 Hutan sekunder HS 1° 17 54,8 119° 58 33,3 260 12 4 Hutan sekunder HS 1° 17 54,7 119° 58 33,6 240 8 5 Hutan sekunder HS 1° 17 54,8 119° 58 33,7 250 7 6 Hutan sekunder HS 1° 17 55,1 119° 58 33,9 250 10 7 Hutan sekunder HS 1° 17 52,6 119° 58 35,4 250 15 8 Hutan sekunder HS 1° 17 53,4 119° 58 34,7 260 22 9 Hutan sekunder HS 1° 17 53,8 119° 58 34,7 260 17 10 Hutan sekunder HS 1° 17 53,6 119° 58 34,4 260 26 11 Hutan sekunder HS 1° 17 53,5 119° 58 34,2 260 7 12 Hutan sekunder HS 1° 17 55,4 119° 58 32,1 270 7 13 Hutan sekunder HS 1° 17 55,1 119° 58 32,1 260 10 14 Hutan sekunder HS 1° 17 55,1 119° 58 32,5 250 10 15 Semak belukar SB 1° 13 51,1 119° 57 42,8 145 16 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 42,7 145 17 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 42,4 145 11 18 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 42,2 145 5 19 Semak belukar SB 1° 13 50,7 119° 57 41,8 145 1 20 Semak belukar SB 1° 13 50,5 119° 57 41,5 145 7 21 Semak belukar SB 1° 13 50,5 119° 57 41,2 145 22 Semak belukar SB 1° 13 50,6 119° 57 41,0 145 32 23 Semak belukar SB 1° 13 50,6 119° 57 40,6 145 20 24 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 40,3 145 11 25 Semak belukar SB 1° 13 50,6 119° 57 40,1 145 14 26 Semak belukar SB 1° 13 50,3 119° 57 39,4 140 27 Semak belukar SB 1° 13 51,6 119° 57 51,0 150 37 28 Semak belukar SB 1° 13 51,3 119° 57 51,0 150 4 29 Semak belukar SB 1° 13 51,0 119° 57 51,0 150 7 30 Semak belukar SB 1° 13 51,0 119° 57 50,7 140 31 Semak belukar SB 1° 13 51,2 119° 57 50,4 140 4 32 Semak belukar SB 1° 13 50,9 119° 57 50,4 140 33 Semak belukar SB 1° 13 51,0 119° 57 50,7 140 34 Semak belukar SB 1° 13 51,1 119° 57 51,0 145 35 Semak belukar SB 1° 13 53,5 119° 57 50,1 145 36 Semak dan perdu SP 1° 13 51,3 119° 57 47,7 190 10 37 Semak dan perdu SP 1° 13 51,0 119° 57 46,4 200 8 38 Semak dan perdu SP 1° 13 50,9 119° 57 46,4 200 17 39 Semak dan perdu SP 1° 13 51,3 119° 57 45,8 195 9 40 Semak dan perdu SP 1° 13 50,5 119° 57 45,7 195 13 41 Semak dan perdu SP 1° 13 50,1 119° 57 45,0 200 14 42 Semak dan perdu SP 1° 13 49,8 119° 57 44,2 190 9 43 Semak dan perdu SP 1° 13 50,7 119° 57 43,4 160 10 44 Semak dan perdu SP 1° 13 50,7 119° 57 43,2 145 8 45 Semak dan perdu SP 1° 13 51,0 119° 57 43,1 145 11 46 Semak dan perdu SP 1° 13 50,7 119° 57 47,5 200 18 47 Semak dan perdu SP 1° 13 51,2 119° 57 47,9 190 15 Lampiran 1. Lanjutan No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 48 Semak dan perdu SP 1° 13 47,8 119° 57 33,5 125 6 49 Semak dan perdu SP 1° 13 48,7 119° 57 36,0 125 6 50 Semak dan perdu SP 1° 13 49,1 119° 57 36,1 125 51 Semak dan perdu SP 1° 13 49,2 119° 57 36,4 125 52 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 36,9 125 10 53 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 37,1 125 2 54 Semak dan perdu SP 1° 13 49,4 119° 57 37,6 125 18 55 Semak dan perdu SP 1° 13 49,5 119° 57 37,8 125 15 56 Semak dan perdu SP 1° 13 49,7 119° 57 38,0 125 21 57 Semak dan perdu SP 1° 13 49,7 119° 57 38,2 125 12 58 Semak dan perdu SP 1° 13 49,4 119° 57 38,3 125 9 59 Semak dan perdu SP 1° 13 47,9 119° 57 33,8 125 2 60 Semak dan perdu SP 1° 13 49,1 119° 57 38,5 125 14 61 Semak dan perdu SP 1° 13 48,8 119° 57 38,9 125 9 62 Semak dan perdu SP 1° 13 48,9 119° 57 39,0 125 9 63 Semak dan perdu SP 1° 13 49,1 119° 57 39,5 125 15 64 Semak dan perdu SP 1° 13 49,6 119° 57 39,5 125 8 65 Semak dan perdu SP 1° 13 49,5 119° 57 39,8 125 11 66 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 40,0 125 13 67 Semak dan perdu SP 1° 13 49,3 119° 57 40,3 125 21 68 Semak dan perdu SP 1° 13 49,4 119° 57 40,5 125 31 69 Semak dan perdu SP 1° 13 48,2 119° 57 34,2 125 15 70 Semak dan perdu SP 1° 13 48,1 119° 57 34,4 125 6 71 Semak dan perdu SP 1° 13 48,5 119° 57 34,6 125 5 72 Semak dan perdu SP 1° 13 48,4 119° 57 34,6 125 4 73 Semak dan perdu SP 1° 13 48,7 119° 57 35,1 125 1 74 Semak dan perdu SP 1° 13 48,6 119° 57 35,3 125 1 75 Semak dan perdu SP 1° 13 48,6 119° 57 35,7 125 6 76 Semak dan perdu SP 1° 13 56,2 119° 57 49,8 160 10 77 Semak dan perdu SP 1° 13 56,5 119° 57 49,4 165 78 Semak dan perdu SP 1° 13 56,8 119° 57 49,2 180 3 79 Semak dan perdu SP 1° 13 57,4 119° 57 49,0 180 7 80 Semak dan perdu SP 1° 13 56,9 119° 57 48,4 190 5 81 Semak dan perdu SP 1° 13 56,8 119° 57 48,1 190 6 82 Semak dan perdu SP 1° 13 56,4 119° 57 47,4 190 6 83 Semak dan perdu SP 1° 13 56,3 119° 57 47,7 180 84 Semak dan perdu SP 1° 13 56,1 119° 57 47,2 180 85 Semak dan perdu SP 1° 13 56,2 119° 57 46,4 180 86 Semak dan perdu SP 1° 13 56,5 119° 57 46,2 190 87 Semak dan perdu SP 1° 13 56,7 119° 57 46,4 180 88 Semak dan perdu SP 1° 13 56,7 119° 57 45,9 170 89 Sempadan sungai SS 1° 13 53,4 119° 57 43,7 135 4 90 Sempadan sungai SS 1° 13 51,7 119° 57 41,4 135 3 91 Sempadan sungai SS 1° 13 51,5 119° 57 41,2 135 1 92 Sempadan sungai SS 1° 13 51,3 119° 57 40,6 135 93 Sempadan sungai SS 1° 13 51,5 119° 57 40,7 135 94 Sempadan sungai SS 1° 13 51,4 119° 57 40,4 135 Lampiran 1. Lanjutan No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 95 Sempadan sungai SS 1° 13 51,2 119° 57 40,1 135 96 Sempadan sungai SS 1° 13 51,1 119° 57 39,8 135 97 Sempadan sungai SS 1° 13 51,1 119° 57 39,4 135 98 Sempadan sungai SS 1° 13 53,1 119° 57 43,3 135 4 99 Sempadan sungai SS 1° 13 52,8 119° 57 43,1 135 2 100 Sempadan sungai SS 1° 13 52,6 119° 57 42,8 135 5 101 Sempadan sungai SS 1° 13 52,5 119° 57 42,4 135 2 102 Sempadan sungai SS 1° 13 52,6 119° 57 42,1 135 103 Sempadan sungai SS 1° 13 52,5 119° 57 42,1 135 16 104 Sempadan sungai SS 1° 13 51,8 119° 57 41,9 135 8 105 Sempadan sungai SS 1° 13 51,6 119° 57 41,4 135 4 106 Sempadan sungai SS 1° 13 53,7 119° 57 49,8 145 6 107 Sempadan sungai SS 1° 13 53,4 119° 57 48,8 145 3 108 Sempadan sungai SS 1° 13 53,6 119° 57 48,8 150 4 109 Sempadan sungai SS 1° 13 56,5 119° 57 45,7 160 8 110 Sempadan sungai SS 1° 13 56,3 119° 57 45,5 160 111 Sempadan sungai SS 1° 13 56,1 119° 57 45,2 160 112 Sempadan sungai SS 1° 13 56,1 119° 57 44,9 160 6 113 Sempadan sungai SS 1° 13 56,4 119° 57 44,8 150 6 114 Sempadan sungai SS 1° 13 56,5 119° 57 44,4 150 115 Sempadan sungai SS 1° 13 54,6 119° 57 41,9 150 27 116 Sempadan sungai SS 1° 13 54,4 119° 57 42,1 150 7 117 Sempadan sungai SS 1° 13 54,4 119° 57 42,3 130 4 118 Sempadan sungai SS 1° 13 54,2 119° 57 42,1 130 119 Sempadan sungai SS 1° 13 48,9 119° 57 50,0 170 120 Sempadan sungai SS 1° 13 46,7 119° 57 47,8 210 11 121 Sempadan sungai SS 1° 13 46,5 119° 57 48,7 220 4 122 Sempadan sungai SS 1° 13 46,7 119° 57 48,1 220 18 123 Sempadan sungai SS 1° 13 47,2 119° 57 48,0 220 31 124 Sempadan sungai SS 1° 13 46,3 119° 57 48,3 230 125 Sempadan sungai SS 1° 13 46,7 119° 57 47,9 230 126 Sempadan sungai SS 1° 13 48,5 119° 57 50,2 180 127 Sempadan sungai SS 1° 13 48,6 119° 57 49,9 180 128 Sempadan sungai SS 1° 13 48,6 119° 57 49,0 190 14 129 Sempadan sungai SS 1° 13 48,4 119° 57 48,9 190 8 130 Sempadan sungai SS 1° 13 48,3 119° 57 49,0 190 16 131 Sempadan sungai SS 1° 13 48,3 119° 57 49,0 200 132 Sempadan sungai SS 1° 13 48,1 119° 57 49,0 200 6 133 Sempadan sungai SS 1° 13 47,4 119° 57 48,7 200 12 134 Sempadan sungai SS 1° 17 53,6 119° 58 33,9 260 10 135 Sempadan sungai SS 1° 17 53,2 119° 58 33,6 250 18 136 Sempadan sungai SS 1° 17 53,0 119° 58 33,2 250 16 137 Sempadan sungai SS 1° 17 52,6 119° 58 32,5 260 19 138 Sempadan sungai SS 1° 17 52,1 119° 58 31,9 250 27 139 Sempadan sungai SS 1° 17 51,4 119° 58 31,9 250 7 140 Sempadan sungai SS 1° 17 51,5 119° 58 31,7 250 17 141 Sempadan sungai SS 1° 17 54,6 119° 58 32,3 250 5 Lampiran 1. Lanjutan No Tipe Habitat Kode Titik Koordinat Ketinggian Tempat m dpl Jumlah Sarang S E 142 Sempadan sungai SS 1° 17 53,6 119° 58 32,7 250 10 143 Sempadan sungai SS 1° 17 53,2 119° 58 31,0 250 8 144 Sempadan sungai SS 1° 17 53,7 119° 58 31,9 250 11 145 Sempadan sungai SS 1° 17 53,4 119° 58 32,9 250 7 146 Sempadan sungai SS 1° 17 53,1 119° 58 33,6 250 11 147 Sempadan sungai SS 1° 17 52,8 119° 58 33,6 250 148 Sempadan sungai SS 1° 17 52,6 119° 58 33,5 250 12 149 Sempadan sungai SS 1° 17 52,8 119° 58 33,9 250 4 150 Sempadan sungai SS 1° 17 52,7 119° 58 34,5 250 8 151 Sempadan sungai SS 1° 17 52,6 119° 58 34,7 250 7 152 Sempadan sungai SS 1° 17 52,8 119° 58 34,8 250 5 153 Sempadan sungai SS 1° 17 52,7 119° 58 35,6 250 3 154 Sempadan sungai SS 1° 17 53,1 119° 58 35,0 250 5 155 Sempadan sungai SS 1° 17 53,5 119° 58 35,7 250 8 156 Sempadan sungai SS 1° 17 53,6 119° 58 36,0 250 4 157 Sempadan sungai SS 1° 17 53,8 119° 58 36,0 250 6 158 Tanaman bambu TB 1° 13 46,3 119° 57 51,3 220 14 159 Tanaman bambu TB 1° 13 45,6 119° 57 48,9 220 12 160 Tanaman bambu TB 1° 13 46,5 119° 57 47,7 215 8 161 Tanaman bambu TB 1° 13 47,4 119° 57 47,3 215 16 162 Tanaman bambu TB 1° 13 47,8 119° 57 47,6 215 14 163 Tanaman bambu TB 1° 13 48,6 119° 57 47,5 210 1 164 Tanaman bambu TB 1° 13 49,9 119° 57 47,1 210 5 165 Tanaman bambu TB 1° 13 49,6 119° 57 53,1 145 7 166 Tanaman bambu TB 1° 13 49,8 119° 57 52,9 145 12 167 Tanaman bambu TB 1° 13 50,1 119° 57 52,8 150 15 168 Tanaman bambu TB 1° 13 50,3 119° 57 52,6 150 7 169 Tanaman bambu TB 1° 13 49,7 119° 57 52,2 150 7 170 Tanaman bambu TB 1° 13 49,9 119° 57 51,9 150 2 171 Tanaman bambu TB 1° 13 50,0 119° 57 51,7 150 17 172 Tanaman bambu TB 1° 13 51,1 119° 57 51,4 150 22 173 Tanaman bambu TB 1° 13 51,3 119° 57 51,2 150 13 174 Tanaman coklat TC 1° 13 54,4 119° 57 49,7 150 21 175 Tanaman coklat TC 1° 13 55,1 119° 57 49,9 160 43 176 Tanaman coklat TC 1° 13 55,7 119° 57 49,8 160 4 177 Tanaman coklat TC 1° 17 55,9 119° 58 30,1 250 4 178 Tanaman coklat TC 1° 17 55,5 119° 58 30,3 250 3 179 Tanaman coklat TC 1° 17 55,5 119° 58 30,4 260 5 180 Tanaman coklat TC 1° 17 55,3 119° 58 29,8 260 3 181 Tanaman coklat TC 1° 17 56,0 119° 58 30,6 260 4 182 Tanaman coklat TC 1° 17 54,8 119° 58 31,0 270 2 DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS. 1980. Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa. Fakultas Kehutanan, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor. Bogor. Argeloo M. 1991. The Maleo Conservation Project. Preliminary Report. Unpublished Bailey JA. 1984. Principles of Wildlife Management. John Wiley and Sons. Chichester. Bibby C, S Marsden and A Fielding. 1998. Bird-Habitat Studies. The Expedition Advisory Centre. Royal Geographical Society. London. Butchart SHM, B Ma’dika, Zarlif, M Yamin, L Nurdin, M Irfan, I Tinulele, R Intjehatu, FN Mallo. 1998. Status burung maleo Macrocephalon maleo di Sulawesi Tengah bagian barat dan Sulawesi Selatan bagian utara. Yayasan Jambata. Palu. Sulawesi Tengah. Caughley G. 1977. Analysis of Vertebrate Population. John Wiley Sons. London Coates BJ, KD Bishop and D Gardner. 1997. A Guide to the Birds of Wallacea : Sulawesi, The Moluccas, and Lesser Sunda Island, Indonesia. Dove Publications, Alderley, Australia. Cody ML. 1964. An Introduction to Habitat Selection in Birds. Academic Press Inc. Orlando. Collar NJ, MJ Crosby, and AJ Stattersfield. 1994. Bird to Watch 2. The World List of Threatened Birds. BirdLife Conservation Series No. 4. BirdLife International. Cambridge. United Kingdom Connell JH. 1963. Territorial behaviour and dispersion in some marine invertebrates. Research in Population Ecology. del Hoyo, JA Elliott and J Sargatal. 1994. Handbook of the Birds of the World Volume 2. New World Vultures to Guineafowl. Bird Life International and Lynx Edition. Barcelona. Dekker RWRJ. 1990. The Distribution and Status of Nesting Ground of the Maleo Macrocephalon maleo in Sulawesi, Indonesia. Institut of Taxonomic Zoologi, Zoologicsh Museum. University of Amsterdam. The Netherland. Dekker RWRJ and PJK McGowan. 1995. Megapodes: an action plan for their conservation 1995 – 1999. IUCN and World Pheasant Association. Dekker RWRJ and TG Brom. 1990. Maleo Eggs and the Amount of Yolk in Relation to Different Incubation Strategies in Megapodes. Australian of Zoology. Gunawan H. 2000. Startegi Burung Maleo Macrochephalon maleo Sal Muller 1846 Dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi. Thesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan. Grzimek B. 1972. Animal Encyclopedia. Vol 8 : Bird. Van Nostrand Reinhold Co. New York Hendro M. 1974. Sedikit keterangan mengenai burung maleo. Majalah Kehutanan Indonesia. Tahun 1, Desember 1974. Jones DN, RWRJ Dekker, and CS Roselaar. 1995. Bird Families of the World: The Megapodes. Oxford University Press. Oxford. Kadillah SJ. 1972. Laporan Hasil Survei Orientasi Habitat Maleo, Daerah Mamuju, Sulawesi Selatan. Direktorat Perlindungan Hutan Pelestarian Alam, Direktorat Jendral Kehutanan Republik Indonesia. Bogor. Ludwig JA and JF Reynolds. 1988. Statistical Ecology: A Primer On Methodes and Computing. A Wiley Interscience Publication. John Wiley Sons. New York. MacKinnon J. 1978. Sulawesi Megapodes. World Pheasant Association Journal. Mallo FN. 1998. Studi pendahuluan terhadap kelestarian dan ekologi maleo di Saluki. Yayasan Jambata. Palu. Sulawesi Tengah. Nurhayati NF. 1986. Masalah Kelestarian Burung Maleo Macrocephalon maleo. Makalah Pengelolaan Suaka Alam dan Margastwa. Program Studi Ilmu Lingkungan Ekologi Manusia. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta. [PPA] Perlindungan dan Pelestarian Alam. 1994. Burung: Mengenal lebih dekat satwa yang dilindungi. Departemen Kehutanan. Jakarta. Santoso N. 1990. Dampak Kegiatan Pemetaan Geologi dan Penelitian Seismik Pantul terhadap Anoa Bubalus spp. dan Maleo Macrocephalon maleo di Suaka Margasatwa Pulau Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Whitten AJ, M Mustafa and GS Henderson. 1987. Ecology Sulawesi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wiriosoepartho AS. 1979. Pengamatan Habitat dan Tingkah Laku Maleo Macrocephalon maleo di Komplek Hutan Dumoga, Sulawesi Utara. Lembaga Penelitian Hutan. Departemen Pertanian. Bogor. Wiriosoepartho AS. 1980. Penggunaan Habitat Dalam Berbagai Aktivitas Burung Maleo Macrocephalon maleo di Cagar Alam Panua, Sulawesi Utara. Lembaga Penelitian Hutan. Departemen Pertanian. Bogor. Yayasan Jambata. 2001. Survei Status Maleo Di Taman Nasional Lore Lindu. Yayasan Jambata. Palu. Sulawesi Tengah.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1. Kesimpulan

Areal TNLL yang digunakan maleo sebagai lokasi peneluran mencakup 6 tipe habitat yakni hutan sekunder, semak belukar, semak dan perdu, sempadan sungai, tanaman bambu serta tanaman coklat dengan luas keseluruhan 25,12 ha. Sumber panas pengeraman yang digunakan sarang maleo pada setiap tipe habitat di lokasi peneluran berasal dari panas bumi geothermal. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah sarang pada setiap tipe habitat di lokasi peneluran, diperoleh dugaan total populasi maleo di TNLL sebesar 4554,73 ± 8,55 ekor dengan kepadatan 181,32 ± 0,34 ekorha. Hasil tersebut merupakan dugaan populasi dan kepadatan maleo pada kelas umur dewasa dengan perbandingan jumlah antara individu jantan dan betina sebesar 1 : 1 pada setiap sarang. Dalam membuat sarang, maleo melakukan seleksi terhadap tipe habitat yang akan digunakan sebagai lokasi peneluran. Seleksi tersebut dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang optimal bagi telur agar dapat menetas. Berdasarkan hasil pengujian terhadap ke 6 tipe habitat, diketahui bahwa maleo memiliki preferensi terbesar terhadap tipe habitat hutan sekunder dengan nilai indeks pemilihan habitat w sebesar 1,34 dan preferensi terendah terhadap tipe habitat sempadan sungai dengan nilai indeks pemilihan habitat w sebesar 0,82. Pola sebaran maleo berbentuk kelompok.

6. 2. Saran

1. Mengefektifkan usaha pengamanan habitat dan lokasi peneluran maleo dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengelola kawasan TNLL. 2. Melakukan usaha penangkaran secara in-situ dan pencagaran terhadap habitat tempat bertelur maleo yang berada di luar kawasan konservasi. 3. Melakukan pemantauan terhadap status populasi dan kondisi habitat secara intensif dan periodik guna menjamin keberadaan maleo di TNLL pada masa yang akan datang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Umum Habitat Peneluran Maleo

Areal yang termasuk ke dalam lokasi penelitian hanya kawasan TNLL yang diduga terdapat sarang maleo. Luas areal TNLL adalah 217.991,18 Ha, akan tetapi luas wilayah yang digunakan maleo untuk bertelur hanya 25,12 Ha dan mencakup 6 tipe habitat yakni hutan sekunder, semak belukar, semak dan perdu, tanaman bambu serta tanaman coklat. Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, intensitas sampling yang digunakan adalah 21,74. Luas daerah yang teramati sebesar 5,46 Ha. Luasan masing-masing areal penelitian di setiap tipe habitat dan unit contohnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Luasan masing-masing tipe habitat dan unit contoh berdasarkan luas secara proposional pada areal penelitian No Tipe Habitat Luasan ha Luas Unit Contoh ha 1 Hutan Sekunder 1,93 0,42 2 Semak Belukar 2,91 0,63 3 Semak dan Perdu 7,31 1,59 4 Sempadan Sungai 9,52 2,07 5 Tanaman Bambu 2,21 0,48 6 Tanaman Coklat 1,24 0,27 TOTAL 25,12 5,46 Kawasan peneluran maleo di TNLL sebagian besar terletak dekat dengan pemukiman penduduk dan telah mengalami degradasi akibat pola penggunaan lahan yang kurang tepat dan usaha konversi hutan untuk penggunaan lain. Kondisi topografi datar hingga landai dan tanah yang subur seringkali memicu masyarakat untuk melakukan perluasan areal perkebunan, terutama coklat, hingga melewati batas taman nasional. Aktivitas manusia di lokasi peneluran merupakan gangguan yang memberikan pengaruh terhadap berkurangnya kualitas dan jumlah lokasi peneluran yang sebelumnya dianggap sesuai bagi maleo untuk membuat sarang. Dari hasil pengamatan, maleo di TNLL menggunakan sumber panas bumi geothermal untuk mengerami telurnya. Hal tersebut diindikasikan oleh adanya mata air panas di dekat lokasi peneluran. Menurut Gunawan 2000 sifat temperatur tanah sarang yang bersumber panas bumi adalah semakin dalam sarang semakin meningkat temperaturnya karena semakin mendekati sumber