Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan

Fisika SMAMA XII 76

3. Polarisasi karena Bias Kembar Pem- biasan Ganda

Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit. Perhatikan Gambar 2.13, seberkas cahaya yang jatuh tegak lurus pada permukaan kristal kalsit, maka cahaya yang keluar akan terurai menjadi dua berkas cahaya, yaitu satu berkas cahaya yang tetap lurus dan berkas cahaya yang dibelokkan. Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini tidak terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa karena tidak memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang terpolarisasi.

4. Polarisasi karena Absorbsi Selektif

Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar gelombang cahaya dan hanya melewat- kan salah satu bidang getar. Seberkas sinar yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi. Peristiwa polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari kacamata sun glasses dan polaroid untuk kamera.

5. Polarisasi karena Hamburan

Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna biru. Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya. Gambar 2.13 Polarisasi bias kembar Sinar istimewa Sinar biasa Gambar 2.14 Polarisasi absorpsi selektif Polaroid Gambar 2.15 Polarisasi karena hamburan Partikel 77 Fisika SMAMA XII

6. Pemutaran Bidang Polarisasi

Perhatikan Gambar 2.16, seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga cahaya yang diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik aktif, misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar. Besarnya sudut perubahan arah polarisasi cahaya T tergantung pada konsentrasi larutan c, panjang larutan dan sudut putar larutan E. Hubungan ini dapat ditulis secara matematik sebagai: T = c.E. .... 2.18 James Clerk Maxwell 1832 - 1879 dilahirkan di Edinbrgh, Skotlandia. Dalam pemikirannya ia mempersoalkan teori kelistrikan dan kemagnetan yang pada waktu itu kurang memuaskan. Dalam tahun 1864 dan1873 ia mengembang- kan gambaran teoritis yang menggambarkan bahwa kelistrikan dan kemagnetan muncul sebagai dua aspek dari gejala yang sama. Atas dasar teori inilah ia meramalkan adanya gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan kelajuan sama dengan cahaya. Teori yang dikemukakan oleh Maxwell dinyatakan kebenarannya oleh Heinrich Hertz pada tahun 1888. Sumber : wikipedia Gambar 2.16 Pemutaran bidang polarisasi untuk menentukan konsentrasi larutan gula. cahaya tak terpolarisasi cahaya terpolarisasi tabung contoh yang berisi zat optik aktif polarisator arah polarisasi telah berputar Seputar Tokoh