Rendah hai Ti Delapan Kebajikan Ba De

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 31 30 | Kelas VIII SMP Sikap seorang rendah hai merupakan cermin diri seseorang, dimana orang akan menilai ingkah laku dan perbuatan kita sehari-hari, Bila seseorang senaniasa membanggakan segala yang dimilikinya, maka akan banyak orang lain yang menjauhi kita, sebaliknya bila dalam pergaulan seseorang bersikap rendah hai, maka akan banyak orang lain yang mendekai kita.

3. Satya Zhong

Satya Zhong diarikan perilaku yang memegang teguh sesuatu yang sudah menjadi hak miliknya. Bentuk perilaku satya dapat diarikan seia, baik itu kepada Tuhan Yang Maha Esa, ajaran Nabi, orangtua, teman, kerabat, dan sebagainya. Satya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat dilakukan dengan taat melaksanakan segala Firman-Nya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya. Satya kepada Nabi dapat dilakukan dengan memahami Sabda-Nya untuk dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari berupa ingkah laku dan perbuatan. Satya kepada orangtua dapat dilakukan selalu berbaki patuh dan hormat atas segala nasehat-nasehatnya. Satya kepada guru dapat dilakukan dengan selalu patuh dan hormat atas segala hal yang dimbimbingkan dan diteladaninya. Satya kepada temankawansahabat dapat dilakukan dengan senaniasa menjaga sikap dapat dipercaya di dalam pergaulan hidup.

4. Dapat dipercaya Xin

Dapat dipercaya Xin diarikan kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya atau dapat menepai janji. Agar seseorang dapat disenangi orang lain, harus memiliki sifat dapat dipercaya dalam pergaulan hidup. Bila orang dapat menepai janji, orang itu akan disegani orang lain, sebaliknya bila seseorang idak dapat menepai janji, akan dibenci orang lain.

5. Susila Li

Susila Li dapat diarikan sebagai sopan santun, tata krama, dan budi pekeri. Perilaku susila menjadi cermin bagi seseorang dalam berindak berbuat. Ajaran agama Khonghucu telah menegaskan, di dalam Kitab Sabda Suci XII: 1, berbunyi: “Yang Tidak Susila jangan dilihat, yang Tidak Susila jangan di dengar, yang Tidak Susila jangan diucapkan dan yang Tidak Susila jangan dilakukan.” Oleh karena itu, di dalam pergaulan hidup seseorang harus mampu menjaga dirinya, mampu mengendalikan nafsu-nafsu agar idak melanggar susila. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 31 30 | Kelas VIII SMP

6. Kebenaran Yi

Kebenaran Yi diarikan sebagai rasa solidaritas, rasa senasib sepenanggungan, dan mau membela kebenaran serta menolak hal-hal yang dirasakan idak baik dalam kehidupan ini.

7. Suci hai Lian

Suci hai Lian diarikan memprakikkan cara hidup yang sederhana dan idak melakukan penyelewengan. “Seorang Susilawan berbuat sesuai dengan kedudukannya.” Tengah Sempurna XIII: 1

8. Tahu malu Chi

Tahu malu Chi diarikan dapat menahan diri untuk idak melakukan hal- hal yang idak bermoral atau hal-hal yang dapat merusak moral. Berindak yang merusak moral akan merugikan diri sendiri, menjadikan orang lain akan mencemoohmencibir diri kita. Misalnya: seseorang melakukan pencurian di kampung sendiri, kemudian saat melakukan perbuatan tersebut diketahui orang lain, akhirnya orang tersebut ditangkap, dipukuli dan sebagainya, sehingga akan merugikan dan memalukan diri sendiri. Poin-poin kebajikan yang merupakan pedoman bagi hidup manusia wajib diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari dan semuanya itu dapat dilakukan setahap demi setahap, sehingga mencapai keberhasilan yang sejai. Nabi Kongzi bersabda, “Belajar dan selalu dilaih, idakkah itu menyenangkan?” Sabda Suci, Bab I: 1 Dalam hal mencapai ini semua, janganlah kita patah semangat, kita dapat memahami, orang lain dapat melaksanakan, mengapa diri sendiri idak dapat? Nabi bersabda, “Jika orang lain dapat melakukan hal itu satu kali, diri sendiri harus berani melakukan seratus kali. Jika orang lain dapat melakukan dalam sepuluh kali, diri sendiri harus berani melakukan seribu kali.” Tengah Sempurna Bab XIX: 20 Akivitas Mandiri D Carilah arikel yang menggambarkan perilaku pengembangan benih kebajikan dalam diri manusia.