Pelaksanaan di Rumah Pelaksanaan di Makam Kuburan
                                                                                Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri |      81 80       | Kelas VIII SMP
Catatan:
D Membersikan kuburan pada saat atau menjelang sembahyang Qing Ming itu
berkaitan  dengan  tumbuhnya  rumput  yang  khawair  akan  merusak  kuburan dan akan mengganggu kenyamanan saat pelaksanaan sembahyang
D Pada  Dinasi  Tang,  hari  Qing Ming  ditetapkan  sebagai  hari  wajib  untuk  para
pejabat  membersihkan  kuburan,  mengurus  kuburan-kuburan  yang  terlantar dan menghormai para leluhur.
D Upacara  di  makam    leluhur    dilengkapi  dengan  perlatan  sembahyang  dan
sesajian  yang  merupakan  pernyataan  sikap    Laku  Baki  dan  kasih  terhadap leluhur. Demikianlah  setelah iba di makam, kemudian makam dibersihkan dan
diletakan secara teratur  peralatan upacara.
Sebelum  melakukan  sembahyang  di  hadapan  makam,  terlebih    dahulu melakukan  sambahyang  di  hadapan  altar  Malaikat  Bumi  Fu De Zheng Shen
yang selalu menjadi perawat bagi kehidupan di semesta alam atau di atas dunia. Kemudian dilanjutkan  bersembahyang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bagi  arwah
orang  tua  maupun  saudara  yang  kita  hormai  yang    telah  mendahului  .  Dengan penuh harapan semoga penghormatan ini dapat menjadi pendorong bagi kita untuk
selalu    berperilaku    luhur  dan  mulia  sebagaimana  yang    Tian  Firmankan,  bahwa Kebahagiaan atau Rahmat Fu dan Kebajikan De merupakan kesatuaan yang idak
terpisahkan.
Sumber: dokumen penulis
Gambar  5.1  Membersihkan kuburan saat sembahyang Qing Ming
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri |      81 80       | Kelas VIII SMP
Akivitas Mandiri
D Ceritakan  pengalamanmu  keika  sedang  melaksanakan  sembahyang
Qing Ming
Pening
Kelenteng Miao Sebagai Rumah Ibadah Khonghucu 1.
Sejarah Kelenteng
Miao atau  Kelenteng  dalam  isilah  Indonesia  sudah  ada  sejak
awal turunnya Wahyu Tian dalam agama Khonghucu.  Dalam  Wu Jing dan  Sishu
, paling idak di jaman Raja Suci Yao dan Shun 2356 – 2205 SM, sudah disebut tentang kuil untuk sembahyang kepada Tuhan dan
Leluhur. Nabi Kongzi menelii dan mencatat kenyataan tentang pelaksanaan
ibadah umat Ru, baik ibadah kepada Tuhan, Para Shen Ming, atau para leluhur. Didapai kenyataan bahwa peribadahan tersebut diatur sebagai
berikut:
D Ibadah  kepada  Tian  Yang  Maha  Pencipta  Qian  hanya  boleh
dilaksanakan dan dipimpin kaisar Huang Di sebagai putera Tuhan Tian Zi.
D Sembahyang  kepada  Malaikat  Bumi  Tu Shen  dilaksanakan  oleh
raja  muda  Gong,  dan  berkembang  menjadi  persembahyangan bagi para suci Shen Ming.
D Sembahyang  kepada  Leluhur  Zu Zong  di  mana  yang  wajib
melaksanakannya  adalah rakyat atau umat manusia. Di zaman purba  hingga masa kehidupan Nabi Kongzi para pembesar
Da Fu sampai rakyat hanya boleh bersembahyang dan berdoa kepada arwah para leluhurnya. Keika Nabi Kongzi menjabat sebagai Pembesar
Da Fu, Beliau mulai  merenungkan  agar sistem ibadah  Ru Jiao dapat diajarkan kepada seluruh rakyatmanusia.
Pada zaman Nabi Kongzi, Miao atau Kelenteng sudah ada sebagai tempat penghormatan kepada raja. Miao pada waktu
itu juga menjadi tempat menyimpan benda-benda milik raja yang
sudah meninggal.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri |      83 82       | Kelas VIII SMP
Nabi  Kongzi  sering  mengunjungi  Miao  itu  sebagai  tempat  belajar  membuka wawasan.  Dalam  Kitab  Lunyu  diceritakan  bahwa  seiap  kali  Nabi  Kongzi
memasuki Miao Kelenteng selalu saja banyak hal yang ditanyakan.  Di dalam Kitab Lunyu tercatat: Tatkala Nabi Kongzi masuk ke dalam Miao besar untuk
memperingai Pangeran Zhao, segenap hal ditanyakan.
Ada orang berkata, “Siapa berkata anak negeri Co itu mengeri kesusilaan? Masuk ke dalam Miao segenap hal ditanyakan.” Mendengar itu nabi bersabda,
“Justru demikian inilah Kesusilaan.” Lunyu. III: 15
                