Pengetahuan dan Moral Semangat Belajar

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 119 118 | Kelas VIII SMP perduli apakah pendapatnya tentang sesuatu itu idak dapat dipercaya, dapatkah kita membentuk pemahaman yang benar dengan cara seperi ini? Dalam hal ini mengapa seorang Konfusian, khususnya Xun Zi menekankan peningnya menjadikan kebenaran dan kejujuran dalam membedakan dan memilih, dan ketepatan bahasa dan ekspresi, dalam semua hal. Sikap keadilan dalam segala sesuatu akan didorong oleh kebiasaan dalam menimbang segala buki dengan adil. Keiga, dalam mencari ilmu pengetahuan, kita pasi memerlukan kerja sama dengan orang lain. Mencari kebenaran merupakan usaha kelompok. Jadi, dalam belajar di sekolah, sering kita jumpai proses belajar yang melibatkan bantuan teman- teman sekitar, misalnya dalam diskusi kelompok. Oleh sebab itu, rasa cinta dan peduli terhadap orang lain adalah sangat berpengaruh dalam kita mencari pengetahuan. Keempat, belajar akan membimbing kita untuk memahami, dan mendapatkan keahlian yang berguna. Untuk dapat hidup lebih baik, kita pasi memerlukan banyak pengetahuan dan keahlian. Selanjutnya, dalam mencari pengetahuan secara serius, nilai-nilai moral seperi kebenaran, ketulusan, kejujuran keadilan, cinta kasih dan kerja sama dipelajari dalam prosesnya. Terlebih lagi, pengetahuan dan keahlian yang kita peroleh mungkin Sumber: dokumen penulis Gambar 7.3 Sikap bekerja sama dan saling tolong menolong dalam kehidupan Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 119 118 | Kelas VIII SMP dipergunakan dalam prakik nilai-nilai moral yang kita pelajari. Namun demikian, mungkin bagi seiap orang setelah ia banyak mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, lalu melupakan nilai-nilai moral yang telah ia pelajari. Hal ini sangatlah berbahaya.Orang semacam ini akan sangat berilmu dan ahli dalam berbuat kejahatan, dan dapat mengakibatkan kerugian. Kamu pasi pernah mempelajari tentang cerita roman atau biograi tentang seorang yang pandai tetapi ahli diktator atau kriminal. Di Singapura, ada kasus-kasus tentang para profesional yang terdidik, seperi pengacara dan eksekuif, yang diadili karena berbuat kebohongan. Orang-orang semacam itu bukannya berbuat dengan pemahaman dan keahlian mereka untuk melakukan perbuatan yang bermoral melainkan melanggarnya. Bukan hanya mereka telah membuang semua kecakapannya dengan berbuat demikian, juga mereka telah membuat orang lain menjadi menderita, dan bahkan diri mereka sendiri. Jadi, kita harus peduli keika kita mencapai pengetahuan, sekaligus kita harus membentuk sikap dalam kehidupan moral kita. Tanpa nilai-nilai moral, kehidupan kita idak akan berguna, idak peduli seberapa banyak pengetahuan yang telah kita peroleh. Tanpa nilai-nilai moral, kita akan sangat kehilangan, idak tahu lagi arah yang harus diambil. Hidup ini bagaikan sebuah kapal di lautan, kita memerlukan sebuah kompas sebagai penunjuk arah. Kecakapan dan keahlian membuat kita dapat mengendalikan kapal itu. Nilai-nilai moral berfungsi sebagai kompas, menunjukkan ke mana kita harus mengarah.

2. Tujuan dalam Belajar

Belajar memungkinkan kita untuk meningkatkan kecakapan hidup secara umum dan menguasai keterampilan tertentu untuk hidup kecakapan hidup, dan kecakapan hidup itu membuat kita mampu bertahan dalam keadaan-keadaan sulit. Belajar seharusnya membantu kita meningkatkan pengetahuan dan pengembangan citra diri serta membantu kita dalam membina diri.Tetapi sayangnya, beberapa orang cenderung menjadi sombong hanya karena mereka mengetahui sesuatu yang orang lain idak mengetahuinya. Jika pengetahuan membuat kita sombong, lebih baik kita idak berpengetahuan. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 121 120 | Kelas VIII SMP Nabi Kongzi bersabda: “Orang zaman dahulu belajar untuk membina diri. Sekarang orang belajar bertujuan untuk memperlihatkan diri kepada orang lain.” Lunyu XIV: 24 Hal ini mungkin suatu perbedaan yang sangat mencolok tentang tujuan dari belajar. Sulit dipungkiri kenyataannya bahwa sadar atau idak sadar banyak dari kita belajar bertujuan untuk menunjukkan diri. Mesinya, kita idak boleh melupakan bahwa belajar adalah untuk pembinaan diri, dan sama sekali bukan untuk menunjukkan diri. Sumber: dokumen penulis Gambar 7.5 Sikap yang idak boleh diiru, yaitu mencari muka dalam bekerja Sumber: dokumen penulis Gambar 7.4 Sikap tulus dalam bekerja Kita telah melihat bahwa belajar dan membina diri adalah idak dapat dipisahkan. Lalu, apa yang menjadi tujuan kita dalam belajar dan melakukan pembinaan diri? Mungkin kita harus memulainya dimana kita berada saat ini, di sekolah. Apa tujuanmu datang ke sekolah dan belajar? Jawab kita pasi bervariasi, namun jawaban yang diberikan dari kebanyakan murid di Singapura adalah sekolah mempersiapkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan bagi kehidupan yang baik di masa mendatang. Mungkin kalian akan menjawab belajar untuk menjadi dokter, insinyur, pengacara, pilot atau akuntan. Kita berharap dengan belajar keras sekarang, maka suatu hari kita akan dapat memberikan sumbangan dalam kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bagi negara kita. Tidak ada yang salah dalam pendekatan cara belajar seperi ini, bila mengambil semangat yang benar. Kita membaca dalam Kitab Mengzi keluhan seperi ini, ”Tetapi keadaan penghasilan rakyat saat ini ke atas belum cukup untuk