Tidak Mau Berebut Mudah Dilayani Satunya Kata dengan Perbuatan

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 105 104 | Kelas VIII SMP

11. Senaniasa Membina Diri

Zi lu bertanya tentang seorang Junzi. Nabi menjawab, “Ia membina dirinya dengan penuh hormat.” 2. Setelah dapat berbuat demikian lalu bagaimana?” “Ia membina diri untuk membuat sentosa pada orang lain.” 3. Setelah dapat berbuat demikian lalu bagaimana?” “Ia membina diri untuk memberi sentosa kepada segenap rakyat. Membina diri untuk memberi sentosa kepada seluruh rakyat, meskipun Giau dan Sun masih khawair belum dapat melaksanakan dengan sempurna.” Lunyu XIV: 42

12. Tahan Menderita

Nabi bersabda, “Seorang Junzi tahan dalam penderitaan, seorang rendah budi berbuat yang idak karuan bila menderita.” Lunyu XV: 22

13. Kedudukan Seorang Junzi

KEDUDUKAN PredikatPeran Anak Sahabat Orang Tua Bawahan Atasan Adik Kakak Istri Suami Teman Selaras Harmonis KeadaanKondisi AlamLingkungan ManusiaMasyarakat Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 105 104 | Kelas VIII SMP Nabi bersabda, “Kalau iada atas hal yang berhubungan dengan kedudukanmu, janganlah ikut campur tangan.” Zhengzi berkata, “Seorang Junzi di dalam pikirannya idak melantur-lantur ke luar dari kedudukannya.” Lunyu XIV: 26

D. Pemeriksaan Diri

1. Sebagai manusia adakah aku berlaku idak satya

Sebagai insan yang memiliki agama, sudah menjadi kewajiban untuk senaniasa membina diri seiap hari. Membina diri melipui: pemeriksaan diri, memperbaiki diri, dan akhirnya selalu mawas diri. Cara-cara tersebut merupakan langkah sukses bagi seseorang di dalam kehidupannya sehingga mencapai tujuan hidup yang dicita- citakannya. Dalam ajaran agama Khonghucu, manusia harus senaniasa memeriksa diri seiap saat, hal ini sangat pening di dalam kehidupan yang saat ini sedang dijalankan. Di dalam Kitab Lunyu Bab I: 4 tertulis “Seiap hari Aku memeriksa diri dalam iga hal, yaitu Sebagai manusia, adakah aku sampai berlaku idak satya? Bergaul dengan kawan dan sahabat, adakah aku sampai berlaku idak dapat dipercaya? Dan adakah Ajaran Guru Nabi Kongzi, sampai idak Kulaih?” Merupakan sebuah perenungan, sudah sebesar apakah seseorang memiliki kesatyaan? Kesatyaan tersebut mencakup beberapa aspek, di antaranya: a. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan melaksanakan Firman-Nya seiap saat dan berusaha untuk menjauhkan segala hal-hal yang dilarang berupa ketaqwaan. b. Kepada Nabi Kongzi, dengan menjalankan kesuriteladanan di dalam kehidupan. c. Kepada orang tua, dengan sepenuh hai melaksanakan laku baki dengan benar. d. Kepada guru, dengan adanya rasa hormat dan patuh pada bimbingannya. e. Kepada lingkungan, dengan menjaga dan mengelola lingkungan dengan sebaik-baiknya, tanpa mengekspoitasi secara berlebihan.