Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Tujuan Pembelajran Kooperatif Fase-fase Pembelajaran Kooperatif

dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Stahl menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial Isjoni, 2010: 15. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu proses pembelajaran yang diorganisasikan dan terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen, dan dalam kelompok itu bekerja secara bersama untuk menyelesaikan suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ibrahim 2000: 6- 7 pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1 Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2 Siswa dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3 Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda. 4 Panghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada individu.

c. Tujuan Pembelajran Kooperatif

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan yang hendak dicapai Ibrahim 2000: 7- 10 1 Hasil Belajar Akademik Struktural Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2 Pengakuan Adanya Keragaman Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial. 3 Pengembangan Keterampilan Sosial Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan social siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok

d. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif

Tabel 2. 1 Fase Tingkah Laku Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya Fase 6 Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok Sumber Ibrahim 2000: 10 e. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik Ibrahim 2000: 28. Pendekatan kooperatif tipe Numbereded Heads Together ini adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan pada tahun 1993. Pendekatan Numbered Heads Together adalah bagian dari pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Menurut Kagan pendekatan kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Sintaks numbereded heads together terdiri dari empat langkah menurut Spencer Kagan Arends, 2008: 16, yaitu sebagai berikut.

1 Langkah pertama: numbereding penomoran

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang dan member setiap anggota kelompok tersebut nomor secara berurutan.

2 Langkah kedua: questioning pengajuan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan bias bervariasi.

3 Langkah ketiga: heads together berpikir bersama

Para siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dari gurunya.

4 Langkah keempat: answering pemberian jawaban

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari setiap kelompok yang nomornya sama dengan nomor yang disebutkan guru mengangkat tangannya dan memberikan jawaban di depan kelas. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim menjadi enam langkah sebagai berikut : Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran SP, Lembar Kerja Siswa LKS yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Langkah 2. Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan pendekatan kooperatif tipe Numbered Heads Together. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal pre-test sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan ataupun buku penunjang lainnya agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 4. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

f. Manfaat Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

0 6 324

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 9 232

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS IV SDN PROYONANGGAN 09 BATANG

0 4 199

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 2 14

Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Number Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Siswa Kelas IV SD N Wonosari 03 Semarang.

0 0 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VI SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

(ABSTRAK) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS IV SDN PROYONANGGAN 09 BATANG.

0 0 2

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG.

0 0 1