Perilaku Ekonomi Petani TINJAUAN PUSTAKA

pernah sekolah, sedang 27 persen hanya pernah sekolah tidak lebih dari kelas tiga sekolah dasar.

2.5. Perilaku Ekonomi Petani

Perilaku ekonomi mempunyai tiga hal yang patut diperhatikan Scott, 1981, yaitu resiko, ketidakpastian, serta keuntungan. Istilah resiko dimaksudkan kepada terjadinya kemungkinan merugi atau possibility of loss, jadi peluang akan terjadinya merugi akan diketahui terlebih dahulu. Sedangkan ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, karena peluang terjadinya merugi belum diketahui sebelumnya Soekartawi et al., dalam Satria, 1995. Dillon et al. dalam Soekartawi 1986 memberikan indikasi bahwa sebagian besar petani subsistem mempunyai keengganan memikul resiko, dengan kecenderungan yang lebih besar pada pemilik lahan sempit dan umumnya dari petani penyakap. Pada petani kecil perolehan pendapatan usahataninya akan lebih banyak digunakan untuk mengembangkan usahataninya. Dalam banyak hal, sering ditemui bahwa semakin kecil petani melakukan capital formation dalam usahataninya, karena kelebihan pendapatan sering digunakan untuk kepentingan lainnya. Scott 1981, menjelaskan adanya perilaku enggan menerima resiko dalam pengambilan keputusan petani disebabkan oleh adanya dilema ekonomi petani sentral yang dihadapi oleh kebanyakan rumah tangga petani. Kehidupan petani di pedesaan begitu dekat dengan batas subsistensi, serta selalu mengalami ketidakpastian cuaca dan tuntutan-tuntutan dari pihak luar, dan karena itu kondisi tersebut menyebabkan rumah tangga petani tidak banyak mempunyai peluang untuk menerapkan keuntungan maksimal dalam berusahatani. Sifat khas yang senantiasa ada pada diri petani ialah berusaha menghindari kegagalan yang akan menghancurkan kehidupannya dan bukan berusaha memperoleh keuntungan besar dengan mengambil resiko. Dengan kata lain petani berusaha meminimumkan keuntungan subjektif dari kerugian maksimum. Perilaku demikian yang disebut juga perilaku safety first atau mendahulukan keamanan merupakan ciri umum petani. Bukan saja petani miskin yang memiliki perilaku tersebut, tetapi sebagian besar petani menengah juga bertindak serupa.

2.6. Hasil Penelitian Terdahulu