Analisis Efisiensi Ekonomi ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DAN EFISIENSI EKONOMI CABANG USAHATANI

menggunakan tenaga kerja luar keluarga akan mengoptimalkan kerja buruh tani agar target kerja yang diinginkan tercapai.

7.3. Analisis Efisiensi Ekonomi

Menurut Doll dan Orazem 1984, untuk mencapai keuntungan yang maksimal, suatu usaha tani harus memenuhi dua syarat yaitu syarat keharusan Necessary Condition dan syarat kecukupan Sufficient Condition. Syarat keharusan Necessary Condition dipenuhi pada saat tidak ada lagi kemungkinan lain dalam penggunaan input yang lebih sedikit untuk menghasilkan nilai produksi yang sama, atau ketika elastisitas produksi lebih besar atau sama dengan nol dan lebih lebih kecil atau sama dengan satu ≤ ε p ≤ 1. Berbeda dengan syarat keharusan yang objektif, syarat kecukupan dapat berbeda pada setiap usahatani atau individu dan merupakan efisiensi yang subjektif. Terpenuhi atau tidaknya kedua syarat tersebut dapat diketahui dengan menggunakan sebuah persamaan yaitu perbandingan antara Value Marginal Product PyMPxi atau disebut juga Nilai Produk Marjinal NPM, dan Marginal Factor Cost MFC atau yang sering disebut dengan Biaya Korbanan Marjinal BKM. Nilai Produk Marjinal merupakan hasil kali antara harga produk dengan Produk Marjinal PM sementara Biaya Korbanan Marjinal BKM sama dengan harga dari masing- masing faktor produksi itu sendiri. Tingkat efisiensi ekonomis dari penggunaan faktor- faktor produksi dapat dilihat dari besarnya rasio Nilai Produk Marjinal dengan Biaya Korbanan Marjinal per periode produksi. Faktor- faktor produksi yang dapat dianalisis adalah faktor- faktor produksi yang bersifat fisik dan yang dapat dinilai dengan rupiah. Jika rasio NPM dengan BKM lebih besar dari satu, maka penggunaan faktor- faktor produksi disebut belum efisien dan perlu ditingkatkan penggunaannya untuk mencapai keuntungan maksimum. Rasio NPM dengan BKM yang lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa penggunaan faktor- faktor produksi telah melebihi batas optimal sehingga untuk mencapai keuntungan maksimum maka penggunaannya harus dikurangi. Rasio NPM dengan BKM yang sama dengan satu untuk semua faktor- faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan faktor- faktor produksi dalam usahatani tersebut tepat berada pada kondisi optimal dan telah mencapai keuntungam maksimum sehingga usahatani dapat dikatakan telah efisien secara ekonomis. Rasio NPM dan BKM usahatani padi ladang di Desa Wanajaya ditunjukkan dalam Tabel 21. Tabel 19. Rasio Nilai Produk Marjinal dengan Biaya Korbanan Marjinal Usahatani Padi Ladang Di Desa Wanajaya Variabel Penggunaan Rata-rata Aktual Koefisien Regresi NPM BKM NPM BKM Pupuk 110.81 0.2484 3712.05 1454 2.553 Tenaga Kerja Luar RT 48.34 0.5302 18162.44 6000 3.027 Tenaga Kerja Dalam RT 237.37 0.2172 1515.22 6000 0.252 Benih 60.00 0.1013 2795.75 2407 1.162 Pestisida 1.70 0.0696 67873.50 46724 1.453 Produksi Rata-rata KgHa 1273.79 Harga Rata -rataunit Output RpKg 1300 Keterangan : NPM = Nilai Produk Marjinal BKM = Biaya Korbanan Marjinal Tabel 19 menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi aktual dan rasio Nilai Produk Marjinal NPM dengan Biaya Korbanan Marjinal BKM pada usahatani padi ladang di Desa Wanajaya. Rasio-rasio NPM dengan BKM dari setiap faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan faktor- faktor produksi dalam usahatani padi ladang di Desa Wanajaya tidak efisien secara ekonomis, karena nilai- nilai rasio NPM dan BKM tidak ada yang sama dengan satu. Rasio ini juga berarti bahwa penggunaan faktor- faktor produksi pada usahatani padi ladang belum optimal pada jumlah produksi yang sama. Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa rasio NPM dan BKM untuk faktor produksi pupuk, tenaga kerja luar keluarga, benih, dan pestisida masing- masing lebih besar dari satu. Nilai rasio ini mengandung arti bahwa penggunaan faktor– faktor produksi tersebut masih kurang dan masih dapat ditingkatkan lagi agar dicapai tingkat penggunaan yang efisien atau optimal. Penggunaan faktor produksi pestisida dan pupuk yang rendah ini disebabkan oleh keterbatasan modal yang dimiliki petani untuk membeli pupuk dan pestisida dalam jumlah yang lebih besar yang sesuai dengan kebutuhan usahatani berdasarkan kondisi kesuburan dan kandungan hara tanah, sehingga pupuk dan pestisida hanya digunakan berdasarkan kemampuan finansial petani. Penggunaan benih yang tidak efisien juga disebabkan oleh ketidakmampuan petani secara finansial untuk membeli benih yang memiliki harga beli yang tinggi, sehingga benih yang digunakan petani adalah gabah yang merupakan sisa hasil panen dari musim tanam sebelumnya dengan mutu yang lebih rendah daripada benih komersial. Rasio NPM dan BKM yang paling besar adalah pada faktor tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 3.027. Berdasarkan nilai rasio ini, maka penggunaan tenaga kerja luar keluarga memerlukan penambahan yang relatif lebih besar agar dicapai tingkat efisien. Rendahnya penggunaan tenaga kerja luar keluarga disebabkan oleh keterbatasan modal petani untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga yang lebih besar. Sedangkan untuk faktor tenaga kerja dalam keluarga didapat nilai rasio NPM dan BKM yang lebih kecil dari satu, yang berarti bahwa penggunaan faktor produksi ini berlebihan atau tidak efisien, sehingga untuk mencapai tingkat efisien, maka penggunaan tenaga kerja dalam keluarga harus dikurangi. Penggunaan yang berlebih ini terjadi karena usahatani padi ladang merupakan usahatani utama dan sumber makanan pokok keluarga petani sehingga alokasi tenaga kerja untuk usahatani padi ladang relatif lebih besar. Rendahnya tingkat pendidikan petani menyebabkan mereka tidak memiliki keahlian atau pekerjaan lain selain berusahatani padi ladang sehingga tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan dalam usahatani menjadi relatif lebih besar. Efisiensi penggunaan faktor- faktor produksi dapat dicapai dengan menggunakan kombinasi optimal dari faktor-faktor produksi. Kombinasi optimal dari penggunaan faktor-faktor produksi akan diperoleh jika Nilai Produk Marjinal sama dengan Biaya Korbanan Marjinal atau jika rasio Nilai Produk Marjinal dan Biaya Korbanan Marjinal sama dengan satu. Pada Tabel 20 dapat dilihat kombinasi faktor- faktor produksi yang menghasilkan penggunaan input yang efisien. Tabel 20. Kombinasi Optimal dari Faktor-Faktor Produksi Usahatani Padi Ladang Di Desa Wanajaya Variabel Penggunaan Optimal Koefisien Regresi NPM BKM NPM BKM Pupuk 282.51 0.2484 1454 1454 1 Tenaga Kerja Luar RT 146.33 0.5302 6000 6000 1 Tenaga Kerja Dalam RT 59.94 0.2172 6000 6000 1 Benih 69.69 0.1013 2407 2407 1 Pestisida 2.47 0.0696 46724 46724 1 Produksi Rata-rata KgHa 1273.79 Harga Rata -rataunit Output RpKg 1300 Keterangan : NPM = Nilai Produk Marjinal BKM = Biaya Korbanan Marjinal Berdasarkan Tabel 20 di atas diperoleh nilai penggunaan optimal dari faktor pupuk sebesar 282.51. Nilai ini berarti untuk mencapai tingkat efisien, penggunaan pupuk harus ditingkatkan dari penggunaan aktualnya sebesar 110.81 kilogram menjadi sebesar 282.51 kilogram. Nilai penggunaan optimal dari faktor tenaga kerja luar keluarga adalah sebesar 146.33, yang berarti bahwa penggunaan tenaga kerja luar keluarga yang semula sebesar 48.34 HOK harus ditingkatkan menjadi 146.34 HOK agar dicapai tingkat efisien. Jika dilihat dari segi rasio NPM dan BKM, penggunaan benih yang semula sebesar 60 kilogram harus ditingkatkan menjadi 69.69 kilogram agar dicapai tingkat efisiensi. Sementara nilai penggunaan tenaga kerja dalam keluarga harus dikurangi dari yang semula sebesar 237.37 HOK menjadi sebesar 59.94 HOK agar penggunaan faktor produksi ini efisien. Untuk faktor produksi pestisida, penggunaannya harus ditingkatkan dari sebesar 1.7 liter dalam penggunaan aktualnya menjadi sebesar 2.47 liter agar dicapai tingkat efisiensi.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN