Analisis Pendapatan Usahatani Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Ratio Analysis Analisis Efisiensi Ekonomi

dilakukan secara acak sederhana simple random dari suatu daftar petani yang telah dipersiapkan sebelumnya. Di samping wawancara terstruktur, dilaksanakan pula wawancara tidak terstruktur dengan sejumlah perangkat desa, anggota Badan Perwakilan Desa BPD serta kelembagaan lain di desa. Data sekunder diperoleh dengan cara penelusuran kepustakaan buku, laporan penelitian, artikel, majalah, karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah penelitian dan melalui internet. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Pangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, dan Pemerintah Daerah di lokasi penelitian.

4.3. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum usahatani padi dan keragaan usahatani padi lahan kering di Desa Wanajaya, Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi produksi dan tingkat efisiensi usahatani padi ladang dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis fungsi produksi dan analisis efisiensi. Data yang telah terkumpul kemudian mengalami tahapan pengeditan, pengolahan dan penyusunan dalam bentuk tabulasi untuk selanjutnya dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 13 for Windows.

4.3.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Untuk menganalisis pendapatan usahatani dilakukan pencatatan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran usahatani dalam satu musim tanam. Data pengeluaran biaya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Kemudian dilakukan penghitungan pendapatan usahatani atas biaya tunai atau pendapatan kotor usahatani dan penghitungan pendapatan usahatani atas biaya total atau pendapatan bersih. Penghitungan pendapatan usahatani dirumuskan secara matematis seperti pada persamaan berikut : GFI = NP - BT …………………………………………………….. 4.1 NFI = NP - BT + BD ……………………………………………. 4.2 Keterangan : GFI = Gross Farm Income Pendapatan kotor usahatani NFI = Net Farm Income Pendapatan bersih usahatani NP = Nilai Produksi BT = Biaya Tunai Usahatani BD = Biaya yang Diperhitungkan atau bisa juga ditulis secara singkat sebagai berikut : NFI = GFI – BD ………………………………………………….. 4.3 dimana Pendapatan Bersih Usahatani NFI merupakan hasil pengurangan biaya diperhitungkan dari Pendapatan Kotor Usahatani GFI.

4.3.2. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Ratio Analysis

Analisis imbangan penerimaan dan biaya RC ratio analysis digunakan sebagai alat untuk mengukur kriteria kelayakan dari kegiatan usahatani yang dilakukan. Dalam analisis ini data penerimaan usahatani dan pengeluaran usahatani dibandingkan ke dalam satu rasio. Analisis imbangan penerimaan dan biaya dilakukan berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan, yaitu dibedakan menjadi RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total. Secara matematis RC ratio dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut : RC ratio = TC TR ………………………………………………………… 4.4 Keterangan : TR = Total Revenue Total Penerimaan TC = Total Cost Total Biaya

4.3.3. Pendugaan Fungsi Produksi

Analisis fungsi produksi adalah analisis yang menjelaskan hubungan antara produksi dengan faktor- faktor produksi yang mempengaruhinya. Fungsi produksi yang dipakai untuk menjelaskan parameter Y dan X adalah analisis fungsi Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dirumuskan sebagai berikut : u bn n b b b b o e X X X X X b Y ....... 4 4 3 3 2 2 1 1 = ………………….......... 4.5 Keterangan : Y = produksi b = intersep i b = koefisien regresi penduga variable ke-i i X = jenis faktor produksi ke-i, dimana i =1,2,3…, n e = bilangan natural e = 2,7182 u = unsur sisa galat Penggunaan fungsi ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Penggunaan fungsi Cobb-Douglas adalah dalam keadaan The Law of Diminishing Return untuk masing- masing input sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk melakukan upaya agar setiap penambahan input dapat menghasilkan tambahan output yang lebih besar. 2. Parameter penduga b i dapat langsung menunjukkan elastisitas produksi dari input yang bersangkutan X i . 3. Jumlah elastisitas dari masing- masing faktor produksi yang diduga merupakan pendugaan skala usaha return to scale. Bila jumlah b i 1, maka proses produksi berada pada skala yang menurun. Bila jumlah b i = 1, maka proses produksi terjadi pada skala yang konstan. Dan bila jumlah b i 1, maka proses produksi terjadi pada skala yang menaik. 4. Perhitungan fungsi produksi Cobb-Douglas sederhana karena dapat ditransfer dengan mudah ke dalam bentuk linier. 5. Bentuk fungsi Cobb-Douglas dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah heterokedastisitas. 6. Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi produksi yang sering digunakan dalam penelitian optimalisasi produksi usahatani. Untuk menganalisis hubungan antara faktor- faktor produksi dan produksi digunakan analisis regresi dengan metode Ordinary Least Square OLS. Menurut Gujarati 1978, metode ini dapat dipakai jika asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Variasi unsur sisa menyebar normal. 2. Nilai rata-rata dari unsur sisa sama dengan nol. 3. Tidak ada korelasi berangkaiautokorelasi antara nilai- nilai sisa pada setiap pengamatan. 4. Homoskedastisitas atau ragam merupakan bilangan tetap. 5. Tidak ada hubungan linier sempurna antara peubah bebas. 6. Tidak ada korelasi diri multikolinearitas. Variabel-variabel dugaan yang digunakan dalam menganalisis fungsi produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi usahatani padi adalah sebagai berikut :

1. Benih

Penggunaan benih dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilogram kg. Benih diduga berpengaruh positif terhadap produksi padi, secara teori bila jumlah benih yang digunakan bertambah sebesar satu persen maka akan meningkatkan produksi padi sebesar nilai elastisitasnya ceteris paribus.

2. Pupuk

Penggunaan pupuk dalam satu musim tanam diukur dalam satuan kilogram kg. Pupuk diduga berpengaruh positif terhadap produksi padi, secara teori bila jumlah pupuk yang digunakan meningkat sebesar satu pesen maka akan meningkatkan produksi padi sebesar nilai elastisitasnya ceteris paribus.

3. Pestisida

Penggunaan pestisida tidak dibedakan berdasarkan jenisnya seperti insektisida, rodentisida, moluskisida atau herbisida untuk memudahkan pencacatan satuan pestisida tersebut yang berbeda. Penggunaan pestisida dalam satu musim tanam diukur dalam satuan liter l. Pestisida diduga berpengaruh positif terhadap produksi padi, secara teori bila jumlah pestisida yang digunakan meningkat sebesar satu persen maka akan meningkatan produksi padi sebesar nilai elastisitasnya ceteris paribus.

4. Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga diukur dalam satuan hari orang kerja HOK. Tenaga kerja dalam keluarga diduga berpengaruh positif terhadap produksi padi, secara teori bila jumlah penggunaan tenaga kerja dalam keluarga ditingkatkan sebesar satu persen maka akan meningkatkan produksi padi sebesar elastisitasnya ceteris paribus.

5. Tenaga Kerja Luar Keluarga

Penggunaan tenaga kerja luar keluarga diukur dalam satuan hari orang kerja HOK. Tenaga kerja luar keluarga diduga berpengaruh positif terhadap produksi padi, secara teori bila jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga ditingkatkan sebesar satu persen maka akan meningkatkan produksi padi sebesar elastisitasnya ceteris paribus. Analisis fungsi produksi digunakan untuk melihat tingkat penggunaan faktor- faktor produksi optimal. Dalam analisis ini dilakukan analisis fungsi produksi dan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi padi di lahan kering. Adapun langkah- langkah dalam menganalisis fungsi produksi adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi variabel bebas dan variabel terikat Identifikasi variabel dilakukan dengan mendaftar faktor- faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi padi di lahan kering. Faktor- faktor produksi tersebut adalah benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja dalam keluarga, dan tenaga kerja luar keluarga. Faktor-faktor produksi ini merupakan variabel bebas yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu hasil produksi. 2. Pendugaan fungsi produksi Dalam analisis fungsi produksi digunakan pendekatan Cobb-Douglas, yaitu : 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 b b b b b X X X X X b Y = Model fungsi produksi ditransformasikan ke dalam bentuk linier logamatrik untuk menduga fungsi produksi. u X b X b X b X b X b b LnY + + + + + + = 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 ln ln ln ln ln ln ……. 4.6 Keterangan : Y = Hasil produksi padi lahan kering Kilogram 1 X = Benih Kilogram 2 X = Pupuk Kilogram 3 X = Pestisida Liter 4 X = Tenaga Kerja Dalam Keluarga HOK 5 X = Tenaga Kerja Luar Keluarga HOK b = Variabel intersep u = Unsur galat 7 6 5 4 3 2 1 b , b , b , b , b , b , b = koefisien regresi masing-masing variabel 3. Analisis regresi Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Dari analisis dengan OLS Ordinary Least Square ini diperoleh nilai P P-value untuk uji t dan uji F, juga dapat diketahui nilai 2 R . P-value untuk uji t digunakan untuk mengetahui secara statistik apakah masing- masing variabel bebas i X secara terpisah berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Apabila P-value untuk uji t lebih kecil daripada nilai α yang ditentukan selang kepercayaan tertentu maka variabel bebas dugaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, tetapi sebaliknya jika P-value untuk uji t lebih besar daripada nilai α yang ditentukan maka variabel bebas dugaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. P-value untuk uji F digunakan untuk mengetahui kelayakan model dari parameter dan fungsi produksi atau untuk mengetahui apakah variabel bebas i X secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika P-value untuk uji F lebih kecil daripada nilai α yang ditentukan selang kepercayaan tertentu maka variabel bebas dugaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, tetapi sebaliknya jika P-value untuk uji F lebih besar daripada nilai α yang ditentukan maka variabel bebas dugaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Sedangkan 2 R merupakan koefisien determinasi yang menunjukkan keragaman model produksi dilapangan yang dapat diterangkan oleh model terpilih.

4.3.4. Analisis Efisiensi Ekonomi

Usahatani akan mencapai efisiensi ekonomi jika tercapai keuntungan maksimum. Syarat untuk mencapai keuntungan maksimum adalah turunan pertama dari fungsi keuntungan terhadap masing- masing faktor produksi sama dengan nol Doll dan Orazem, 1984. Fungsi keuntungan yang diperoleh usahatani dapat dinyatakan sebagai berikut :       + − = ∑ = TFC X Px Y Py n i i i 1 . . π ……………………………………..... 4.7 Keterangan : π = pendapatan usahatani Py = harga per unit produksi Y = hasil produksi i = 1,2,3,….,n i Px = harga pembelian faktor produksi ke-i i X = jumlah faktor produksi ke-i yang digunakan dalam proses produksi TFC = Total Fixed Cost Biaya Tetap Total Dengan demikian untuk memenuhi syarat tercapainya keuntungan maksimum, maka turunan pertama dari fungsi keuntungan adalah : = − ∂ ∂ = ∂ ∂ i i y i Px X Y P X π = = − ∂ ∂ i i Px X Y i i Px X Y Py = ∂ ∂ …………………………………………………….. 4.8 Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa level penggunaan faktor produksi ke-i yang efisien merupakan fungsi dari harga output, harga faktor produksi ke-i dan jumlah output yang dihasilkan, atau secara matematis dapat dituliskan : Y Px Py f X i i , , = ……………………………………………………… 4.9 Dengan mengetahui i X Y ∂ ∂ sebagai Marginal Product MP faktor produksi ke-i, maka persamaan diatas menjadi : i i Px MPx Py = . ………………………………………………………… 4.10 Sesuai dengan prinsip keseimbangan marjinal equi-marginal principle, bahwa untuk mencapai keuntungan maksimal, tambahan nilai produksi akibat tambahan penggunaan faktor produksi ke- i PyMP i x harus lebih besar daripada tambahan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian faktor produksi ke-i tersebut P i x . Penambahan penggunaan faktor produksi berhenti ketika VMP i x =MFC i x . Pada saat inilah keuntungan maksimal tercapai. Secara matematis keuntungan maksimum dari penggunaan faktor produksi ke-i dinyatakan sebagai berikut : 1 = i i Px PyMPx ………………………………………………………….. 4.11 keterangan : PyMP i x = Nilai Produk Marjinal NPM faktor produksi ke-i P i x = Biaya Korbanan Marjinal BKM faktor produksi ke-i Artinya keuntungan maksimum tercapai pada saat tambahan nilai produksi akibat tambahan penggunaan faktor produksi ke-i harus sama dengan biaya korbanan marjinal atas faktor produksi ke-i tersebut atau rasio keduanya sama dengan satu. Jadi secara umum keuntungan maksimum dari penggunaan n faktor produksi akan diperoleh pada saat : 1 .... 3 3 2 2 1 1 = = = = = n n Px PyMPx Px PyMPx Px PyMPx Px PyMPx …………………. 4.12 Dengan asumsi Py dan P i x merupakan nilai yang konstan, maka hanya i X Y ∂ ∂ yang mengalami perubahan. Ketika PyMP i x P i x , maka agar diperoleh tingkat keuntungan maksimum penggunaan faktor produksi harus ditingkatkan. Sebaliknya, jika PyMPx i Px i maka penggunaan faktor produksi harus dikurangi.

4.4. Definisi Operasional

Untuk menghindari ketidaksamaan pandangan dalam pengertian, maka terdapat beberapa hal yang perlu diberi batasan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian. Batasan-batasan tersebut meliputi : 1. Petani padi di lahan kering adalah petani yang melaksanakan budidaya pada areal tanam berupa ladang lahan keringupland, satuannya orang.