Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 61
2.3.5 Program Pro-Rakyat dan Pendukung Lainnya Klaster 4
Cakupan Klaster 4 Program Pro-Rakyat dan Pendukung Lainnya ditujukan
untuk mendukung dan melengkapi berbagai program dan kegiatan yang telah dijalankan melalui tiga klaster program
penanggulangan kemiskinan.
Programkegiatan dalam klaster 4 merupakan program yang memiliki sasaran tidak hanya berbasis data PPLS, namun
bersifat universal, dimana baik secara langsung ataupun tidak langsung mendukung penanggulangan kemiskinan.
Program klaster ini meliputi : 1.
Penyediaan Perumahan Rakyat dan Peningkatan Kualitas Perbaikan Kampung.
2. Sosialisasi,
seleksi, pelatihan
dan penempatan
transmigran. 3.
Penyediaan Biaya Operasional Pendidikan dan Biaya Operasional Buku.
4. Programkegiatan pendukung lainnya yang bersifat
reguler di luar 3 klaster program klaster 1, 2 dan 3
Pembangunan Rumah Susun Sewa
Sederhana dan Bantuan Perbaikan
Rumah di Permukiman
Penataan Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah dimulai sejak tahun 1969
melalui Program Muhammad Husni Thamrin MHT, namun permukiman kumuh belum sepenuhnya berhasil dikelola.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk serta beragamnya permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan
yang pada akhirnya memunculkan kawasan permukiman kumuh. Perumahan dan permukiman kumuh di perkotaan
telah menimbulkan dampak pada peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir, meningkatnya potensi
kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kualitas pelayanan
prasarana dan sarana permukiman, dan lain sebagainya. Perumahan dan permukiman kumuh perlu segera ditangani,
sehingga diharapkan terwujud suatu lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni dalam suatu lingkungan
yang sehat, aman, serasi dan teratur.
Berdasarkan Direktori RW Kumuh Tahun 2011 oleh Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, jumlah RW Kumuh di
Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011 adalah sebanyak 392 RW.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 62
Tabel 21. Jumlah RW Kumuh Provinsi DKI Jakarta
Sumber : Direktori Kumuh BPS 2004, 2008 dan 2011
Untuk itu pada tahun 2013 Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berkomitmen mengentaskan
persoalan ini secara bertahap melalui perbaikan rumah di permukiman kumuh melalui penataan kampung yang
tersebar diseluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Dalam rangka penanganan perumahan dan permukiman kumuh, khususnya lokasi RW Kumuh berat dan permukiman
padat yang terletak pada lahan sesuai peruntukan hunian, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui
Dinas
Perumahan dan
Gedung Pemerintah
Daerah menyelenggarakan Pembangunan perumahan vertikal atau
rumah susun sederhana sebagai bentuk peremajaan lingkungan, selain itu pada lingkungan perumahan dan
kawasan permukiman berkategori RW Kumuh sedang dan ringan, dilakukan perbaikan rumah disertai dengan
peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan permukiman agar lebih sehat, nyaman dan tertata lebih baik
lagi. Bantuan perbaikan rumah di permukiman kumuh melalui program penataan kampung.
Pembangunan rumah susun sederhana yang dibangun danatau yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah dan berpenghasilan rendah MBR. MBR yang dapat
mengisi satuan unit rusun adalah Kelompok sasaran keluarga rumah tangga termasuk perorangan baik yang
berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, belum memiliki satuan rumah susun sederhana, belum pernah menerima
subsidi
satuan rumah
susun sederhana
dengan berpenghasilan sampai dengan Rp 2.500.000,00 per bulan
atau sesuai UMP Provinsi DKI Jakarta atau merupakan
URAIAN 2004
2008 2011
+- +-
1
2 3
4 3 – 2
4 – 3
Kumuh Berat 20 RW
23 RW 1 1 RW
+ 3 RW - 12 RW
Kumuh Sedang
243 RW 222 RW
85 RW - 21 RW
- 137 RW
Kumuh Ringan 159 RW
75 RW 143 RW
- 84 RW + 68 RW
Kumuh Sangat Ringan 218 RW
96 RW 153 RW
- 122 RW + 57 RW
Jumlah 640 RW
416 RW 392 RW
-224 RW -24 RW
Luas kumuh 8.566,02 HA
5.050 HA 3119,16 HA
- 3.516 HA - 1930, 84 HA
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 63
warga terprogram. Penataanperbaikan kampung lebih fokus pada perbaikan
fisik lingkungan, yaitu 1 Bantuan Perbaikan Rumah dan 2 Prasarana Sarana dan Utilitas PSU untuk mewujudkan
penataan kampung secara terintegrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang pembangunan sebuah
kawasan perumahan dan permukiman.
Rumah yang terkena program penataan di lokasi tersebut adalah; memperoleh bantuan berupa dana bantuan
perbaikan rumah maksimal Rp54.000.000,- lima puluh empat juta rupiah. Besarnya bantuan untuk perbaikan
rumah dimaksud, dihitung berdasarkan luas rumah penerima bantuan maksimal 36 m
2
dengan harga per meter perseginya sebesar Rp.1.500.000 satu juta lima ratus ribu
rupiah sesuai Pergub 642013. Ilustrasi Gambar Rencana Penataan Kampung, sebagai
berikut:
Gambar 15. Ilustrasi Gambar Rencana Penataan Kampung
Sumber : Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
Lebar jalan lingkungan diusahakan menjadi ≥ 3 meter,
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 64
dibawah jalan dibangun septictank komunal. Pada sisi kiri dan kanan jalan dibangun saluran drainase tertutup.
Sosialisasi, seleksi,
pelatihan dan
penempatan transmigran
Program transmigrasi
bertujuan untuk
mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa,
khususnya di Provinsi DKI Jakarta, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan
tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Tenaga Kereja dan Transmigrasi
http:bto.depnakertrans.go.id ,
hingga akhir Tahun 2013, terdapat 516 lokasi daerah penempatan
transmigran yang tersebar di 26 Provinsi di Indonesia. Lokasi tersebut merupakan hasil kerjasama antar daerah
dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Syarat untuk menjadi transmigran, yaitu : 1.
Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili di wilayah Negara Republik Indonesia.
2. Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu
Keluarga. 3.
Berdomisili di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilengkapi dengan Kartu Tanda Penduduk KTP yang masih
berlaku.
4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan
Kartu Tanda Penduduk KTP, kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
5. Berperilaku baik dibuktikan dengan Surat Keterangan
Catatan Kepolisian SKCK. 6.
Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala DesaLurah dimana
pendaftar berdomisili.
7. Berbadan
sehat yang
dibuktikan dengan
Surat Keterangan Dokter.
8. Memiliki
keterampilan sesuai
kebutuhan untuk
mengembangkan potensi sumber daya yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian
kerjasama antar daerah.
9. Menandatangani
Surat Pernyataan
kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai transmigran.
10. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
Lulus dari Tim yang diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 65
Hak Transmigran antara lain: 1.
Rumah tinggal 1 unit 2.
Lahan pekarangan 0,25 Ha 3.
Lahan usaha 1,75 Ha 4.
Perlengkapan standar transmigran 5.
Jaminan hidup 6.
Berusaha di lokasi penempatan transmigran 7.
Bimbingan dan pelatihan 8.
Sertifikat Hak Milik SHM Larangan Transmigran antara lain:
1. Menjualbelikan atau menggadaikan rumah lahan yang
telah diberikan oleh Pemerintah 2.
Meninggalkan lokasi permukiman lebih dari 3 tiga bulan tanpa ijin dari KUPT petugas
3. Melakukan perbuatan melanggar hukum
Dari kurun waktu antara Tahun 2007-2011, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah melakukan penempatan dan
pemindahan transmigran asal DKI Jakarta sebanyak 529 KK atau 2.051 jiwa atau rata-rata 410 jiwa per tahun
sumber:LKPJ AMJ 2007-2012. Para calon transmigran diberikan
pembinaanpembekalanpelatihan sebelum
ditempatkan ke lokasi transmigrasi. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga
melakukan upaya pengembangan transmigrasi, antara lain : penyediaan bibit pada lokasi transmigrasi, penyediaan
sarana transmigrasi dan jaminan hidup bagi para transmigran,
pematangan lahan
lokasi di
daerah transmigrasi,
pemberian bantuan
untuk percepatan
pengembangan usaha ekonomi transmigran di lokasi transmigrasi.
Biaya Operasional Pendidikan
Biaya Operasional Pendidikan BOP merupakan program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang pada dasarnya adalah
untuk penyediaan pendanaan biaya operasional non personalia dan honorarium pendidik non PNS pada satuan
pendidikan sebagai pelaksana program wajib belajar 12 tahun. Secara umum BOP bertujuan untuk meringankan
beban masyarakat terhadap penyediaan biaya pendidikan selain biaya pribadi peserta didik dalam rangka wajib belajar
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 66
Tabel 22. Perkembangan Pelaksanaan BOP
Tahun 2006 Pelaksanaan awal untuk jenjang pendidikan SDMI
dan SMPMTs Negeri. Jumlah penerima sebanyak 905.615 peserta didik
Tahun 2007 Penambahan qouta jumlah penerima sebanyak
55.838 peserta didik, sehingga menjadi 961.453 peserta didik
Tahun 2008 Pengembangan sasaran menjadi untuk semua
jenjang pendidikan, mulai dari SDMI hingga SMAMASMK Negeri dan peningkatan satuan
biaya unit cost per peserta didik pada jenjang SDMI dan SMPMTs. Jumlah penerima sebanyak
1.095.994 peserta didik
Tahun 2009 Peningkatan jumlah penerima menjadi sebanyak
1.078.421 peserta didik Tahun 2010
Pengembangan satuan biaya per peserta didik pada jenjang SMAMA Negeri. Jumlah penerima menjadi
sebanyak 1.092.576 peserta didik
Tahun 2011 Penambahan jumlah penerima menjadi sebanyak
1.124.449 peserta didik 12 tahun yang bermutu. BOP secara khusus memiliki tujuan:
1. Membebaskan seluruh peserta didik jenjang pendidikan
dasar dan menengah dari segala bentuk pungutan, termasuk untuk biaya kegiatan ekstrakurikuler.
2. Meningkatkan
kinerja tenaga
pendidik dan
kependidikan. 3.
Melengkapi kebutuhan untuk kegiatan belajar mengajar. 4.
Memelihara sarana dan prasarana pendidikan 5.
Meningkatkan pengelolaan
administrasi satuan
pendidikan. BOP yang disediakan pemerintah provinsi DKI Jakarta ini
juga merupakan dampingan dari dana BOS dari pemerintah. Program ini telah dilaksanakan oleh pemerintah provinsi
DKI Jakarta sejak tahun 2006, di mana pada awal pelaksanaannya BOP hanya mencakup 905.615 peserta didik
pada jenjang pendidikan SDMI danSMPMts yang tersebar di 6 KotaKab. Administrasi lihat tabel 22. Namun dalam
perkembangannya, BOP yang disediakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta mencakup seluruh jenjang pendidikan,
baik negeri maupun swasta. Walaupun sesuai dengan kemampuan anggaran daerah, baru 30 siswa SMASMK
swasta yang terlayani oleh BOP.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 67
Tahun 2012 Pengembangan sasaran pada sekolah swasta pada
seluruh jenjang pendidikan SD s.d SMASMK dan peningkatan satuan biaya unit cost per peserta
didik pada jenjang SMAMASMK. Jumlah penerima bertambah menjadi 1.593.261 peserta
didik
Tahun 2013 Peningkatan jumlah penerima menjadi sebanyak
1.645.265 peserta didik
Sumber:Bappeda DKI Jakarta, LKPJ AMJ 2007-2012, LKPJ 2012 dan APBD 2013
Besar satuan biaya unit cost BOP yang diterima oleh sekolah dihitung berdasarkan jumlah peserta didik dengan
ketentuan per tahun 2013:
1. SDMI : Rp. 720.000,-peserta didiktahun
2. SMPMTs : Rp. 1.320.000,-peserta didiktahun
3. SMAMA : Rp. 4.800.000,-peserta didiktahun
4. SMK : Rp. 7.200.000,-peserta didiktahun
Selain itu,
pemerintah provinsi
DKI Jakarta
juga menyediakan BOP untuk TK dan SLB dengan rincian sebagai
berikut: 1.
TKN : Rp. 720.000,-peserta didiktahun
2. TKLB, SDLB dan SMPLB : Rp. 2.676.000,-peserta
didiktahun 3.
SMALB : Rp. 4.800.000,-peserta didiktahun
Jumlah ini jauh lebih besar dari alokasi dana BOS dari APBN pemerintah, yang hanya mencakup jenjang pendidikan dasar
saja, sebesar Rp. 580.000,-peserta didiktahun untuk SDSDLB dan Rp. 710.000,-peserta didiktahun untuk
SMPSMPLBSMPTSATAP.
Biaya Operasional Buku
Biaya Operasional Buku BOB merupakan program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang pada dasarnya adalah
untuk penyediaan buku wajib guna mendukung pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun. Secara umum BOP
bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap penyediaan biaya penyediaan buku wajib di sekolah.
Program BOB merupakan inisiatif dari pemerintah provinsi DKI Jakarta menjawab tingginya beban yang harus
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 68
dikeluarkan oleh masyarakat untuk membeli buku wajib bagi peserta didik di sekolah sesuai KTSP. Dengan demikian,
peserta didik tidak perlu membeli buku wajib lagi, melainkan dipinjamkan buku yang dibeli melalui program BOB oleh
pihak sekolah. Program yang dilaksanakan oleh pemerintah DKI Jakarta sejak tahun 2010 ini, dilakukan secara bertahap.
Pada awal pelaksanaannya, BOB diberikan kepada 142.113 peserta didik pada SMAMASMK Negeri. Kemudian pada
Tahun 2011 diberikan kepada SMASMK Swasta sebanyak 242.671 peserta didik. Tahun 2013 lihat tabel 23.
Besar satuan biaya unit cost BOB adalah: 1.
Jenjang SMAMASMK : Rp. 300.000,-peserta didik 2.
Jenjang SMPMTs : Rp. 250.000,-peserta didik
Tabel 23. Perkembangan Pelaksanaan BOB
Tahun 2010 Pelaksanaan awal untuk SMAMASMK Negeri. Jumlah
penerima sebanyak 142.113 peserta didik Tahun 2011
Pemberian untuk SMASMK Swasta. Jumlah penerima sebanyak 242.671 peserta didik
Tahun 2012 Pemberian untuk SMPMTs Negeri. Jumlah penerima
sebanyak 241.642 peserta didik Tahun 2013
Pemberian untuk SMPMTs Swasta. Jumlah penerima sebanyak 195.552 peserta didik
Sumber:Bappeda DKI Jakarta, LKPJ AMJ 2007-2012, LKPJ 2012 dan APBD 2013
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 69
3.1 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kemiskinan
Penurunan angka kemiskinan perkotaan sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
sehingga terjadi kenaikan upah pekerja. Hal ini dapat dilihat dari gambar 16 berikut, dimana pada pada tahun 2010
persentase penduduk miskin menurun lebih signifikan dari 3,62 menjadi 3,48 karena pada tahun tersebut
pertumbuhan ekonomi meningkat lebih tinggi dari 5,01 menjadi 6,51.
Gambar 16. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan Persentase Penduduk Miskin
Provinsi DKI Jakarta 2009-2013
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2013, BPS
Hal lain yang sangat berpengaruh pada angka kemiskinan adalah inflasi pada garis makanan, yang terdiri atas garis
kemiskinan makanan dan non-makanan. Inflasi yang tinggi pada komoditas-komoditas dasar dapat menyebabkan
kenaikan garis kemiskinan lebih cepat dari kenaikan harga secara umum.
Garis kemiskinan makanan berkontribusi lebih besar pada garis kemiskinan secara umum bila dibandingkan dengan
garis kemiskinan non- makanan. Oleh sebab itu, inflasi pada komoditas makanan pokok seperti beras, rokok kretek filter,
gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, bawang merah, kopi, dan tahu yang secara historis selalu lebih tinggi dari
angka inflasi inti seringkali lebih banyak mempengaruhi kemiskinan dibandingkan kenaikan harga perumahan,
transportasi atau pendidikan.
BAB III TARGET DAN PRIORITAS WILAYAH SASARAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN