Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 4
2.1 Perkembangan Kemiskinan
di Indonesia Secara nasional, perkembangan jumlah dan persentase
penduduk miskin secara makro selama satu dekade terakhir sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2012 terus
menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan salah satu target pencapaian MDGs dalam rangka
menanggulangi
kemiskinan dan
kelaparan, yaitu
menurunkan hingga setengahnya porsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD PPP 1 per hari dalam
kurun waktu 1990-2015. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kesejahteraan, yang ditunjukkan melalui
penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia, walaupun pada tahun 2006 telah terjadi peningkatan jumlah penduduk
miskin di Indonesia hingga mencapai 39,3 juta jiwa lihat gambar 1.
Gambar 1. Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Nasional, 2002–2012
Sumber:BPS, diolah dari Survey Sosial Ekonomi Nasional Susenas beberapa tahun.
BAB II PERKEMBANGAN KEMISKINAN DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 5
Secara nasional, jumlah penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan pada bulan Maret 2012 tercatat
sebesar 29,1 juta jiwa 11,96 persen. Jika dilakukan komparasi dengan jumlah penduduk miskin pada bulan yang
sama di tahun 2011 yaitu sebesar 30,0 juta jiwa 12,49 persen, maka telah terjadi penurunan jumlah penduduk
miskin sebesar 0,89 juta jiwa atau setara dengan penurunan angka kemiskinan sekitar 0,53 persen.
Capaian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan pada paruh dekade terakhir telah berhasil diturunkan
dengan laju penurunan berkisar antara 0,53 sampai 1,27 persen per tahunnya dan mampu mengentaskan hampir 5
juta penduduk miskin dari garis kemiskinan pada periode tersebut, jika dibandingkan dengan paruh paruh dekade
sebelumnya
yang memiliki
laju penurunan
tingkat kemiskinan antara 0,78 sampai 1,17 persen per tahunnya
lihat tabel 1.
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Periode 2002–2012
Tahun Jumlah Penduduk
Miskin juta Persentase terhadap
total penduduk Poverty Incidence
Persentase Perubahan Tingkat Kemiskinan
2002 38,4
18,20 2003
37,3 17,42
2002-2003 -0,78
2004 36,1
16,66 2003-2004
-0,76 2005
35,1 15,97
2004-2005 -0,69
2006 39,3
17,75 2005-2006
1,78 2007
37,2 16,58
2006-2007 -1,17
2008 35,0
15,42 2007-2008
-1,16 2009
32,5 14,15
2008-2009 -1,27
2010 31,0
13,33 2009-2010
-0,82 2011
30,0 12,49
2010-2011 -0,84
2012 29,1
11,96 2011-2012
-0,53
Sumber:BPS, diolah dari Susenas beberapa tahun.
Selanjutnya, jika dilihat dari skenario target tingkat kemiskinan secara nasional dapat kita lihat bahwa telah
terjadi perlambatan penurunan tingkat kemiskinan. Hal ini dapat kita amati dengan membandingkan perkembangan
tingkat kemiskinan secara dan target capaian sesuai RPJMN 2010-2014, di mana capaian pada bulan Maret 2012 sebesar
11,96 persen bahkan berada di atas target skenario moderat yang telah ditentukan sebesar 11,50 persen lihat gambar 2.
Maka dapat digambarkan bahwa secara makro capaian
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 6
tingkat kemiskinan secara nasional tersebut sudah off-track dari targetnya.
Gambar 2. Skenario Penurunan Tingkat Kemiskinan Nasional
Sumber:TNP2K
Dari capaian pada tahun 2012 tersebut, secara makro, porporsi penduduk miskin terbanyak berada pada rural area
atau perdesaan sebesar 15,12 persen atau sebanyak 18,48 juta jiwa. Sedangkan persentase penduduk miskin pada
urban area hanya 8,78 persen atau sebanyak 10,65 juta jiwa lihat tabel 2. Sehingga, selama periode Maret 2011-Maret
2012 penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan masing-masing mengalami penurunan sebanyak 399,5 ribu
jiwa 0,45 persen dan 487 ribu jiwa 0,60 persen. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Peningkatan upah harian nominal buruh tani dan buruh
bangunan; 2.
Peningkatan jumlah penerima raskin; 3.
Peningkatan penerima pelayanan kesehatan gratis; 4.
Rendahnya inflasi periode Maret 2011-Maret 2012 sebesar 3,97 persen;
5. Perbaikan penghasilan petani yang ditunjukkan dengan
kenaikan Nilai Tukar Petani NTP; 6.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 7
Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah
Maret 2011-Maret 2012
DaerahTahun Jumlah Penduduk
Miskin Juta Persentase
Penduduk Miskin
1 2
3
Perkotaan Maret 2011
11,05 9,23
Maret 2012 10,65
8,78
Perdesaan
Maret 2011 18,97
15,72 Maret 2012
18,48 15,12
Kota+Desa
Maret 2011 30,02
12,49 Maret 2012
29,13 11,96
Sumber:BPS, diolah dari Susenas Maret 2011 dan Maret 2012.
Jika melihat Indeks P1 dan Indeks P2 pada periode Maret 2011-Maret 2012, dapat kita lihat terjadi penurunan Indeks
P1 sebesar 0,2 dan Indeks P2 sebesar 0,08. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata
pengeluaran
penduduk miskin
cenderung semakin
mendekati Garis Kemiskinan GK dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin
menyempit atau berkurang lihat tabel 3.
Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Tahun 2011-2012
Tahun Kota
Desa Kota+Desa
1 2
3 4
Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Maret 2011
1,52 2,63
2,08 Maret 2012
1,40 2,36
1,88
Indeks Keparahan Kemiskinan P2
Maret 2011 0,39
0,70 0,55
Maret 2012 0,36
0,59 0,47
Sumber:BPS, diolah dari Susenas Maret 2011 dan Maret 2012
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 8
Dalam perkembangannya, Indeks P1 dan Indeks P2 selama satu dekade terakhir menunjukkan tren penurunan yang
cukup signifikan. Indeks P1 tercatat turun sebesar 1,13 poin, di mana pada saat yang bersamaan Indeks P2 pun
mengalami penurunan hingga sebesar 0,32 poin. Dengan demikian terdapat kecenderungan perbaikan pendapatan
penduduk miskin dan ketimpangan di antara penduduk miskin semakin berkurang. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa keadaan penduduk miskin semakin membaik dalam satu dekade terakhir.lihat gambar 3.
Dapat kita lihat pula penurunan Indeks P1 dalam paruh dekade terakhir cukup pesat, dari 2,99 pada tahun 2007
menjadi 1,88 pada tahun 2012. Sedangkan penurunan Indeks P2 cenderung melandai dengan penurunan berkisar
0,03 sampai 0,08.
Gambar 3. Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 dan Indeks Keparahan
Kemiskinan P2, 2002-2012
Sumber:BPS, diolah dari Susenas beberapa tahun.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 9
Di sisi lain, perkembangan kemiskinan di Indonesia dapat juga dilihat secara regional berdasarkan kawasan atau
wilayah kepulauan besar. Pada tahun 2012, Kawasan Timur Indonesia KTI memiliki persentase penduduk miskin yang
lebih besar daripada Kawasan Barat Indonesia KBI lihat tabel 4.
Dari data yang ada, gabungan wilayah Maluku dan Papua memiliki persentase penduduk miskin hingga mencapai
24,77 persen. Sedangkan wilayah dengan persentase penduduk miskin terendah adalah Kalimantan, dengan
capaian 6,69 persen. Wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara serta Sulawesi mencatatkan capaian persentase
penduduk miskin pada masing-masing wilayah di atas 10 persen.
Tabel 4. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Wilayah, Maret 2012
Pulau Jumlah Penduduk Miskin 000
Persentase Penduduk Miskin
Kota Desa
Kota+Desa Kota
Desa Kota+Desa
1 2
3 4
5 6
7
Sumatera 2075,54
4225,33 6300,87
10,15 13,30
12,07 Jawa
7209,94 8897,26
16107,20 8,84
15,46 11,57
Bali dan Nusa Tenggara
640,23 1393,71
2033,94 12,13
17,03 15,11
Kalimantan 266,15
688,42 954,57
4,41 8,37
6,69 Sulawesi
341,04 1756,20
2097,24 5,70
14,86 11,78
Maluku dan Papua 114,33
1524,27 1638,60
5,88 32,64
24,77
Indonesia 10.647,23
18.485,19 29.132,42 8,78
15,12 11,96
Sumber:BPS, diolah dari Susenas Maret 2012
Pada tahun 2012 tercatat pula bahwa provinsi Papua memiliki persentase penduduk miskin sebesar 31,11 persen
dan provinsi Papua Barat sebesar 28,2 persen lihat gambar 4. Capaian tersebut merupakan capaian terendah dari 33
provinsi yang ada di Indonesia. Sedangkan pada provinsi DKI Jakarta tercatat memiliki persentase penduduk miskin
sebesar 3,69 persen, yang diikuti oleh provinsi Bali dengan persentase penduduk miskin sebesar 4,18 persen. Capaian
kedua provinsi tersebut merupakan capaian terbaik secara nasional dan lebih baik daripada rata-rata persentase
penduduk miskin nasional yang hanya sebesar 11,96 persen sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 10
Gambar 4. Persentase Penduduk Miskin Per Provinsi Tahun 2012
Sumber:BPS, diolah dari Susenas Maret 2012
Namun demikian, secara kuantitas, konsentrasi penduduk miskin pada tahun 2012 masih berada di wilayah pulau
Jawa, terutama di provinsi Jawa Timur 5,1 juta jiwa, Jawa Tengah 4,9 juta jiwa dan Jawa Barat 4,5 juta jiwa.
Provinsi lainnya yang memiliki konsentrasi penduduk miskin di atas 1 juta jiwa antara lain Sumatera Utara 1,4
juta jiwa, Lampung 1,2 juta jiwa, Sumatera Selatan 1,1 juta jiwa dan Nusa Tenggara Timur 1,0 juta jiwa. Dengan
demikian provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbesar adalah Jawa Timur sebanyak 5,07 juta jiwa, diikuti oleh Jawa
Tengah sebanyak 4,97 juta jiwasedangkan provinsi dengan jumlah penduduk miskin terendah adalah Kepulauan Bangka
Belitung sebanyak 71,36 ribu jiwa, diikuti oleh Maluku Utara sebanyak 91,79 ribu jiwa lihat tabel 5 dan gambar 5.
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 11
Tabel 5. Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin
Per Provinsi, Tahun 2012
No Provinsi
Jumlah Penduduk Miskin ribu jiwa
Persentase Penduduk Miskin
1 DKI Jakarta
363,20 3,69
2 Bali
168,78 4,18
3 Kalimantan Selatan
189,88 5,06
4 Kepulauan Bangka Belitung
71,36 5,53
5 Banten
652,80 5,85
6 Kalimantan Tengah
148,05 6,51
7 Kalimantan Timur
253,34 6,68
8 Kepulauan Riau
131,22 7,11
9 Kalimantan Barat
363,31 8,17
10 Sulawesi Utara 189,12
8,18 11 Sumatera Barat
404,74 8,19
12 Riau 483,07
8,22 13 Jambi
271,67 8,42
14 Maluku Utara 91,79
8,74 15 Jawa Barat
4.477,53 10,09
16 Sulawesi Selatan 825,79
10,11 17 Sumatera Utara
1.407,25 10,67
18 Sulawesi Barat 160,46
13,24 19 Jawa Timur
5.070,98 13,40
20 Sulawesi Tenggara 316,33
13,71 21 Sumatera Selatan
1.057,03 13,78
22 Jawa Tengah 4.977,36
15,34 23 Sulawesi Tengah
418,64 15,40
24 DI Yogyakarta 565,32
16,05 25 Lampung
1.253,83 16,18
26 Gorontalo 186,91
17,33 27 Bengkulu
311,66 17,70
28 Nusa Tenggara Barat 852,64
18,63 29 Aceh
909,04 19,46
30 Nusa Tenggara Timur 1.012,52
20,88 31 Maluku
350,23 21,78
32 Papua Barat 229,99
28,20 33 Papua
966,59 31,11
Indonesia 29.132,42
11,96
Sumber:BPS, diolah dari Susenas Maret 2012
Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2015-2017 12
Gambar 5. Perbandingan Penduduk Miskin per Provinsi, Maret 2012
Sumber:BPS, diolah dari Susenas Maret 2012
2.2 Perkembangan Kemiskinan