Komunikasi Kelompok pada Masyarakat yang tinggal di sekitar TPS

3.4.2 Komunikasi Kelompok pada Masyarakat yang tinggal di sekitar TPS

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan

mencapai tujuan 43 .

Komunikasi kelompok pun terjadi pada masyarakat yang tinggal disekitar TPS, Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Pada masyarakat tersebut, terjadi pola komunikasi kelompok pada sektor non formal. Artinya, banyak dari warga masyarakat atau sebagian dari responden yang ada melakukan komunikasi kelompok kategori non formal, yaitu berkumpul dengan tetangga satu sama lain dalam jumlah lebih dari 2 orang. Hal tersebut terjadi karena faktor-faktor yang ada, yaitu misalnya, responden banyak terdiri dari kaum laki-laki, lokasi tempat tinggal mereka menyababkan sering terjadinya komunikasi kelompok.

Dari wawancara yang telah dilakukan pada 7 responden pada masyarakat yang tinggal disekitar TPS, 6 responden menyatakan bahwa melakukann komunikasi kelompok baik formal maupun non formal dan hanya ada 1 responden yang tindak menjalankan komunikasi kelompok. Kemudian dari 6 responden yang menjalankan komunikasi kelompok, 5 diantaranya menjalankan komunikasi melalui kegiatan non formal, dan 1 responden melaukan komunikasi non formal.

43 http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/komunikasi-kelompok.html

Berikut ini adalah beberapa data dari petikan wawancara dan pernyataan-pernyataan dari para responden. Komunikasi kelompok bisa dilakukan secara non formal seperti yang dilakukan pada bapak-bapak para responden dari masyarakat yang tinggal disekitar TPS. Pak Udin (50) mengaku,

“saya tidak mengikuti kegiatan formal di masyarakat, tapi kalau sekedar kumpul-kumpul bareng tetangga sih sering..” jelasnya.

Hal tersebut diikuti 2-3 partisipan dan dilakukan biasanya seminggu 2-3 kali. Kemudian content atau isi dari pembicaraan pada kegiatan mereka adalah seputar kebersihan lingkungan dan keamanan. Kegiatan kumpul-kumpul tersebut biasanya dilakukan di Pos RT atau RW bersama warga lain. Ini bukan termasuk kegiatan rutin, melainkan hanya kegiatan yang dilakukan secara spontan oleh masyarakat setempat. Begitu pula dengan Pak Asep. Ia mengaku kegiatan non formal yang biasa ia lakukan bersama-sama warga yang lain adalah kerja bakti. Kegiatan tersebut dilakukan biasanya sebulan sekali. Content atau isi yang sering menjadi topik pembicaraan adalah kebersihan lingkungan, karena jika dilihat dari lokasi tempat tinggal mereka, sangat berdekatan dengan TPS. Yang menjadi opinion leader dalam kegiatan yang mereka jalankan biasanya adalah ketua RT atau orang yang di tuakan.

Selanjutnya, ada Ibu Feni Astuti. Ia menjalankan komunikasi kelompok dengan mengikuti kegiatan Posyandu dan Arisan. Kegiatan diikuti oleh ± 50 orang dan diadakan seminggu sekali. Content atau isi dari Selanjutnya, ada Ibu Feni Astuti. Ia menjalankan komunikasi kelompok dengan mengikuti kegiatan Posyandu dan Arisan. Kegiatan diikuti oleh ± 50 orang dan diadakan seminggu sekali. Content atau isi dari

Jika dibandingkan dengan komunikasi kelompok pada masyarakat miskin yang tinggal di rel kereta api, Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat, masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS lebih banyak mengikuti komunikasi kelompok non-formal, yaitu kegiatan kerja bakti dan ngumpul-ngumpul. Dan untuk masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel kereta, cenderung mengikuti komunikasi kelompok Formal, yaitu PKK dan kegiatan Partai.