Identitas Narasumber 1 (Lintang)
1. Identitas Narasumber 1 (Lintang)
Lintang merupakan seorang perempuan yang saat ini beru- sia 35 tahun. Lintang lahir di Yogyakarta tepatnya pada tanggal
8 Juni 1982 dan berlatar belakang pendidikan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN). Saat ini Lintang men- jabat sebagai Lurah di Kelurahan Rejowinangun, Kotagede dan merupakan salah satu lurah termuda di Kota Yogyakarta. Lintang diangkat menjadi lurah sejak tanggal 3 Januari 2017. Lintang dan keluarga tinggal di daerah Jalan Imogiri Barat km. 8. Suami adalah seorang pilot di penerbangan sipil yang sebelumnya berangkat dari dunia militer. Narasumber telah memiliki 2 orang anak laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebagai istri dari seorang pilot, Lintang sering ditinggal suami pergi bertugas ke luar kota dan terkadang luar negeri. Sebelum berangkat ke kantor, tiap pagi Lintang juga harus menyiapkan segala keperluan anak-anak dan mengantarkan mereka ke sekolah.
Lintang yang saat ini merupakan pemimpin perempuan yakni seorang lurah, memiliki postur tubuh yang proporsional, tidak terlalu kurus dan tidak gemuk. Tinggi badan Lintang sekitar 156 cm dan mengenakan hijab. Lintang tidak memiliki
Dinamika Dukungan Keluarga pada Pemimpin Perempuan
kecacatan tubuh yang tampak dari luar, wajah narasumber terlihat fresh dengan balutan make up yang rapi dan simpel. Lintang merupakan orang yang ramah terhadap orang lain termasuk dengan orang yang baru dikenal. Ini dapat terlihat dari bagaimana cara Lintang menyambut peneliti yang datang ke ruangannya. Lintang bahkan membukakan pintu dan me- nyambut peneliti di samping pintu sebelum peneliti masuk ke dalam ruangan, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan sambil tersenyum dengan terlihat giginya, sembari mem- persilahkan peneliti untuk duduk. Bila dilihat secara langsung, Lintang terlihat lebih muda daripada yang tampak di foto dan terlihat cantik.
Selain itu, Lintang juga cenderung orang yang supel, terbuka dan apa adanya. Lintang menjawab setiap pertanyaan pe neliti dengan uraian yang panjang, nada bicaranya tegas dengan tempo yang cenderung cepat, diksi yang tepat serta tampak antusias. Dari cara bicaranya, Lintang juga orang yang sopan. Hal tersebut dapat terlihat ketika di tengah sesi wawan cara Lintang mendapatkan telefon dari seseorang yang kedengarannya adalah staf Lintang, yang berusia lebih tua. Lintang memberikan isyarat tangan kepada peneliti dan menga- takan, “Sebentar ya Mbak, saya mengangkat telfon dulu”, lalu menjawab dengan bahasa Jawa krama dengan diselingi bahasa Indonesia.
Ruangan Lintang terpisah dengan staf-staf yang lain. Rua- ngan Lintang berukuran sekitar 4 x 4 m dan terdapat jendela pada dua sisi temboknya, serta dilengkapi dengan 2 pintu kaca tebal. Di dalam ruangan terdapat meja berwarna coklat dan kursi kerja berwarna hitam, komputer, tumpukan dokumen, loker berwarna abu-abu yang menurut penuturan Lintang,
Fiya Ma’arifa Ulya
loker tersebut berisi peralatan mandi dan beberapa baju ganti miliknya dan anak-anak. Selain itu, ada sofa berwarna hijau tua beserta bantalnya berwarna krem kecoklatan dengan motif timbul pada keduanya. Karpet warna senada dengan meja kaca yang diatasnya terdapat air mineral gelas, tissue serta stoples kue kering dan terdapat cermin vertikal di samping pintu ruangan bagian dalam. Ruangan Lintang juga terasa sangat tenang dan sejuk karena di dalamnya dilengkapi pendingin ruangan (AC). Keharuman ruangan pun terjaga dengan adanya parfum dinding yang secara otomatis menyemprotkan isinya tiap beberapa menit sekali.
Interaksi Lintang dengan staf-staf di kelurahan juga terlihat baik dan diantara mereka saling menghormati. Hal itu terlihat ketika peneliti datang ke kelurahan dan bertemu dengan staf front oice yang tampak lebih tua dari pada usia Lintang, pe- neliti mengungkapkan maksud dan tujuan peneliti datang ke kelurahan. Kemudian, staf front oice meminta peneliti untuk menunggu sebentar karena beliau akan mengonirmasi dan melihat kondisi Lintang terlebih dahulu.
Interaksi yang akrab juga tampak ketika peneliti sedang menunggu Lintang yang baru saja mengambil air wudhu untuk sholat dan dari ruang tunggu terdengar Lintang mengobrol dengan para staf tentang peristiwa yang dialami oleh Lintang di hari kemarin. Obrolan tersebut diselingi tertawa yang ter- dengar cukup kencang. Selain itu, suasana kekeluargaan juga tampak diwujudkan oleh Lintang dengan adanya kegiatan senam bersama setiap hari Jum’at pagi. Sebagaimana yang ter- lihat oleh peneliti ketika menemui Lintang pada hari Jum’at siang, Lintang terlihat masih mengenakan baju dan celana training, jilbab warna pink, sandal jepit, serta wajah tanpa
Dinamika Dukungan Keluarga pada Pemimpin Perempuan
polesan makeup. Ketika peneliti mengonirmasi tentang hal ter sebut, Lintang mengatakan bahwa paginya Lintang dan staf melakukan senam bersama.
Hubungan antara Lintang dan suami juga tampak harmo nis dan layaknya anak muda. Ini terlihat di pertemuan selanjutnya ketika peneliti hendak mewawancarai suami Lintang. Sebelumnya Lintang mengatakan kepada peneliti jika ingin mewawancarai suaminya harus segera karena suami akan bertugas ke luar negeri yakni ke Malaysia, sehingga peneliti bisa mewawancarai bersamaan saat suami menjemput Lintang di kantor. Suami tampak lebih banyak diam daripada Lintang yang terlihat memiliki kemampuan public speaking yang bagus. Pada saat itu, peneliti melihat Lintang mendapatkan dukungan instrumental dari suami yaitu Lintang dijemput oleh suami di kantor. Serta, dukungan emosional karena Lintang dan suami akan jalan-jalan selepas pulang dari kantor.
Selanjutnya, peneliti mengobservasi media sosial Lintang yaitu Instagram. Lintang terlihat cukup aktif memposting foto-foto dengan caption yang simpel, padat dan romantis. Sampai sejauh pengamatan peneliti terhadap akun Instagram Lintang, terdapat sejumlah 76 posts dengan inframe bersama keluarga sebanyak 15 foto. Sepuluh foto diantaranya adalah foto Lintang berdua dengan suami, sedangkan 5 lainnya yaitu foto keluarga yang terdiri dari narasumber, suami, dan kedua anak mereka.
Dalam foto-foto tersebut terlihat kebersamaan Lintang bersama suami saat mereka tampak berada di Bali, makan ber- sama, terlihat sedang jalan-jalan berdua, foto dengan berlatar helikopter dan suami memakai seragam pilot, foto yang per- nah diambil oleh peneliti saat wawancara dengan suami dan
Fiya Ma’arifa Ulya
Lintang di kantor, serta foto-foto yang menunjukkan keber- samaan Lintang dengan suami dan kedua anaknya. Bersamaan dengan foto Lintang, peneliti juga menemukan caption bernada romantis sekaligus menunjukkan dukungan emosional pada Lintang. Captioncaption tersebut diantaranya berbunyi, “ Never worried I’ve got you on my back”, yang tertulis di foto dengan pose Lintang sedang duduk di kursi kerja dan suami yang berdiri dibelakangnya. Di salah satu foto lain, Lintang me nulis kan caption, “Saat kau lihat sabit hari ini, akan ada purnama esok hari. Kamu, aku mencintaimu.” yang ditujukan Lintang kepada suaminya. Selain itu, komentar-komentar netizen terhadap postingan Lintang juga terlihat positif.