98
Kepala Sekolah SD Negeri Tukang 02 Bu Sri Yuniati, S.Pd.SD mengakatan bahwa 4 tahun terakhir
tidak mengalami peningkatan.
”Setiap PPDB dilakukan, terjadi kecurigaan antara SDN 01 dan SDN 02, yaitu kecurigaan tentang perebutan siswa.
Walaupun kenyataannya
kedua sekolah
sama-sama memperoleh siswa yang sedikit. Coba saja kedua sekolah
yang satu kampus ini hanya ada satu, pasti jumlah penerimaan siswa barupun meningkat.”
Ibu Ratna, S.Pd.SD juga mengatakan bahwa jumlah siswa baru SDN 01 dan SDN 02 hanya sedikit.
Demikian pernyataan Ibu guru kelas VI yang membenarkan pernyataan ibu kepala sekolah:
”Setiap tahun jumlah siswa baru di SDN 01 dan 02 sama- sama sedikit, paling banyak 10-15 siswa. Setiap tahun
seperti itu terus. Jadi sekolahnya kurus, siswanya sedikit.”
Berdasarkan pernyataan kepala sekolah, guru dan dari data penerimaan siswa baru SD Negeri Tukang
01 dan SD Negeri Tukang 02, menunjukan bahwa jumlah penerimaan siswa baru tiap tahun tidak
mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukan bahwa jumlah siswa pada sekolah tersebut adalah
sekolah kurus dengan jumlah siswa yang sedikit.
b. Tenaga Pendidik
Tenaga didik SDN Tukang 01 yang terdiri dari 7 guru dan 1 pustakawan. Dari 7 orang guru terdari dari
6 guru kelas dan 1 guru agama Islam. SD Negeri
99
Tukang 01 tidak memiliki guru olahraga dan kepala sekolah. Setiap mata pelajaran olahraga, langsung
diampu oleh guru kelas. Sementara tugas kepala sekolah diwakili oleh salah satu guru senior, hingga
pada akhirnya Ka.UPTD memberikan mandat kepala Kepala
Sekolah SD
Negeri Tukang
02 untuk
mengampunya. SD Negeri Tukang 02 tidak memiliki masalah
dalam hal
ketenagapendidikan. Semua
sudah terpenuhi, baik itu guru kelas, olah raga maupun guru
agama, dan dibantu oleh seorang penjaga sekolah. Berdasarkan pernyataan dari Kepala Sekolah SD
Negeri Tukang 02 menunjukan bahwa:
”Tenaga kependidikan di SDN Tukang 02 sudah terpenuhi. Kekosongan guru kelas sudah teratasi karena ada tenaga
wiyata bakti honor sekolah yang mengampunya. Namun di SDN Tukang 01 ada kekosongan di mapel olahraga. Jika
jadwal olahraga, maka guru kelas yang mengampunya, atau bahkan jika bersamaan dengan jadwal olahraga SDN
Tukang 02, biasanya digabung. Kekosongan kedudukan Kepala Sekolah beberapa bulan setelah purna tugas dari
Bpk. Arif Surakhman, oleh Ka.UPTD Kec. Pabelan, saya
diberi SK untuk mengampu SDN 01 dan 02.”
Kepala UPTD pendidikan Kec. Pabelan Ibu Umi Hartutik, M.M menjelaskan tentang masalah tenaga
kependidikan di SD Negeri Tukang 01 dan SD Negeri Tukang 02 mengatakan bahwa:
”Kalau di SDN 02 Tukang sebenarnya kekurangan tenaga kependidikan sudah dibantu oleh tenaga WB, jadi sudah
cukup. Tapi
kalau di
SDN 01
memang masih
membutuhkan kekurangan tenaga kependidikan, yaitu
100 guru mapel olahraga dan kepala sekolah. Karena kedua
sekolah itu berada dalam 1 wilayah, maka saya memberikan tugas kepada kepala sekolah SDN 02 untuk
mengampu di SDN 01. Sementara untuk mapel olahraga jika bersamaan dengan jadwal di SDN 02, bisa dibantu oleh
guru olahraga SDN 02. Maka akan menjadi lebih baik jika kedua sekolah tersebut diregrouping
”.
Ibu Dwi
Ratna Rizkiyah
membenarkan pernyataan dari ibu kepala sekolah tentang masalah
tenaga kependidikan, sebagai berikut:
”SD Negeri Tukang 01 memang kekurangan tenaga pengajar khususnya mapel olahraga. Setiap ada jadwal
olahraga langsung diampu oleh guru kelas. Kadang-kadang digabung dengan SD Negeri Tukang 02 jika ada jadwal yang
bersamaan. Sementara untuk kepala sekolah diampu oleh
Kepala Sekolah SD Negeri Tukang 02.”
Dari pernyataan Kepala Sekolah SD Negeri 02, yang didukung oleh pernyatan Kepala UPTD Pendidikan
Kec.Pabelan dan Guru di SD Negeri Tukang 01, masalah tenaga kependidikan menjadi salah satu faktor
penyebab dilakukanya regrouping sekolah. Apabila sekolah tersebut berada dalam satu kampus, akan
menjadi efektif jika kekurangan tenaga kependidikan diatasi apabila kedua sekolah tersebut diregrouping.
Sehingga tidak perlu lagi mengangkat guru baru untuk memenuhi kekurangan tersebut. Sementara jumlah
siswa hanya sedikit dan tidak memenuhi standar mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah.
101
c. Peraturan Menteri dalam Negeri