104
sekolah di SD negeri menjadi keuntungan bagi sekolah. Namun masyarakat dibuat bingung dalam memilih satu
diantara keduanya. Sehingga terbelah menjadi dua, sebagian mendukung SD Negeri Tukang 01 dan
sebagian lagi di SD Negeri 02.
4.2.3. Dampak Program Regrouping Sekolah
a. Dampak Bagi Tenaga Pendidikan Guru
Ada dua dampak regrouping bagi tenaga pengajar yaitu dampak positif dan negatif. Dari segi positif,
regrouping menjawab kebutuhan kekurangan guru. Semua guru kelas, guru mapel, dan guru mulok
terpenuhi. Namun secara negatif ada permasalahan baru, khususnya dalam hal mutasi guru.
Kepala Sekolah SD Negeri Tukang 02 mengatakan tentang dampak regrouping bagi guru baik secara
positif maupun negatif, yaitu sebagai berikut:
”Adanya regrouping bagi guru sebenarnya bisa menjawab kebutuhan sekolah akan kekurangan guru. Yang tadinya
tidak ada kepala sekolah, tidak ada guru mapel, dengan regrouping semua kebutuhan guru terpenuhi. Namun juga
berdampak negatif, khususnya masalah mutasi guru. Sebagian guru yang dimutasi kebanyakan adalah guru-
guru senior yang sudah lama mengajar di kedua sekolah tersebut. Sementara yang masih tinggal adalah guru yang
baru masuk. Hal tersebut menjadi kecemburuan bagi guru senior.
Mereka merasa
tersisihkan, karena
justru mendapatkan tempat mutasi yang jarak tempuhnya lebih
jauh. Kalau bagi guru WB, mereka diberi jam mulok, karena tidak ada lagi jam yang kosong. Pada akhirnya
mereka mencari sekolah lain yang bisa memberi minimal 18jam.
”
105
Salah satu guru senior Bapak Purnomo, S.Ag mengatakan tentang dampak regrouping bagi guru
sebagai berikut:
”Memang dampak regrouping bagi guru lebih banyak yang negatif disbanding yang positif. Bagi guru PNS yang
dimutasi, mereka tidak puas karena malah dipindah ke sekolah yang jarak tempuhnya lebih jauh. Kedua justru
malah guru senior yang terkenam mutasi, secara spikologi mereka merasa tersingkirkan. Sementara bagi guru honorer
sekolah WB tidak punya jam mengajar. Mereka mau tidak mau harus cari sekolah lain yang membutuhkan. Untuk
positifnya ya cuma kebutuhan guru terpenuhi.
”
Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Ibu Kuswati, S.Pd SD, seorang guru yang dimutasi dari
sekolah tersebut, yaitu:
”Memang terlihat dampak negative dari regrouping bagi guru terutama dirasakan oleh yang termutasi. Bagaimana
tidak, kami malah di tempatkan di sekolah yang lebih jauh. Kenapa bukan guru yang muda dan lebih kuat saja yang
dimutasi.
Sementara kami
sudah lama
memberi sumbangsih terhadap sekolah tersebut ustru malah
disingkirkan. Untuk taman-teman WB, mereka lebih kasian karena masuk sekolah tapi tidak punya jam mengajar,
paling 1 minggu mengajar 6 jam, makanya mereka harus mencari sekolah lain. Kalau segi positifnya ya mungkin
tujuan efektifitas guru terpenuhi.”
Salah seorang guru wiyata bhakti honorer sekolah membenarkan apa yang disampaikan oleh ibu
Kuswati. M. Haris berkata:
”Banyak guru senior yang dimutasi mbak, mereka pindah kesekolah yang jauh. Kalau kami sebagai wiyata bhakti
karena tidak memeiliki jam linier, mau tidak mau ya harus mencari sekolah lain. Positifnya ya semua kebutuhan guru
tercukupi.”
106
Dampak regrouping sekolah bagi guru secara negatif, berdasarkan hasil wawancara tersebut adalah
tentang mutasi. Ada kecemburuan dari guru senior yang harus dimutasi ke sekolah yang lebih jauh,
mereka merasa diremehkan. Sementara bagi guru honorer sekolah, secara tidak langsung harus mencari
sekolah lain yang lebih membutuhkan. Dari segi positifnya, kebutuhan akan tenaga pendidik dapat
tercukupi.
b. Dampak Bagi Siswa