Gambaran Trust terhadap DPRD Kota Medan

“Alasannya itu terkait dengan RUU Keperawatan. Jadi RUU Keperawatan itu sudah lama diproses bahkan sebelum orang kakak masuk ke kampus pun UU Keperawatan itu sudah dirancang. Tidak respon juga, bahkan ini sudah dari 2009, 2010, 2011, 2012 dan sekarang uda 2013. ” Wawancara 3, 26 April 2013

d. Responden 4 Wawancara 4

b.1. Tanggal Wawancara : 30 April 2013 Lokasi : Kantin Perpustakaan USU b.2. Data Hasil Wawancara Responden memiliki beberapa alasan mengapa responden memiliki trust yang rendah atau distrust terhadap DPRD. Pertama, karena kinerja yang buruk dan yang kedua karena merasa seperti tidak memiliki DPRD yang mewakili masyarakat. “Alasan kenapa saya tidak percaya atau trust saya rendah terhadap DPRD, yang pertama, yang saya liat itu kinerjanya yang sangat sangat buruk ya dari sisi pandang masyarakat saya liat kinerjanya buruk misalnya seperti ehhmm.. seperti yang mereka kenaikan gaji, pembangunannya. Rasanya kayak gak punya DPRD gitu. Istilahnya ya gak terlihat gitu lho yang mewakili masyarakat itu gimana wujudnya gitu lho. ” Wawancara 4, 30 April 2013

2. Interpretasi Data Hasil Wawancara Personal Mahasiswa yang Memiliki Trust Rendah

a. Gambaran Trust terhadap DPRD Kota Medan

1. Kompetensi competence Universitas Sumatera Utara Organisasi yang dipercaya merupakan organisasi yang kompeten yang memiliki kapabilitas, keefesienan dan kualitas dalam mencapai tujuannya Zalabak-Shockley, dkk, 2010. Namun, mahasiswa sekarang menilai bahwa DPRD tidak memiliki kapabilitas, keefesienan dan kualitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat karena tidak ada bentuk kinerja nyata dari DPRD dan kinerja DPRD juga dinilai buruk karena banyak program yang tidak terealisasi. Mahasiswa juga menilai bahwa anggota yang duduk di DPRD Medan merupakan orang-orang yang hanya ingin menikmati menikmati hasil dan mencari keuntungan materil. 2. Keterbukaan dan kejujuran openness and honesty Keterbukaan dan kejujuran adalah kata-kata yang paling sering diutarakan ketika orang-orang ditanya apa yang berkontribusi untuk trust di organisasi. Dimensi ini meliputi seberapa tulus dan tepatkah organisasi dalam berkomunikasi Zalabak-Shockley, dkk, 2010. DPRD tidak memiliki transparansi dan kejujuran yang seharusnya dimiliki. Mahasiswa menilai bahwa seharusnya DPRD sebagai wakil rakyat harus transparan dan jujur kepada masyarakat mengenai hal-hal keputusan yang terjadi di pemerintahan daerah. 3. Peduli terhadap pemangku kepentingan concern for stakeholder Peduli terhadap pemangku kepentingan termasuk empati, toleransi dan keselamatan saat terjadi kerentanan. Upaya tulus untuk memahami Universitas Sumatera Utara sebuah perasaan berkontribusi terhadap tingkat keercayaan dalam hubungan apapun Zalabak-Shockley, dkk, 2010. Mahasiswa menilai DPRD tidak memiliki kepedulian terhadap masyarakat. DPRD hanya mementingkan egoismenya sendiri, aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat hanya ditanggapi sekedarnya saja tanpa ada tindakan lebih lanjut. 4. Kehandalan reliability Kehandalan ditentukan oleh apakah rekan kerja, tim atau organisasi bertindak konsisten dan dapat diandalkan atau tidak Zalabak- Shockley, dkk, 2010. Namun, mahasiswa menilai bahwa DPRD tidak handal dalam menjalankan fungsinya kepada masyarakat. Apa yang dikatakan oleh DPRD tidak sesuai dengan apa yang dilakukan. 5. Identifikasi identification Identifikasi berarti mengindikasikan seberapa dekat individu terhubung dengan organisasi melalui kesamaan tujuan, norma, nilai dan belief yang berasosiasi dengan budaya organisasi Zalabak- Shockley, dkk, 2010. Mahasiswa merasa tujuan-tujuan serta nilai- nilai yang dipegang oleh DPRD tidak sama dengan yang mereka pegang. Mahasiswa menilai adanya batasan atau jarak antara DPRD dengan masyarakat sehingga merasa seperti tidak memiliki wakil rakyat yang mewakili mereka di pemerintahan. Universitas Sumatera Utara

b. Fungsi DPRD Kota Medan