E. Pembahasan
Hasil penelitian pada 400 sampel mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai perwakilan kaum masyarakat intelektual Kota Medan menunjukkan
bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan tingkat trust yang rendah terhadap DPRD Kota Medan yaitu sekitar 285 orang atau sebesar 71,25 dari seluruh
jumlah sampel penelitian. Analisa kuantitatif perdimensi dari skala trust menunjukkan bahwa skor trust yang rendah berarti bahwa organisasi, dalam hal
ini adalah DPRD Medan, dianggap memiliki kapabilitas, kualitas dan keefesienan yang rendah dalam melaksanakan tugasnya secara keseluruhan; tidak
memperdulikan kesejahteraan masyarakat; perkataan dan perilaku yang tidak konsisten;
informasi-informasi mengenai
hal-hal yang
terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak dibagikan secara transparan kepada masyarakat; serta mahasiswa tidak merasa memiliki kedekatan dengan DPRD.
Sebelumnya pada bulan Juli 2000, Konsorsium Lembaga Pengumpul Pendapat Umum pernah melakukan survey mengenai trust terhadap lembaga
negara yang diukur secara tidak langsung dengan pernyataan ―rasa keterwakilan anggota DPRD‖. Hasil dari survey tersebut adalah masyarakat tidak merasa
terwakili dengan DPR dan DPRD Tingkat I Provinsi namun di tingkat DPRD Tingkat II KotaKabupaten masyarakat merasa sudah terwakili, yang berarti
secara tidak langsung masyarakat trust terhadap DPRD Tingkat II Sujatmiko, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Survey yang dilakukan pada tahun 2000 dan hasil penelitian ini memiliki hasil yang sedikit berbeda. Sekarang, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok
intelektual masyarakat memiliki trust yang rendah terhadap DPRD Kota Medan DPRD Tingkat II. Terlihat bahwa semakin lama tingkat trust masyarakat
terhadap lembaga negara yaitu DPRD Tingkat II semakin menurun. Dewi Aryani, seorang anggota Komisi 7 DPR-RI menilai bahwa semakin banyaknya kasus
korupsi yang menimpa anggota dewan, kepala daerah dan pihak kementerian menjadi indikasi menurunnya trust masyarakat Aryani, 2012.
Selanjutnya, melihat gambaran trust mahasiswa USU terhadap Fungsi Pengawasan, Legislasi dan Fungsi Anggaran, diketahui bahwa tingkat trust
mahasiswa sebagian besar juga berada dalam kategori rendah kisaran 50 sampai dengan 70 dari seluruh jumlah sampel penelitian. Hal ini
menunjukkan trust mahasiswa terhadap ketiga fungsi DPRD, tidak berbeda dengan DPRD secara keseluruhan, memiliki trust yang rendah. Trust yang
rendah pada fungsi pengawasan, legislasi dan anggaran berarti DPRD dinilai tidak memiliki kompetensi, keterbukaan dan kejujuran, tidak memperdulikan
aspirasi masyarakat, tidak handal serta tidak merasa memiliki kesamaan dalam tujuan, nilai dan norma dalam melakukan fungsinya kepada masyarakat.
Berdasarkan analisa alat ukur skala trust ini juga didapat temuan bahwa ada aitem-aitem yang sangat rendah skornya. Meskipun semua aitem rata-rata
skornya rendah, namun ada 4 buah aitem yang memiliki skor paling rendah. Zalabak-Shockley, dkk, 2010 mengatakan bahwa aitem-aitem yang paling
rendah skor meannya merupakan area-area yang harus diperbaiki. Dari skala
Universitas Sumatera Utara
trust ini, area-area yang harus diperbaiki adalah dalam hal kehandalan DPRD mewakili masyarakat dan menyelenggarakan pemerintahan daerah Kota Medan.
Hasil analisa wawancara personal secara kualitatif menunjukkan hasil yang mendukung analisa kuantitatif sebelumnya diatas. Dari wawancara personal
terlihat bahwa adanya pelanggaran harapan yang dialami oleh responden. Salah satu responden merasa kecewa karena pada awalnya subjek berharap bahwa wakil
rakyat memiliki intensi yang tulus, namun pada kenyataannya tidak. Sementara pada responden lain, terlihat bahwa adanya pelanggaran integritas dimana
responden mengatakan DPRD hanya mengutarakan janji-janji belaka dan tidak ada bentuk aplikasi secara nyata, dengan kata lain adanya ketidaksesuaian antara
kata-kata dan tindakan. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa distrust terhadap DPRD Kota
Medan, yang berarti mahasiswa memiliki ekspektasi negatif dan adanya pelanggaran harapan serta pelanggaran integritas. Sesuai dengan yang dikatakan
oleh Lewicki dalam Deutsch, dkk, 2006 dan Zalabak-Shockley, dkk, 2010 bahwa distrust merupakan ekspektasi negatif dan individu mengalami adanya
pelanggaran dari pengharapan, pelanggaran integritas dan kecenderungan untuk mengatribusi niat jahat kepada otoritas kelompok tersebut.
Mahasiswa menilai bahwa DPRD tidak memiliki kesamaan nilai, tujuan serta norma-norma sehingga mahasiswa merasa seperti ada batasan atau jarak
antara DPRD dan masyarakat padahal DPRD adalah wakil rakyat di pemerintahan. Penilaian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Zalabak-
Universitas Sumatera Utara
Shockley, dkk, 2010 yang mengatakan bahwa keadaan distrust dapat berkontribusi untuk memunculkan perilaku ―kita vs mereka‖. Ini berarti tidak
adanya lagi kepercayaan diantara dua kelompok yang seharusnya bekerja bersama-sama.
Hasil analisis korelasi mengenai hubungan faktor sosial demografis, pengalaman
langsung dan
keikutsertaan mahasiswa
dalam organisasi
kemahasiswaan terhadap munculnya trust menunjukkan bahwa dari keenam faktornya yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, latar belakang etnis,
pengalaman langsung dan ada tidaknya mahasiswa mengikuti organisasi kemahasiswaan, hanya tiga faktor yang memiliki korelasi dengan trust, yaitu usia,
tingkat pendidikan dan ada tidaknya mahasiswa mengikuti organisasi kemahasiswaan.
Mengenai hubungan jenis kelamin, Christensen and Lægreid 2002a dalam penelitiannya
mengatakan bahwa perempuan cenderung untuk
mempercayai pemerintahan daripada laki-laki. Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Job 2005 yang mengatakan bahwa
tidak ada hubungan jenis kelamin terhadap terciptanya trust kepada pemerintah karena nilai signifikansi korelasi faktor jenis kelamin terhadap trust dalam
penelitian ini adalah 0,819 p 0,05. Peran etnis dalam mempengaruhi trust belum terlalu jelas, namun
Newburg 2011 dalam penelitiannya melihat bagaimana hubungan etnis minoritas dan mayoritas terhadap trust kepada parlemen. Dari penelitiannya
Universitas Sumatera Utara
Newburg menyimpulkan bahwa identitas etnis minoritas akan percaya trust terhadap parlemen lebih dari identitas etnis mayoritas. Survey lain yang dilakukan
di United Kingdom menunjukkan bahwa etnis minoritas di masyarakat Inggris menganggap parlemen Inggris tidak mencerminkan susunan masyarakat Inggris
Kalitowski, 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan latar
belakang etnis terhadap trust kepada parlemen. Hasil uji t-test dengan jumlah sampel berbeda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
etnis mayoritas dan minoritas di Kota Medan. Ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,937 p 0,05, karena dibandingkan dengan populasi di luar negeri,
Kota Medan memiliki keragaman etnis. Heterogenitas masyarakat Kota Medan didukung oleh berkembangnya budaya toleransi yang tinggi Sitompul, 2009.
Heterogenitas ini menyebabkan menjadi tidak adanya hubungan antara etnis dan trust. Joko Riski Yono, seorang aktivis LSM sekaligus pengamat politik yang
aktif menulis di berbagai surat kabar, mengatakan bahwa tidak ada pengaruh etnis terhadap kepercayaan kepada DPRD karena kepercayaan itu berkaitan dengan
perilaku dan pribadi anggota DPRD Komunikasi Personal, 2013. Mengenai hubungan pengalaman langsung terhadap trust terlihat dari
analisa korelasi bahwa nilai signifikansi 0,201 p0,05 yang berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara pengalaman langsung dengan munculnya trust.
Kumlin 2002, Rothstein and Steinmo, 2002 dalam Christensen and Lægreid, 2003 mengatakan bahwa pengalaman langsung yang bagus memiliki hubungan
dalam munculnya trust. Dikatakan bahwa individu yang memiliki pengalaman
Universitas Sumatera Utara
langsung yang bagus akan cenderung untuk trust. Namun dari penelitian ini, pengalaman langsung tidak memiliki hubungan dalam memunculkan trust.
Hal ini dapat dikarenakan mahasiswa sudah terlalu dikecewakan oleh perilaku DPRD. Kepuasan dan kekecewaan dapat didasarkan pada pengalaman
mereka dalam keadaan yang tidak biasa dengan membandingkannya dengan
harapan atas nilai keadilan Taylor, 1997 dalam Gunawan Purwono, 2007.
Kepuasan merupakan mediator yang dapat menjelaskan mengenai adanya kepercayaan Westbrook, 1987 dalam Gunawan dan Purwono, 2007. Dalam hal
ini mahasiswa yang memiliki pengalaman langsung sudah mengalami perasaan kecewa dan tidak puas karena berdasarkan dari wawancara personal, meskipun
mereka diterima dengan baik ketika melakukan dialog, tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut oleh DPRD dari apa yang sudah mereka bicarakan.
Hasil temuan yang menarik adalah, ternyata ada tidaknya mahasiswa mengikuti organisasi kemahasiswaan ternyata memiliki korelasi yang signifikan
dengan trust. Meskipun belum ada teori yang mengatakan secara pasti hubungan ada tidaknya mahasiswa mengkuti organisasi kemahasiswaan dengan trust, namun
dalam penelitian ini korelasinya ada dan signifikan. Hal ini berangkat dari pernyataan Budiyarso 2000 yang mengatakan bahwa mahasiswa yang
berorganisasi dianggap memiliki pandangan khusus dan kritis terhadap sesuatu yang terjadi dan segala perubahan yang dilakukan saat Orde Lama, Orde Baru dan
Reformasi tidak terlepas dari peran mahasiswa yang bergerak dalam organisasi kemahasiswaan.
Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat menarik sekaligus memprihatinkan karena gambaran trust mahasiswa terhadap DPRD
secara keseluruhan dan ketiga fungsi DPRD menunjukkan hasil trust yang sangat rendah. Dewi Aryani, anggota Komisi 7 DPR-RI berpendapat bahwa sikap
anggota dewan yang semakin memburuk serta perilaku korupsi menjadi penyebab utama trust masyarakat menjadi semakin menurun Aryani, 2012. Jika penurunan
trust ini semakin berlanjut, maka ini akan menjadi awal dari ketidakpercayaan terhadap demokrasi dan sistem demokrasi tidak akan kokoh tanpa kepercayaan
publik atas keefektifannya Wardhana, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini yang selanjutnya akan didiskusikan dan pada akhir bab
dikemukakan saran-saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
A. Kesimpulan Kesimpulan Utama
Universitas Sumatera Utara