b. Fungsi DPRD Kota Medan
1. Fungsi Pengawasan Pengawasan dilakukan melalui penggunaan hak-hak yang dimiliki
oleh DPRD. Pengawasan terhadap penyelenggaraan daerah ini sangat penting diperlukaan pelaksanaannya dalam pengelolaan pembangunan,
sebagai refleksi partisipasi masyarakat dan hakekat kedaulatan rakyat yang dilaksanakan lewat para wakilnya dalam lembaga perwakilan.
DPRD sekarang dalam menjalankan tugasnya tidak mencerminkan fungsinya sebagai lembaga pengawas Nurhaya, 2010.
Responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa kebanyakan yang dilakukan oleh DPRD adalah membenarkan apa yang dilakukan
oleh pihak eksekutif, bukannya mengawasi, sehingga sekarang ini banyak sekali terjadi kasus korupsi di Pemko Medan. DPRD juga
terlihat tidak melakukan fungsinya dengan baik seperti pada saat reses. Reses merupakan waktu terbaik untuk DPRD menyerap dan
menampung aspirasi masyarakat, tetapi kenyataan yang dilakukan adalah hal lain yang tidak berhubungan dengan masyarakat melainkan
hal pribadi. 2. Fungsi Legislasi
Fungsi pembuatan peraturan daerah merupakan fungsi yang utama karena kadar peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dapat
menjadi ukuran kemampuan DPRD dalam melaksanakan fungsinya karena hal ini terkait dengan pemahaman anggota legislatif terhadap
Universitas Sumatera Utara
apa yang menjadi aspirasi masyarakat, kebutuhan daerah, proses pembuatan kebijakan serta pengawasan atas kebijakan yang dihasilkan
Nurhaya, 2010. Responden penelitian menyatakan bahwa fungsi legislasi DPRD
sangat buruk karena DPRD tidak menanggapi peraturan-peraturan daerah yang pelaksanaannya bermasalah. DPRD dirasa seperti tidak
mau peduli terhadap pelaksanaan dan keberhasilan peraturan daerah. Selain itu, banyak sekali rancangan peraturan daerah yang tidak
selesaikan oleh DPRD bahkan sudah sampai beberapa tahun rancangan peraturan daerah tersebut tidak dibahas.
3. Fungsi Anggaran DPRD bersama-sama dengan pemerintah daerah menyusun dan
menetapkan APBD yang didalamnya termasuk anggaran untuk pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang DPRD. Dalam menetapkan
pajak ataupun APBD ini, kedudukan DPRD lebih kuat daripada pemerintah Nurhaya, 2010.
Responden penelitian menilai bahwa fungsi anggaran DPRD sangat buruk karena responden melihat bahwa banyak tindakan dalam
memanfaatkan anggaran daerah, dengan kata lain adanya tindak penyalahgunaan anggaran mark-up.
Universitas Sumatera Utara
E. Pembahasan
Hasil penelitian pada 400 sampel mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai perwakilan kaum masyarakat intelektual Kota Medan menunjukkan
bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan tingkat trust yang rendah terhadap DPRD Kota Medan yaitu sekitar 285 orang atau sebesar 71,25 dari seluruh
jumlah sampel penelitian. Analisa kuantitatif perdimensi dari skala trust menunjukkan bahwa skor trust yang rendah berarti bahwa organisasi, dalam hal
ini adalah DPRD Medan, dianggap memiliki kapabilitas, kualitas dan keefesienan yang rendah dalam melaksanakan tugasnya secara keseluruhan; tidak
memperdulikan kesejahteraan masyarakat; perkataan dan perilaku yang tidak konsisten;
informasi-informasi mengenai
hal-hal yang
terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak dibagikan secara transparan kepada masyarakat; serta mahasiswa tidak merasa memiliki kedekatan dengan DPRD.
Sebelumnya pada bulan Juli 2000, Konsorsium Lembaga Pengumpul Pendapat Umum pernah melakukan survey mengenai trust terhadap lembaga
negara yang diukur secara tidak langsung dengan pernyataan ―rasa keterwakilan anggota DPRD‖. Hasil dari survey tersebut adalah masyarakat tidak merasa
terwakili dengan DPR dan DPRD Tingkat I Provinsi namun di tingkat DPRD Tingkat II KotaKabupaten masyarakat merasa sudah terwakili, yang berarti
secara tidak langsung masyarakat trust terhadap DPRD Tingkat II Sujatmiko, 2001.
Universitas Sumatera Utara