Rumusan Masalah Modernisasi Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Petani di DIY Tahun 1968-1984.

10 jenis tanah, dan komposisi tanah yang mendukung berkembangnya sektor pertanian sebagai sektor ekonomi. Pola penggunaan tanah di DIY yaitu tanah sawah, tanah tegalan, tanah pekarangan, dan hutan. Penggunaan lahan pertanian di DIY didominasi oleh sawah yaitu sekitar 70 dari luas tanah yang ada. Tanaman pertanian yang ditanam di DIY antara lain palawija, padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, ubi manis, ubi kayu, dan lain-lain. Tanaman pangan seperti padi adalah produk pertanian yang paling dominan karena paling banyak ditanam di berbagai daerah. Padi yang ditanam adalah padi sawah dan padi ladang. Padi sawah produksinya lebih banyak dibanding padi ladang, karena tingkat keberhasilan penanaman padi sawah lebih besar. DIY memiliki daerah penghasil padi di setiap kabupaten, apabila dilihat dari produktivitasnya Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulonprogo adalah penghasil padi sawah terbesar, sedangkan Kabupaten Gunungkidul adalah penghasil padi gogo terbesar di DIY. 16 Pemerintah Orde Baru dalam melakukan pembangunan pertanian di Indonesia melaksanakan sebuah program yang disebut dengan Revolusi Hijau. Revolusi Hijau bertujuan untuk meningkatkan produksi padi dalam negeri agar persediaan beras cukup. Revolusi Hijau di Indonesia dilakukan dengan menerapkan modernisasi pertanian kepada semua usaha tani agar menciptakan pertanian yang lebih maju. Modernisasi pertanian dilakukan melalui sebuah program yang disebut Bimbingan Massal Bimas dengan menerapkan Panca Usaha Tani yang terdiri dari penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan, 16 Kantor Pusat Data Propinsi DIY, Monografi DIY Tahun 1979, Yogyakarta: Kantor Pusat Data, 1981, hlm. 98. 11 pemberantasan hama, dan teknik bercocok tanam. Mubyarto mengatakan Program Bimas padi pada 1968-1970 sukses dilaksanakan di Yogyakarta. 17 Bimas merupakan model pembangunan pertanian karena segala aktivitas pembangunan desa berkisar pada program ini. Program Bimas telah berhasil mengkoordinir segala aktivitas yang diperlukan dalam usaha meningkatkan produksi padi. Produksi padi pada tahun-tahun pertama Repelita dapat dinaikkan lebih dari 10. Kunci dari keberahasilan program ini adalah bantuan dan dukungan dari semua instansi yang ada. Modernisasi pertanian yang dilaksanakan melalui program Bimas berhasil meningkatkan produksi padi hampir di seluruh wilayah Jawa khususnya DIY. Program ini mendapat respon baik dari para petani karena pendapatan semakin meningkat semenjak digencarkan pada tahun 1969. Program Bimas dibalik keberhasilannya ternyata menimbulkan beberapa kerugian. Kerugian program Bimas secara umum antara lain menyebabkan pemborosan biaya tinggi terutama untuk mengimpor bibit dan pupuk buatan, merusak lingkungan akibat penggunaan pestisida dalam jumlah banyak, merendahkan para petani yang mempraktikkan pertanian tradisional khususnya dalam penggunaan bibit padi lokal dan pupuk kompos, selain itu padi Bimas banyak yang mengalami kegagalan. 18 Modernisasi pertanian selain memberikan kerugian diatas juga memberikan pengaruh pada sosial ekonomi petani di DIY. 17 Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta: LP3ES, 1973, hlm. 193. 18 Nor Huda, Revolusi Hijau dan Gerakan Petani di Magelang Pada Masa Akhir Orde Baru, Tesis, Yogyakarta: Universitas Negeri Gadjah Mada, 2011, hlm 81.