RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING SEBAGAI TEMPATRELAKSASI DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR

(1)

commit to user

RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING SEBAGAI TEMPATRELAKSASI DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR

SKRIPSI

Disusun oleh :

DARMAWAN

I0203039

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

RESORT DIKAWASAN AGROWISATA KEMUNING

SEBAGAI TEMPAT RELAKSASI DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR Disusun Oleh:

DARMAWAN I0203039 Menyetujui,

Surakarta, 2 Agustus 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Galing Yudana, MT Istijabatul Aliyah, ST, MT

NIP. 19620129 198703 1 002 NIP. 19690923 199702 2 001

Mengesahkan,

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik Fakultas Teknik

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Hardiyati, MT

NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19561209 198601 2 001

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(3)

commit to user

PENGANT AR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir dengan judul Resort di kawasan Agrowisata Kemuning sebagai tempat relaksasi dengan pendekatan Ekologi Arsitektur

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bpk. Ir. Galing Yudana, MT, selaku Pembimbing Tugas Akhir atas segala arahan dan bimbingannya.

3. Ibu Istijabatul Aliyah, ST, MT selaku Pembimbing Tugas Akhir atas segala arahan dan bimbingannya.

4. Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku Pembimbing Akademis dan atas kesabaran dan bimbingannya selama ini.

5. Semua pihak dan jajaran yang berada di lingkungan kampus untuk brainstorming, kesabaran, bantuan dan dukungan moril sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penulisan tugas akhir ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 8 Juni 2010


(4)

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

B A B I

PENDAHULUAN

I.1. JUDUL ... I-1

I.2. PENGERTIAN JUDUL ... I-1

I.3. LATAR BELAKANG ... I-2 1.3.1. Kondisi Masyarakat ... I-2 1.3.2. Kebutuhan Relaksasi... I-2 1.3.3. Kondisi Lingkungan ... I-3 1.3.4. Kepariwisataan Surakarta ... I-4 1.3.5. Kepariwisataan Karanganyar ... I-4 1.3.6 Ngargoyoso ... I-7 1.3.7 Kemuning ... I-7 1.3.8 Kebutuhan Penginapan ... I-8

I.4. PERMASALAHAN dan PERSOALAN ... I-8 1.4.1. Permasalahan ... I-8 1.4.2. Persoalan ... I-8

I.5. TUJUAN DAN SASARAN... I-9 1.5.1. Tujuan... I-9 1.5.2. Sasaran ... I-9

I.6. BATASAN DANLINGKUP PEMBAHASAN DAN BATASAN ... I-9 1.6.1. Batasan ... I-9 1.6.2. Lingkup Pembahasan ... I-9

I.7. METODE PEMBAHASAN... I-10


(5)

commit to user

B A B II

TINJAUAN TEORI

II.2. HOTEL ... II-1

II.2.1. Pengertian Hotel ... II-1 II.2.2. Jenis Hotel ... II-2

II.3. RESORT ... II-3

II.3.1. Pengertian Resort ... II-3 II.3.2. Klasifikasi Resort ... II-3

II.4. PARIWISATA ... II-3

II.4.1 Pengertian Pariwisata ... II-3 II.4.2 Jenis Parieisata ... II-4 II.4.3 Pelaku Pariwisata ... II-5

II.5. AGROWISATA ... II-6

II.5.1. Pengertian Agrowisata ... II-6 II.5.2. Potensi Pengembangan Agrowisata di Indonesia ... II-12 II.5.3. Agrowisata Kemuning ... II-15

II.6. RELAKSASI ... II-16

II.6.1. Relaksasi dan Alam ... II-16 II.6.2. Relaksasi dan Teh ... II-16 II.6.3. Relaksasi dan Desain ... II-17

II.7. EKOLOGI ARSITEKTUR ... II-23

II.7.1. Pengertian Ekologi... II-23 II.7.2. Penertian Ekologi Arsitektur ... II-23 II.7.3. Unsur-unsur Pokok Ekologi Arsitektur ... II-24 II.7.4. Patokan Rumah Ekologis ... II-25 II.7.5. Pendekatan Ekologi Arsitektur ... II-28

B A B III

TINJAUAN LOKASI

III.1. TINJAUAN KABUPATEN KARANGANYAR... III-1 III.1.1. Kondisi Fisik ... III-4 III.1.2. Kondisi Non Fisik ... III-6

III.2. TINJAUAN KECAMATAN NGARGOYOSO ... III-12 III.2.1. Kondisi Fisik ... III-12


(6)

commit to user

vii

III.2.2. Kondisi Non Fisik ... III-14

III.3. TINJAUAN KEMUNING ... III-15 III.3.1.Kondisi Fisik ... III-15 III.3.2.Kondisi Non Fisik ... III-21

B A B IV

RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING YANG

DIRENCANAKAN

IV.1. PENDEKATAN ... IV-1 IV.1.1.Kebutuhan Relaksasi ... IV-1 IV.1.2. Urgensi Wawasan Lingkungan ... IV-1 IV.1.3.Potensi Kawasan Agrowisata Kemuning ... IV-2 IV.1.4.Manfaat Pengembangan ... IV-2

IV.2. RESORT YANG DIRENCANAKAN ... IV-3 IV.2.1.Jenis Resort ... IV-3 IV.2.2.Site ... IV-3 IV.2.3.Kegiatan yang diwadahi ... IV-4 IV.2.4.Tampilan ... IV-7 IV.2.5.Utilitas ... IV-7

B A B V

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V.1. ANALISA MAKRO ... V-1

V.1.1. Analisa Pemilihan Site ... V-1 V.1.2. Analisa Pencapaian ... V-3 V.1.3. Analisa Topografi ... V-6 V.1.4. Analisa View ... V-7 V.1.5. Analisa Angin ... V-8 V.1.6.Analisa Bangunan... V-8 V.1.7.Analisa Sistem Struktur ... V-14 V.1.8.Analisa Sistem Utilitas ... V-16

V.2. ANALISA MIKRO ... V-21

V.2.1. Pelaku, pengelompokan dan pola kegiatan ... V-21 V.2.2. Kebutuhan Ruang ... V-24 V.2.3. Penentuan Luasan Ruang ... V-29


(7)

commit to user

V.2.4. Organisasi Ruang ... V-39

B A B VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VI.1. KONSEP LOKASI ... VI-1 VI.2. KONSEP PENGOLAHAN TAPAK ... VI-1

VI.2.1.Konsep Pencapaian Site ... VI-1 VI.2.2.Konsep View ... VI-2 VI.2.3.Konsep Topografi ... VI-3 VI.2.4.Konsep Angin ... VI-4 VI.2.5.Konsep Penampilan Bangunan ... VI-4 VI.2.6.Konsep Bentuk Dasar Massa Bangunan ... VI-6 VI.2.7.Konsep Pola tata massa bangunan ... VI-6 VI.2.8.Konsep Sistem Struktur ... VI-6 VI.2.9.Konsep Utilitas ... VI-7

VI.3. KONSEP KEBUTUHAN RUANG ... VI-12 VI.4. PENENTUAN BESARAN RUANG ... VI-16 VI.5. KONSEP ORGANISASI RUANG ... vi-26

B A B VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1 KESIMPULAN ... VII-1 VII.2 SARAN ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA ... VIII LAMPIRAN ... IX


(8)

commit to user

Bab I PENDAHULUAN

1.1 JUDUL

Resort di kawasan agrowisata Kemuning sebagai tempat relaksasi dengan pendekatan Ekologi Arsitektur.

1.2 PENGERTIAN JUDUL

Resort : Resort adalah tempat menginap yang dikunjungi untuk berekreasi dan relaksasi.1

Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu.

Agrowisata : Wisata yang sasarannya adalah pertanian, perkebunan, kehutanan.

Kemuning : Desa di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.

Relaksasi : Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman. 2

Pendekatan : Proses, perbuatan, cara mendekati, metode-metode untuk mencapai pengertian.

Ekologi : Ilmu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

lingkungannya (kondisi alam sekitarnya). Arsitektur : Seni dan ilmu merancang sebuah bangunan.

Adalah rencana pembangunan resort di kawasan Agrowisata Kemuning dengan menggunakan pendekatan Ekologi Arsitektur.

1

Cambrigde dictionary

2


(9)

commit to user 1.3 LATAR BELAKANG

1.3.1 Kondisi Masyarakat

Kehidupan masyarakat sekarang ini penuh dengan hiruk pikuk pekerjaan dan kesibukan. Dengan bekerja manusia mencukupi kebutuhannya. Karena itu pekerjaan merupakan hal yang pokok bagi manusia untuk dapat bertahan hidup dan mencapai kesejahteraan. Tuntutan dan pengaruh budaya kota serta perkembangan jaman menjadi tekanan, karena segala sesuatu diukur dari keberhasilan dan kepuasan materi yang tidak ada ukuran pastinya. Pandangan manusia yang beralih menjadi materialisme membuat pemenuhan kebutuhan akan materi manjadi hal yang penting dan utama. Maka manusia berlomba-lomba untuk mencukupi kebutuhan itu dengan bekerja. Dengan pepatah “Waktu adalah uang”, manusia menyibukkan kehidupannya dengan bekerja keras dan memakai sebagian besar waktu mereka untuk bekerja. Kehidupan yang penuh dengan pekerjaan itu membuat tekanan fisik dan psikologis bagi manusia.

1.3.2 Kebutuhan Relaksasi

Karena beragam tekanan dan pengaruh budaya, manusia kehilangan waktu-waktu untuk berelaksasi. Keadaan hidup yang semakin kompleks dengan kesibukannya, membuat manusia memerlukan kegiatan relaksasi untuk melepas kepenatan tersebut. Salah satunya adalah berlibur ke tempat yang lebih tenang dan terlepas dari kesibukan kota dan kesibukan pekerjaan sehari-hari. Diharapkan dari berlibur dan relaksasi itu dapat memberikan kelegaan fisik dan psikologis. Dikota-kota besar banyak ditawarkan hiburan seperti: klub-klub malam, pub, taman bermain dsb. Tetapi kebanyakan manusia lebih memilih ke daerah yang relative lebih tenang dan memiliki suasana yang alami untuk tempat manusia berelaksasi. Terutama daerah-daerah yang masih memiliki kondisi alam yang baik, sehingga manusia dapat berelaksasi dengan berinteraksi dengan alam.


(10)

commit to user 1.3.3 Kondisi Lingkungan

Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan alam dan hutan. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2. Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80% dari total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung diudara dan menebalkan lapisan atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan mahluk hidup.

Lingkungan perkotaan semakin lama tidak mendukung lagi kehidupan manusia dengan baik. Banyak kerusakan yang disebabkan oleh pemakaian dan aktivitas manusia, sehingga baku mutu lingkungan menurun. Seperti semakin banyaknya polusi udara, polusi air dan kebisingan yang melebihi batas wajar. Hal itu berdampak pada manusia yang menempatinya, sehingga menurunnya kesehatan manusia salah satunya. Untuk itu daerah-daerah yang masih fresh adalah yang dicari manusia untuk melakukan relaksasi atau refreshing dari seluruh kegiatan dan kesibukannya.


(11)

commit to user 1.3.4 Kepariwisataan Surakarta

Surakarta dan sekitarnya bekerja sama dalam segala bidang untuk memajukan daerahnya. Wilayah yang turut dalam kerja sama tersebut adalah Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen. Kerja sama tersebut dalam wadah organisasi PT. Solo Raya Promosi dengan slogan Solo The Spirit of Java. Salah satu bidang kerja samanya adalah kerja sama di bidang pariwisata. Masing-masing daerah diangkat potensi-potensi wisata yang menarik kemudian bersama-sama di ekspos dan dipromosikan untuk menarik minat konsumen. Sehingga daerah Solo Raya menjadi suatu kawasan wisata yang luas dengan berbagai wisata yang ditawarkan.

1.3.5 Kepariwisataan Karanganyar

Di antara wilayah Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen, Karanganyar memiliki potensi pengembangan yang sangat tinggi di bidang Sumber Daya Alam dan Ekowisata, yang semakin diperkuat dengan keramah-tamahan penduduk. Kesuburan tanah dimanfaatkan untuk produk-produk pertanian dan perkebunan. Dengan kondisi alam yang indah, Karanganyar memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Baik itu wisata alam ataupun peninggalan sejarah yang terletak di tempat wisata alam tersebut. Sehingga menjadikan suatu kunjungan yang unik bagi para wisatawan.


(12)

commit to user

Obyek wisata alam yang terletak di kecamatan Tawangmangu menampilkan panorama air terjun setinggi 81 meter dan berbagai satwa langka yang berada di hutan lindung. Telah dilengkapi dengan fasilitas rekreasi keluarga, taman dan kios souvenir, dan tempat peristirahatan.

Perkebunan Teh Kemuning

Selama perjalanan dari candi Sukuh ke candi Cetho akan melalui jalan yang berkelok-kelok dengan keindahan hamparan hijau kebun teh yang berbukit-bukit, hawa yang sejuk dan segar. Perkebunan teh itu dikelola oleh PT Rumpun Sari Kemuning.

Candi Sukuh

Candi Sukuh berada di desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso. Satu-satunya candi yang erotik dan unik di Indonesia. hampir menyamai candi yang ada di Guatemala Amerika Selatan. Berbentuk limasan atau piramida terpotong yang merupakan gambaran keterbatasan ilmu manusia. Dibangun sekitar abad 15.


(13)

commit to user Candi Cetho

Candi Hindu ini dibangun sekitar abad 15 pada akhir jaman kerajaan Hindu majapahit oleh Brawijaya V. Mempunyai 9 tingkatan dengan arsitektur yang mirip dengan pura-pura di Bali. Di sekitar komplek candi ini terdapat patung Saraswati sumbangan dari Kabupaten Gianyar dan melambangkan ilmu pengetahuan.

Air Terjun Parangijo

Berada tidak jauh dari kompleks candi Cetho di Ngargoyoso, Air Terjun Parang Ijo ini menawarkan pemandangan alam yang menarik dengan air terjun dan tebing-tebing yang indah. Diatur dalam sebuah taman yang menarik untuk pengunjung, air terjun dapat dijadikan alternatif obyek wisata setelah turun dari Candi Cetho.

Grebeg Lawu


(14)

commit to user 1.3.6 Ngargoyoso

Ngargoyoso adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ngargoyoso terdiri atas 7 kelurahan atau desa, yaitu: Berjo, Puntukrejo, Kemuning, Dukuh Gemawang, Segorogunung, Girimulyo, Ngargoyoso. Kecamatan Ngargoyoso sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Karangpandan, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Tawangmangu, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Magetan (Gunung Lawu), sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jenawi. Sebagian besar wilayah Kecamatan Ngargoyoso berada di lereng bagian barat dari Gunung Lawu.

1.3.7 Kemuning

Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, ± 40 Km dari Kota Surakarta, pada ketinggian 800 -1500 M dpl, dengan suhu rata-rata 14 - 260 C. Di desa Kemuning ini terdapat perkebunan teh yang dikenal dengan perkebunan teh Kemuning. Perkebunan teh ini membentang seluas 240 Ha di lereng Gunung Lawu. Komoditas yang di hasilkan adalah daun teh untuk pembuatan teh hijau.

Daya tarik wisata daerah ini meliputi:

1. Proses pemanenan hasil petik pucuk teh dan proses pengolahan teh hijau.

2. Panorama hamparan kebun teh 3. Mengikuti kegiatan petik pucuk teh

4. Olah raga tracking, bola volly, climbing dan lain-lain.

Gunung lawu tepatnya di kompleks candi Sukuh. Menampilkan kebudayan Karanganyar seperti kesenian Lesung, Loro Blonyo dan jenis kesenian lainnya. Keterkaitan dengan budaya Bali, karena unsur budaya Hindu yang cukup kental di daerah ini ditampilkan lewat kesenian dan tari-tarian dari Bali.


(15)

commit to user 1.3.8 Kebutuhan penginapan

Salah satu cara relaksasi adalah berinteraksi dengan alam yang masih baik. Kebanyakan orang pergi ke tempat-tempat yang memiliki keindahan alam untuk berelaksasi, melepaskan kepenatan dan dari kesibukan sehari-hari.

Untuk menikmati alam itu diperlukan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan ketentraman dan suasana relak. Untuk itu penginapan sebagai suatu amenitas sangat diperlukan di daerah-daerah wisata alam.

Salah satu bentuk penginapan adalah berupa hotel resort, dengan adanya resort diharapkan orang yang berwisata alam mendapatkan kenyamanan yang maksimal. Selain mendapatkan relaksasi dari alam, resort juga akan membuat orang merasa nyaman dan relak. Oleh karena itu dengan fasilitas resort yang lengkap sebagai support kawasan wisata alam dapat memberi dukungan yang membuat orang menikmati keindahan dan mendapatkan kenyamanan yang maksimal.

1.4 PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1.4.1 Permasalahan

a) Bagaimana merencanakan Resort di kawasan agrowisata Kemuning sebagai tempat relaksasi bagi masyarakat dengan pendekatan Ekologi Arsitektur.

b) Bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas

Resort di kawasan Agrowisata Kemuning.

1.4.2 Persoalan

a) Bagaimana memilih, menata, menentukan luasan site sebagai sebuah

Resort di kawasan agrowisata Kemuning dengan kemudahan akses dan visualisasi yang menarik.

b) Penataan dan pengaturan tata massa, besaran ruang, bentuk bangunan sebuah Resort sebagai sarana relaksasi.

c) Penerapan Ekologi Arsitektur sebagai pendekatan Resort di kawasan Agrowisata Kemuning.


(16)

commit to user

d) Penentuan sistem konstruksi, material dan sistem utilitas yang tidak merusak lingkungan.

1.5 TUJUAN DAN SASARAN 1.5.1 Tujuan

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Resort di kawasan agrowisata Kemuning dengan pendekatan Ekologi Arsitektur, sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan relaksasi.

1.5.2 Sasaran

Sasaran dari penyusunan konsep perencanaan dan perancangan ini adalah mendapatkan :

a) Konsep pemilihan dan pengolahan tapak. b) Konsep sirkulasi pada tapak.

c) Konsep gubahan massa, peruangan dan bentuk bangunan Resort yang memberikan suasana relaksasi.

d) Konsep struktur dan bahan bangunan. e) Konsep utilitas.

1.6 BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1.6.1 Batasan

a) Segi pembiayaan proyek dianggap telah tersedia dan tidak mengalami permasalahan

b) Segi kepemilikan lahan dan perijinan pengembangan tidak mengalami permasalahan

1.6.2 Lingkup Pembahasan

Pembahasan dibatasi dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, tetapi jika ada bagian atau hal-hal yang mendasari faktor-faktor perancangan maka dibatasi dan dianggap sebagai pendukung dari perancangan ini.


(17)

commit to user 1.7 METODOLOGI PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam pembahasan penulisan konsep perencanaan dan perancangan ini adalah sebagai berikut :

A. Perumusan dan Pendekatan Masalah

Menangkap fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia, mendapatkan kebutuhan manusia dan wadah pemenuhan kebutuhan manusia yang perlu ditanggapi, yang selanjutnya disebut permasalahan.

B. Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data yang digunakan antara lain : 1. Data Primer:

Data fisik:

· Kabupaten Karanganyar.

· Perkebunan teh Kemuning, Ngargoyoso.

Data non fisik:

· Kepariwisataan Karanganyar.

· Kependudukan Karanganyar. 2. Survey lapangan

Pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi eksisting lokasi. Serta melakukan studi serta pngambilan data gambar untuk keperluan penyusunan konsep.

3. Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terkait atau pihak yang mampu memberikan data informasi positif dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kajian studi. Dalam hal ini BAPPEDA Kabupaten Karanganyar, pihak kecamatan Ngargoyoso dan penduduk sekitar tapak yang terpilih.

4. Data sekunder:

Berupa teori-teori dan hasil penelitian dalam usaha pelestarian kondisi alam, pengkajian dan pengembangan kawasan wisata,


(18)

commit to user

pendekatan Arsitektur Ekologi, serta standar kebutuhan ruang fasilitas Resort dan persyaratan arsitektural yang berlaku.

C. Analisa

Melakukan analisa dari data-data yang ada berdasarkan prediksi perencanaan yang dihubungkan dengan tujuan, sasaran dan faktor-faktor lain yang berpengaruh, lalu dibahas dan permasalahan yang ada diselesaikan dengan menggunakan :

§ Metode kualitatif

Digunakan untuk permasalahan yang tidak dapat diukur dan dideskripsikan secara verbal (kata-kata).

§ Metode kuantitatif

Digunakan untuk permasalahan yang dapat diukur dan diselesaikan melalui pemecahan kuantitatif dengan memakai logika dan asumsi. Digunakan untuk menganalisa kebutuhan, besaran ruang dan lain sebagainya.

Metode-metode tersebut menggunakan acuan dari literatur dan preseden.

D. Sintesa

Merupakan simpulan dari proses rangkaian analisa-analisa untuk mendapatkan konsep akhir. Hasil analisa dan data diolah dengan kriteria yang telah ditetapkan kemudian diintegrasikan dengan persyaratan/ketentuan perencanaan dan perancangan yang akhirnya seluruh hasil integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.

1.8. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I: PENDAHULUAN

Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika penulisan.


(19)

commit to user

BAB II: LANDASAN PUSTAKA

Mengemukakan tinjauan teori tentang resort, relaksasi, wisata dan agrowisata, ekologi arsitektur.

BAB III: TINJAUAN LOKASI

Mengemukakan perspektif Kabupaten Karanganyar dalam lingkup karisidena Surakarta, meliputi sejarah dan rencana perkembangan dan perencanaan Kota Karanganyar.

BAB IV: RESORT DI KAWASAN AGROWISATA KEMUNING YANG DIRENCANAKAN

Mengemukakan gambaran rencana resort secara keseluruhan dengan teori dan pendekatan Arsitektur Ekologis.

BAB V: ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Membahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan Resort di kawasan Agrowisata Kemuning yang akan diwujudkan, meliputi analisa makro (analisa site) dan analisa mikro (analisa fungsi terwadahi, analisa bentuk dan tampilan bangunan, analisa sistem struktur dan sistem utilitas).

BAB VI: KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Mensintesakan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisis yang selanjutnya ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan.


(20)

commit to user

Bab 2

TINJAUAN TEORI

2.1 HOTEL

2.1.1 Pengertian Hotel

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa ada perjanjian khusus, (Tanpa ada perjanjian khusus yang dimaksud adalah perjanjian membeli barang yang disertai dengan perundingan-perundingan sebelumnya).1

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :2

a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil.

b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :

1) Jasa penginapan

2) Pelayanan makanan dan minuman 3) Pelayanan barang bawaan

4) Pencucian pakaian

5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.

c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.

1 Hotel Proprietors Acts,1956


(21)

commit to user 2.1.2 Jenis hotel

a) City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

b) Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

c) Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

d) Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

2.2 RESORT

2.2.1 Pengertian Resort

A resort is a place used for relaxation or recreation, attracting visitors for holidays or vacations. Resort tempat yang didirikan untuk kebutuhan rekreasi dan relaksasi, sebagai


(22)

commit to user

orang memerlukan liburan. Pada umumnya resort memiliki satu pengelola sebagi penyedia jasa, tetapi pada awalnya tidak seperti itu. Karena lebih efektif maka kebanyakan yang digunakan adalah dengan satu pengelola seperti kebanyakan pada akhir-akhir ini. Resort menawarkan segala macam fasilitas vacationer’s want untuk mencukupi segala kebutuhan user, seperti : makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, tempat belanja. Jadi resort adalah sebagai one stop living and tourism.3

2.2.2 Klasifikasi Resort

a. Resort at a destination

Resort yang didirikan karena daya tarik dari luar resort itu sendiri, seperti lingkungan/kawasan sekitar resort, sejarah suatu tempat, atau fasilitas yang ditawarkan dari suatu kawasan.

b. Destination resort

Resort yang didirikan karena menawarkan daya tarik resort itu sendiri yang lengkap dengan fasilitas untuk hiburan yang ditawarkan.

c. All-inclusive resort

Resort yang lengkap dengan segala fasilitas sebuah resort, dengan satu harga bagi semua akses fasilitas yang disediakan oleh resort tersebut.

2.3 PARIWISATA

Pariwisata adalah fenomena yang mengetengahkan perlunya variasi dalam kehidupan sehari-hari yang penuh rutinitas. Pariwisata mengandung makna revitalisasi jiwa demi memelihara kesehatan jiwa dan raga. Jiwa memerlukan ketenangan untuk menstabilkan emosi dan pikiran dari kepenatan kehidupan sehari-hari. Pariwisata diperlukan untuk merevitalisasi jiwa dan pikiran kita.

2.3.1 Pengertian Pariwisata

Sekumpulan fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara para pelaku wisata (wisatawan), para pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat tuan rumah. Interaksi itu terjasi dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat tuan rumah berusaha untuk mempengaruhi para wisatawan dan pengunjung lainnya tersebut untuk singgah ditempat/daerah atau Negara yang mereka kunjungi. Kepariwisataan adalah sekumpulan


(23)

commit to user

kegiatan-kegiatan, pelayanan-pelayanan, dan industri-industri yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman perjalanan.4

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.5

2.3.2 Jenis Pariwisata

Eka Budianta membagi pariwisata menjadi 4 kelompok : 6 a. Wisata Alam

Wisata alam meliputi wisata sungai, wisata laut, wisata gunung, wisata gua, dan wisata keajaiban. Wisata alam ini berkaitan dengan masalah kesehatan dan kesegaran manusia serta olah raga alam yang banyak diminati oleh para wisatawan. Misalnya adalah berselancar, berenang, beradu nafas dalam melakukan wisata laut atau mendaki gunung, berendam dalam sumber-sumber air panas, memulihkan kesehatan bagi penderita tuberculosis dalam rangka melakukan wisata gunung dan sebagainya.

b. Wisata Kebudayaan

Wisata kebudayaan merupakan kegiatan wisata dengan melakukan perjalanan mengunjungi hal-hal kebudayaan yang meliputi relik arkeologi (Piramida Mesir, Candi Borobudur, Tembok Besar Cina, dan lain-lain), matra sejarah di musium-musium, upacara adat, serta masakan rakyat.

c. Wisata Kesenian

Wisata ini merupakan kegiatan wisata dengan menikmati kesenian-kesenian yang ada di daerah tujuan wisata seperti wayang kulit, opera, tarian rakyat, panggung sandiwara, dan lain-lain.

d. Wisata Rohani

Jenis wisata ini meliputi ziarah, retret, tilawatil, perayaan waisak di candi-candi dan lain-lain.

4 Sulastiyono M.Si, Agus, Drs. 1999.Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Alfabeta:Bandung 5 Undang-undang Republik Indonesia No.9, tahun 1990.


(24)

commit to user 2.3.3 Pelaku Pariwisata

Di dalam kepariwisataan, terdapat 3 pelaku kegiatan di dalamnya, yaitu: 7 a. Pengunjung

1) Pengunjung Umum, yaitu pengunjung yang datang ke kawasan wisata semata-mata untuk tujuan wisata, seperti bersantai, menikmati objek wisata dan fasilitas yang ada, tanpa tujuan yang lain yang bersifat khusus.

2) Pengunjung Khusus, yaitu pengunjung yang maksud kedatangannya bukan untuk tujuan wisata dimana tujuan wisata bukanlah merupakan prioritas utama kunjungannya. Seperti para peneliti, perlombaan olah raga dan budaya, dll.

b. Pengelola

Merupakan orang atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan pelaksanaan kawasan wisata serta melaksanakan kegiatan tata laksana operasionalisasi kawasan wisata.

c. Masyarakat Setempat

Peran serta masyarakat setempat sangat diperlukan dalam suatu kawasan wisata, untuk membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya serta menerapkan prinsip “menguntungkan masyarakat tuan rumah”.

2.4 AGROWISATA

2.4.1 Pengertian Agrowisata

Agritourism didefinisikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman.8

Sementara definisi lain mengatakan, agritourism adalah sebuah alternatif untuk meningkatkan pendapatan dan kelangsungan hidup, menggali potensi ekonomi petani kecil dan masyarakat pedesaan.9

Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan

7 M.J. Prayogo. 1975.Pengantar Pariwisata Indonesia. 8 www.farmstop.com


(25)

commit to user

tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi ( eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan.10

Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang sama. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood, 2000 adalah sebagai berikut:11

· Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

· Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.

· Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.

· Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.

· Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.

· Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.

· Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.

10

Deptan, 2005. “Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani” pada http://database.deptan.go.id

11 Pitana, I Gde. 2002. “Pengembangan Ekowisata di Bali”. Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada


(26)

commit to user

· Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.

· Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.

Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek pengembangan agrowisata diperkirakan sangat cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan.

2.4.1.1.Manfaat Pengembangan Agrowisata

Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekira lokasi wisata.

1) Melestarikan Sumberdaya Alam

Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang


(27)

commit to user

penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah - wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-toursm), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a) Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun kultur budaya masyarakat.

b) Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.

c) Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya melindungi/menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.

d) Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan penghargaan/falitas kepada pihak yang membantu melingdungi lingkungan.

2) Mengkonversi Teknologi Lokal

Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam merupakan aset atraksi agrowisata yang patut dibanggakan. Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang merupakan indigenous knowleadge itu dapat dilestarikan.

Teknologi lokal seperti Talun Kebun atau Pekarangan yang telah berkembang di masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu contoh yang bisa ditawarkan untuk agrowisata. Teknologi lokal ini telah terbukti cukup mampu mengendalikan kesuburan tanah melalui pendauran hara secara vertikal. Selain dapat mengefisienkan pemanfaatan hara, teknologi ini juga dapat memanfaatkan energi matahari


(28)

commit to user

dan bahan organik in situ dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dengan demikian, melalui agrowisata kita dapat memahami teknologi lokal kita sendiri, sehingga ketergantungan pada teknologi asing dapat dikurangi.

3) Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar

Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumber daya, maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

2.4.1.2.Dua versi/pola Agrowisata ruangan terbuka.

Selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:12

a) Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.

12


(29)

commit to user

b) Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan. 2.4.2 Potensi Pengembangan Agrowisata Indonesia

Kebijakan umum Departemen Pertanian dalam membangun pertanian bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan tarap hidup petani, peternak, dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor. Untuk itu, usaha diversifikasi perlu dilanjutkan disertai dengan rehabilitasi yang harus dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air dan iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat.

Sejalan dengan kebijaksanaan umum di atas, terlihat bahwa antara pariwisata dan pertanian dapat saling mengisi dan menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pariwisata dan produk pertanian Indonesia dalam rangka meningkatkan perolehan devisa dari komoditi ekspor non migas. Sebagai negara agraris, sector pertanian merupakan sector yang dominan dan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Upaya peningkatan dan penganekaragaman usaha pertanian terus ditingkatkan secara intensif dan terencana, baik yang secara tradisional maupun modern merupakan potensi kuat yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik yang dapat dinikmati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara.


(30)

commit to user

Potensi budidaya pertanian yang dapat dijadikan agrowisata antara lain : a. Perkebunan

Suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat dimanfaatkan sebagai objek dan daya tarik agrowisata adalah kawasan perkebunan yang kegiatannya merupakan kesatuan yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan perkebunan dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan ataupun pengepakan hasil produksinya. Perkebunan sebagai objek agrowisata terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet, teh kopi, kakao, tebu, dan lain-lain. Pada dasarnya luas suatu perkebunan ada batasnya, namun perkekbunan yang dijadikan sebagai objek agrowisata luasnya tidak dibatasi, dengan kata lain luasnya sesuai izin atau persyaratan objek agrowisata yang diberikan. Untuk menunjukkan kepada wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar, seyogyanya dalam objek dilengkapi dengan unit pengolahan, laboratorium, pengepakan hasil, sarana dan prasarana.

b. Tanaman pangan dan Hortikultura

Daya tarik tanaman pangan dan hortikultura sebagai objek agrowisata antara lain kebun bunga-bungaan, kebunbuah-buahan, kebun sayur-sayuran, kebun tanaman obat-obatan/ jamu.

c. Peternakan

Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain cara tradisional dalam pemeliharaan ternak, aspek kekhasan/ keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh.

d. Perikanan

Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata. Secara garis besar kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata seperti budidaya ikan air tawar, budidaya Air Payau (tambak), budidaya laut (kerang, rumput laut, kakap merah, dan mutiara)


(31)

commit to user

Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di manca negara menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagal akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraannya. Preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan Agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik.

Hamparan areal pertanaman yang luas seperti pada areal perkebunan, dan hortikultura disamping menyajikan pemandangan dan udara yang segar, juga merupakan media pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas, mulai dari pendidikan tentanig kegiatan usaha dibidang masing-masing sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam.

Objek Agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik. Cara-cara bertanam tebu, acara panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta cara cara penciptaan varietas baru tebu merupakan salah satu contoh objek yang kaya dengan muatan pendidikan. Cara pembuatan gula merah kelapa juga merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan yang dapat dijual kepada wisatawan yang disamping mengandung muatan kultural dan pendidikan juga dapat menjadi media promosi, karena dipastikan pengunjung akan tertarik untuk membeli gula merah yang dihasilkan pengrajin. Dengan datangnya masyarakat mendatangi objek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dan objek Agrowisata yang bersangkutan, namun pasar dan segala kebutuhan masyarakat.

Dengan demikian melalui Agrowisata bukan semata merupakan usaha / bisnis dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi peluang


(32)

commit to user

pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian maka Agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru deerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional.

Potensi Agrowisata yang sangat tinggi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perlu dirumuskan langkah-langkah kebijakan yang konkrit dan operasional guna tercapainya kemantapan pengelolaan Objek Agrowisata di era globalisasi dan otonomi daerah. Sesuai dengan keunikan kekayaan spesifik lokasi yang dimiliki, setiap daerah dan setiap objek wisata dapat menentukan sasaran dan bidang garapan pasar yang dapat dituju. Dalam pengembangan Agrowisata dibutuhkan kerjasama sinergis diantara pelaku yang teribat dalam pengelolaan Agrowisata, yaitu masyarakat, swasta dan pemerintah.

2.4.3 Agrowisata Kemuning

Perkebunan teh ini membentang seluas 240 Ha di lereng Gunung Lawu. Komoditas yang di hasilkan adalah daun teh untuk pembuatan teh hijau.

Daya tarik wisata daerah ini meliputi:

1. Proses pemanenan hasil petik pucuk teh dan proses pengolahan teh hijau. 2. Panorama hamparan kebun teh

3. Mengikuti kegiatan petik pucuk teh 4. Olah raga tracking, tea walking.

Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, ± 40 Km dari Kota Surakarta, pada ketinggian 800 -1500 M dpl, dengan suhu rata-rata 14 - 260 C. Di desa Kemuning ini terdapat perkebunan teh yang dikenal dengan perkebunan teh Kemuning.

2.5 RELAKSASI

Menurut Thantawy (1997: 67) “relaksasi adalah teknik mengatasi kekhawatiran/kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu”. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman.


(33)

commit to user

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa relaksasi adalah kondisi dimana manusia mengalami keadaan yang seimbang, nyaman, sehingga tubuh rileks. 2.5.1 Relaksasi dan Alam

Pada mulanya alam dalam keseimbangan, hubungan antara manusia, alam dan Tuhan merupakan hubungan yang homeostatis atau seimbang. Oleh karena itu alam adalah salah satu sarana untuk manusia dapat mencapai keseimbangan dirinya sehingga mendapatkan kondisi yang relak bagi tubuh dan jiwanya. Sekarang ini marak istilah back to nature, karena alam dapat menenangkan kondisi manusia yang tidak seimbang akibat kesibukan dan rutinitas yang menjemukan.

2.5.2 Relaksasi dan Teh

Minum teh telah menjadi semacam ritual di kalangan masyarakat Tionghoa. Di Cina, budaya minum teh dikenal sejak 3.000 tahun sebelum Masehi (SM), yaitu pada zaman Kaisar Shen Nung berkuasa. Bahkan, berlanjut di Jepang sejak masa Kamakaru (1192 – 1333) oleh pengikut Zen. Tujuan minum teh, agar mereka mendapatkan kesegaran tubuh selama meditasi yang bisa memakan waktu berjam-jam. Pada akhirnya, tradisi minum teh menjadi bagian dari upacara ritual Zen. Selama abad ke-15 hal itu menjadi acara tetap berkumpul di lingkungan khusus untuk mendiskusikan berbagai hal. Meski saat itu belum bisa dibuktikan khasiat teh secara ilmiah, namun masyarakat Tionghoa sudah meyakini teh dapat menetralisasi kadar lemak dalam darah, setelah mereka mengonsumsi makanan yang mengandung lemak. Mereka juga percaya, minum teh dapat melancarkan buang air seni, menghambat diare, dan bermacam-macam kegunaan lainnya.13

Dewasa ini para ilmuan telah menjelaskan mengapa mereka hanya mencelup teh beberapa detik dalam air sebagai sumber hidrasi terbaik. Nilai teh mungkin banyak, terutama berkenaan dengan antioksidan. Seperti buah dan sayuran, teh kaya akan antioksidan. Dalam teh antioksidan tersebut dikenal sebagai flavonoid. Antioksidan dapat membantu tubuh mengendalikan zat radikal bebas - zat relatif tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel tubuh. Berikut ini adalah manfaat teh:14

· Teh merupakan sumber antioksidan alami anda.

· Jika tubuh dan pikiran anda perlu penyegaran, teh merupakan pilihan yang tepat yang menenangkan.

13 Wikipedia bahasa Indonesia.Budaya The Tionghoa..(www.wikipedia.com), diakses pada 20 September 2009 . 14 Unilever Indonesia.1997.Sehat dengan teh.(www.unilever.com), diakses pada 13September 2009.


(34)

commit to user

· Teh mengandung klorida, yang berkaitan erat dengan kesehatan gigi. Studi menunjukkan bahwa teh dapat memberikan cukup zat florida yang anda perlukan.

· Teh tanpa susu dan gula tidak memilki kandungan kalori - mitra citra rasa selera dan sempurna anda untuk program penurunan berat badan anda.

· Dalam cuaca panas, teh dapat memberi kesegaran tersendiri - dan hal ini mungkin karena teh dapat meningkatkan suhu tubuh anda dan selama beberapa saat menyebabkan peningkatan keringat, yang dapat mendinginkan kulit.

2.5.3 Relaksasi dan Desain

Hal yang ingin dicapai oleh manusia adalah kondisi rileks dari semua kesibukan dan rutinitas setiap hari. Salah satu pencapaian relaksasi itu dapat dicapai dengan mewadahi manusia dalam desain yang nyaman, sehingga dapat memberi salah satu solusi dari kebutuhan relaksasi tersebut. Atau dapat dikatakan desain dapat memberi atau menciptakan suasana dan perasaan ruang yang relak. Desain tersebut dapat dituangkan dalam bentuk geometri dalam bangunan:

a) Flowing lines (garis-garis yang mengalir luwes).

b) Curvilinears forms and spaces (bentuk masa dan ruang yang melengkung). c) Simplicity/not detail (bentuk yang sederhana tanpa banyak detail).

Unsur perasaan dan suasana adalah hal penting yang harus dicapai dalam desain. Oleh sebab itu pendalaman karakter ruang kembali kealam memasukkan unsur-unsur alam, menciptakan suasana dan perasaan.

Ketika merancang suatu bangunan, perlu merancang ruang luar dan ruang dalam karena tiap-tiap ruang tersebut semuanya memberikan pengaruh terhadap emosi dan perasaan kita. Oleh karena itu untuk menciptakan karakter ruang yang dapat memenuhi kebutuhan relaksasi perlu memperhatikan unsur-unsur pembentuk dan pengisi ruang serta indera manusia sebagai penangkap suasana ruang yang meliputi:

a) Warna

· Merah

Sifat merah memberi stimulasi dan dominan. Erat kaitannya dengan sifat hangat serta kemakmuran, tetapi juga menggambarkan kemarahan, malu dan kebencian. Untuk ruangan, merah mengurangi ukuran, tetapi memperbesar ukuran objek. Warna ini bagus sebagai aksen.


(35)

commit to user

· Kuning

Erat dengan pencerahan dan intelektualitas. Sifatnya menstimulasi otak dan membantu pencernaan. Sifat positifnya adalah optimisme, akal, dan ketegasan. Sifat negatifnya, berlebihan dan kekakuan.

Cocok: pintu masuk rumah dan dapur. Tak cocok: ruang meditasi dan kamar mandi.

· Hijau

Simbol pertumbuhan, kesuburan, dan harmoni. Hijau adalah warna menenangkan dan menyegarkan. Sifat positifnya, optimisme, kebebasan, dan keseimbangan. Sifat negatifnya, iri hati dan kebohongan.

Cocok: ruang terapi dan kamar mandi. Tak cocok: ruang keluarga, ruang bermain, dan ruang belajar.

· Biru

Damai dan menyejukkan. Biru juga terkait dengan spiritualitas, kontemplasi, misteri, dan kesabaran. Asosiasi positifnya, rasa percaya dan stabilitas. Sifat negatifnya, curiga dan melankolis. Biru memberi kesan luas pada ruangan.

Cocok: ruang meditasi, ruang tidur, dan ruang terapi. Tak cocok: ruang keluarga, ruang makan, dan ruang kerja.

· Putih

Simbol awal baru, kemurnian dan kesucian. Kualitas positifnya, bersih dan segar. Sifat negatifnya, dingin dan tanpa kehidupan. Cocok: kamar mandi dan dapur. Tak cocok: kamar anak-anak dan ruang makan.

· Hitam

Misterius dan independen adalah sifat hitam. Positifnya, daya tarik dan kekuatan. Sifat negatinya, kematian, kegelapan, dan kuasa jahat.

Cocok: kamar remaja dan kamar tidur. Tak cocok: kamar kerja, kamar anak-anak, dan ruang keluarga.

· Cokelat

Warna cokelat menggambarkan stabilitas dan bobot. Sifat positifnya kestabilan dan keanggunan, sedangkan sifat negatifnya depresi dan penuaan.


(36)

commit to user b) Bahan

Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macam-macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Membangun berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam. Teknologi bangunan yang baru menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut, karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang menyeluruh.

c) Tekstur

Menciptakan suasana nyaman berestetika tidak harus menggunakan perabot atau elemen dekoratif. Hanya dengan mendesain dinding yang sengaja mengekspos teksturnya, ruangan pun tetap terlihat indah. Untuk memberi kesan berbeda, desain dinding sengaja dibuat seunik mungkin. Salah satunya melalui ekspose tekstur pada bagian dindingnya. Memadukan unsur kesederhanaan dan modern tampaknya merupakan salah satu pilihan dalam mendesain dinding. Konsep penataan elemen keras yang merupakan perpaduan antara budaya modern dan tradisional sejatinya dapat diwujudkan dalam desain dinding bertekstur. Menariknya, ekspose dinding dengan ragam teksturnya justru fleksibel ditempatkan di beberapa ruangan dalam sebuah hunian. Beberapa area seperti ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan hanyalah contoh ruangan yang dapat mengaplikasikan dinding jenis ini. Lola N Madjid, arsitek dan desainer interior senior dari Wiradi Consultant, menyatakan bahwa penggunaan tekstur untuk bangunan merupakan terobosan baru untuk menghadirkan ruangan agar tetap lebih bernuansa. Bukan hanya itu, melalui penataan yang tepat, tekstur pada dinding mampu memberikan sentuhan artistik bagi sebuah bangunan. ”Kesan artistik yang terpancar dari dinding bertekstur dapat menambah ruangan terasa lebih hidup,” papar Lola. Tekstur pada dinding biasanya dapat dibedakan menjadi tekstur halus atau soft texture dan tekstur kasar (hard texture). Aplikasi tekstur halus lebih banyak diwujudkan pada beberapa ruangan yang sebagian besar merupakan ruangan pribadi. Beberapa ruangan tersebut antara lain ruang tidur atau ruang baca.


(37)

commit to user

Perwujudan dari tekstur ini umumnya berupa aplikasi wallpaper pada beberapa bagian dinding.Berbeda dengan tekstur halus, ekspose dinding bertekstur kasar justru memiliki kaidah yang berbeda dalam penempatannya. Tekstur dinding jenis ini biasanya memang lebih banyak ditempatkan di luar ruangan atau eksterior. Namun, bukan berarti ekspose tekstur keras tidak dapat ditempatkan di area dalam atau interior. Melalui penataan dan penempatan yang bersinergi,ruangan tetap dapat terkesan atraktif. Untuk mendapatkan kesan atraktif,penggunaan dinding bertekstur keras bisa dilakukan melalui ekspose dinding kamprot di beberapa bagian. Kesan atraktif biasanya sengaja ditampilkan dengan mengontraskan dinding kamprot dengan bagian dinding lain yang lebih halus.

d) Irama

Pengertian proporsi adalah masalah yang selalu dipersoalkan dalam perencanaan arsitektur sebagai prinsip keselarasan dan estetika. Proporsi dan keselarasan (harmoni) bersama-sama dapat menentukan bentuk arsitektur. Oleh karena itu, semua buku arsitektur kuno mengandung ilmu proporsi. Pengertian proporsi dapat dianggap dalam bentuk proporsi bidang maupun bentuk proporsi ruang seperti sudah ditentukan oleh Pythagoras dan penganutnya. Musik mulai menjelma sebagai tegangan di antara yang dapat didengar dan yang tidak dapat didengar. Pythagoras membayangkan bahwa pola nada mirip dengan bentuk ruang (proporsi). Berdasarkan kenyataan tersebut, dimensi yang dapat diukur dan yang dapat dilihat dapat diperbandingkan dengan nada (lihat: van der Maas, Jan. Das Monochord. Bern 1985, hlm. 6-8). Dengan begitu orang dapat 'mendengar' arsitektur, karena proporsinya yang mempunyai irama sebagai harmoni yang mengalir.

e) Pencahayaan dan penghawaan

Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup di antara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan matahari dan angin. Sebagai kompromi letak gedung berarah antara timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin.


(38)

commit to user

Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang sehingga menguntungkan bagi penerapan ventilasi silang. Pembentukan gedung memanfaatkan segala sesuatu yang dapat menurunkan suhu dan perlindungan terhadap sinar panas matahari sehingga ruang di dalamnya menjadi nyaman. Gedung sebaiknya dilengkapi dengan atap sengkuap yang luas dan tingginya tidak melebihi 3 lantai agar tidak merugikan gedung tetangga. Pada organisasi denah perlu diperhatikan, bahwa ruang-ruang tidak selalu dapat diatur secara optimal, sehingga harus diperhatikan juga orientasi jendela terhadap matahari (kamar tidur tidak menghadap ke barat). Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dipisahkan sedikit dari rumah. Ruang yang menambah kelembapan (kamar mandi, ruang cuci) harus direncanakan dengan penyegaran udara yang baik dan pertukaran udara yang tinggi sehingga tidak akan tumbuh cendawan kelabu. Atap sebaiknya berbentuk pelana sederhana (tanpa jurai luar dan dalam) sehingga mudah dibuat rapat air hujan dengan atap sengkuap yang luas. Atap yang paling bagus menahan panas adalah atap dengan ruang atap yang penghawaannya berfungsi baik, atau atap bertanaman yang dapat meresapkan air hujan maupun mengatur iklim ruang dalam

f) Dinding, lantai, atap dan plafon.

Sebagai elemen pembentuk ruangan ,perlu diperhatikan bagaimana tekstur, tampilan, warna, dimensi, terang gelap sehingga dapat membentuk citra suatu ruang. Elemen-elemen ini juga bisa menjadi pemberi suasana dalam sebuah ruangan.


(39)

commit to user

2.6 EKOLOGI ARSITEKTUR

2.6.1 Pengertian Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

2.6.2 Pengertian Ekologi Arsitektur

Ekologi arsitektur atau eko-arsitektur merupakan pembangunan secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya atau pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.

2.6.3 Unsur-unsur Pokok Ekologi Arsitektur15

Bagi banyak manusia tradisional, segala materi terdiri dari empat unsur, yaitu udara (angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah), dan api/energy (geni).

a. Udara

Udara adalah campuran berbagai gas (nitrogen, oksigen, dll) yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihirup oleh manusia ketika bernafas. Jadi udara memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan manusia, jika kualitas udara menurun maka kualitas kehidupan menurun. Pencemaran udara akhir-akhir ini semakin tajam, sehingga system pembersihan udara secara alami tidak berfungsi sempurna lagi.

15


(40)

commit to user b. Air

Air dan perairan mengadakan dan membentuk bumi. Lautan, sungai-sungai, dan lapisan es pada kutub, serta air di bawah tanah merupakan sumber yang besar. Tetapi air bersih dan air minum makin lama makin sulit didapatkan karena pencemaran juga. Kualitas air menurun maka kualitas kehidupan manusia juga akan menurun.

c. Tanah

Bumi adalah tempat kita untuk hidup. Segala bahan untuk pembangunan tempat tinggal manusia berasal dari bumi (pasir, kerikil, batu-batuan, tanah liat, logam, sulfur, dan mineral lainnya). Eksploitasi bahan baku yang berasal dari bumi biasanya dilakukan manusia dengan cara mencuri dan meninggalkan kegersangan. Berbagai penambangan, pembukaan lahan dilakukan manusia untuk menggali sumber daya dari bumi tanpa menghiraukan kelestariannya. Selain eksploitasi, masalah sampah adalah hal lain yang juga merusak kelestarian bumi.

d. Api/energy

Dimanapun manusia hidup pasti memerlukan energi, untuk menyediakan makanan, untuk membakar batu bata, untuk memproduksi peralatan dsb. Pembangkitan energi dalam bentuk apapun selalu membebani lingkunggan alam. Energi yang dibakar mengakibatkan banyaknya karbondioksida di atmosfer yang mempercepat efek rumah kaca dan pemanasan global. Oleh karena itu pengolahan energi menjadi hal yang penting dan mendesak juga untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bumi.

2.6.4 Patokan Rumah Ekologis16

a. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru

hijau

Kualitas taman dan hutan kota yang luasnya minimal 20% dari wilayah kota, dengan jarak dari perumahan sebaiknya tidak melebihi 300 m, serta utilitas dan banyaknya taman merupakan tujuan pokok tata kota kontemporer. Alun-alun sebagai taman/hutan kota merupakan ruang beraneka-ragam yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan dalam kota. Letak dan pengaturan penghijauan dalam tata-kota menentukan ciri-khas kota tersebut. Di wilayah kota lama sering terjadi kekurangan lahan hijau seperti jaringan penghubung (biotop interconnection) dengan penghijauan berbentuk bahu jalan yang ditanami dengan pohon

16


(41)

commit to user

peneduh dan semak belukar. Penghijauan di lingkungan kota akan meningkatkan kualitas kehidupan dalam kota dengan produksi oksigennya yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara, serta meningkatkan kualitas iklim mikro. Air hujan yang turun diserap oleh tanah, dan kemudian menguap kembali, dengan demikian, tanaman ikut mengelola air hujan dan melindungi lereng gunung terhadap tanah longsor.

b. Memilih tapak bangunan yang bebas gangguan geo-biologis

Radiasi teknik sering juga dinamakan technics atau radiasi buatan, radiasi ini juga mengakibatkan gangguan kesehatan tertentu, walaupun sebenarnya tidak masuk ilmu geomansi. Radiasi teknik terdapat pada instalasi listrik, penyinaran gelombang radio, tv, dan radar yang akan dibedakan antara medan listrik dan medan magnetis.

- Medan listrik buatan terdapat dimana ada kabel listrik yang disambung dengan pembangkit listrik, tetapi tidak disambung dengan pemakai (lampu dsb.). Medan listrik dapat dibuktikan sampai dengan jarak 18.0 m dari kabel tersebut, walaupun tidak ada listrik yang mengalir, medan listrik masih ada.

- Medan magnetis buatan terjadi sesudah pemakai tersebut disambung (misalnya, lampu

menyala). Sekarang listrik mengalir dalam kabel satu dari pembangkit ke arah pemakai dan dalam kabel kedua kembali dari pemakai ke pembangkit. Medan magnetis pada kabel listrik biasa dapat dibuktikan hanya pada jarak sekitar 1.0 m, akan tetapi setiap kumparan dalam peralatan listrik mengakibatkan medan magnetis yang kuat. Listrik yang mengalir mengakibatkan medan magnetis.

- Medan magnetis buatan statis akan timbul dalam hubungan dengan bahan sintetik seperti kain, pelapis lantai vinil, mebel (spring bed) atau korden yang menghasilkan tegangan. Kemudian oleh muatan listrik yang dipisahkan dalam bahan sintetik tersebut maka berakibat ada sentakan listrik pada saat memegang bahan logam seperti pegangan pintu dan sebagainya. Oleh karena akibat konsentrasi ion dalam udara rendah, maka akan berakibat mempengaruhi kesehatan manusia secara negatif.

c. Menggunakan bahan bangunan alamiah

Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macam macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternative pemilihan bahan bangunan guna


(42)

commit to user

mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Membangun berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam. Teknologi bangunan yang baru menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut, karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang menyeluruh.

d. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan

Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup di antara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan matahari dan angin. Sebagai kompromi letak gedung berarah antara timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang sehingga menguntungkan bagi penerapan ventilasisilang. Pembentukan gedung memanfaatkan segala sesuatu yang dapat menurunkan suhu dan perlindungan terhadap sinar panas matahari sehingga ruang di dalamnya menjadi nyaman. Gedung sebaiknya dilengkapi dengan atap sengkuap yang luas dan tingginya tidak melebihi 3 lantai agar tidak merugikan gedung tetangga. Pada organisasi denah perlu diperhatikan, bahwa ruang-ruang tidak selalu dapat diatur secara optimal, sehingga harus diperhatikan juga orientasi jendela terhadap matahari (kamar tidur tidak menghadap be barat). Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dipisahkan sedikit dari rumah. Ruang yang menambah kelembapan (kamar mandi, ruang cuci) harus direncanakan dengan penyegaran udara yang baik dan pertukaran udara yang tinggi sehingga tidak akan tumbuh cendawan kelabu. Atap sebaiknya berbentuk pelana sederhana (tanpa jurai luar dan dalam) sehingga mudah dibuat rapat air hujan dengan atap sengkuap yang luas. Atap yang paling bagus menahan panas adalah atap dengan ruang atap yang penghawaannya berfungsi baik, atau atap bertanaman yang dapat meresapkan air hujan maupun mengatur iklim ruang dalam.

e. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak mencemari lingkungan maupun

membutuhkan energi yang berlebihan

Seperti telah diuraikan, bahan bangunan selalu membutuhkan sumber alam dan energi tidak terbarukan. Oleh karena itu bahan bangunan harus dipilih dengan saksama dan kebutuhan energy tersebut, kerusakan yang eksploitasinya berakibat pada alam, pembuangan


(43)

commit to user

yang mencemari tanah, serta rantai bahan secara holistis harus dipertimbangkan. Masalah padatnya penduduk dan ketidakpedulian terhadap lingkungan alam mengakibatkan kemerosotan dan kerusakan lingkungan alam kita yang makin parah. Berhubungan dengan butir-butir di atas yang sudah diuraikan, maka para perencana harus bertanggungjawab terhadap kerusakan alam baik oleh kegiatan pembangunan maupun oleh penggunaan energi yang tidak dapat diperbarui.

f. Menjamin bahwa pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan secara luas sehingga

tidak mengakibatkan efek samping yang merugikan

Pembangunan berkelanjutan tercapai dengan perhatian pada sembilan patokan rumah ekologis sebagai rumah sehat tersebut di atas. Dengan perhatian khusus pada etika lingkungan masalah efek samping yang merugikan tetangga atau manusia yang lain dapat dihindarkan. Pertanggungjawaban setiap manusia terhadap lingkungan serta pengaruh pembangunan berkelanjutan dapat diukur dengan jejak ekologis (ecological footprint). Jejak ekologis tersebut mengukur kebutuhan bahan baku alam yang digunakan oleh setiap bangsa dan setiap orang (lihat: http://www.panda.org/downloads/general/lpr2004.pdf). Jejak ekologis menghitung luasnya tanah subur, air tawar, lautan, dan banyaknya energi yang tidak terbarukan dan yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan atas pangan, sandang, papan, serta mobilitas. Jejak ekologis dari semua penduduk bumi pada saat ini mencapai 2.2 hektar, sedangkan luasnya lahan subur di dunia mencapai 1.8 hektar per orang. Hal ini berarti bahwa cara kehidupan masa kini telah melebihi kemampuan bumi dan mengancam keberlanjutan kehidupan pada planet ini.

Mempertimbangkan etika lingkungan dan jejak ekologis menggambarkan tanggung jawab kita sebagai arsitek dan perencana. Membangun secara ekologis dan sehat akan menarik perhatian orang yang mengaguminya dan mulai meniru pada semua lapisan masyarakat.

2.6.5 Pendekatan Ekologi Arsitektur

Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur, Heinz Frick (1998)17, berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur, karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun mencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-arsitektur mengandung juga dimensi waktu, alam,


(1)

commit to user

Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas

Food Court R. Pemesanan 5 orang 1 m²/ orang D 5

R. Makan 30 orang 1 m²/ orang 30

Dapur 10% R. Makan 3

R. Penyimpanan 5% Food Court 2

Lavatory 50 6m2/100 org 3

Total 43

Flow 30%X43 12.9

Total Luas = 55.9 X 3 unit 167.7

Restoran Utama R. Pemesanan 5 orang 1 m²/ orang D 5

R. Makan 50 orang 1 m²/ orang 50

Dapur 15% R. Makan 7.5

R. Penyimpanan 10% Food Court 6.5

Lavatory 50 6m2/100 org 3

Total 72

Flow 30%X72 21.6

Total Luas Restoran 93.6

Fitness

Unit Kegiatan Mini Warpostel

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas (m²) Flow Total (m²)

R. tunggu 10 orang 0.6 m²/orang B 6 25% 7.5

R. mini post office 10 orang 1.2 m²/orang B 12 25% 15

R. wartel 6 buah 1 m²/buah H 6

R. pembayaran H 12

Total 40.5

Unit Kegiatan Minibank dan Money Changer

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas (m²) Flow Total (m²)

R. tunggu 10 orang 0.6 m²/orang B 6 25% 7.5

R. minibank/money changer 20 orang 1.2 m²/orang B 24 25% 30

Fasilitas ATM 4 buah 1 m²/buah H 4


(2)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

Tugas Akhir

VI-17

Fasilitas untuk anak

Klinik Kesehatan

Biro Perjalanan

KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLAAN

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Flow Total(m2)

Ruang fitness 20 org 70m2 B 70 70

Ruang senam 20 org 4,05m2/org B 81 81

Ruang ganti pria 10 org 1,2-2m2/org B 12 12

Ruang ganti wanita 10 org 1,2-2m2/org B 12 12

Ruang istirahat 10 org 0,4m2/org B 4 4

Ruang pengelola 10 org 0,5-0,65m2/org B 6,5 6,5

Gudang 2 org 5%r.fitness H 3,5 3,5

lavatory 25 org 14m2 D 14 14

Total 203

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Flow Total(m2)

Ruang main anak 50 org 2m2/org A 100 100

Ruang tunggu 20 org 0,5-0,65m2/org B 13 13

Total 113

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Flow Total(m2)

Ruang tunggu 10 org 0,5-0,65m2/org B 6,5 6,5

Ruang periksa 3 org 9-12m2 B 12 12

Kasir 2 org 12-18m2 B 12 12

Apotek 10 org 2m2/org H 20 20

Gudang 2 org 4m2 H 4 4

Total 54,5

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Flow Total(m2)

Ruang informasi 10 org 1,5m2/org B 15 15

Ruang pengelola 10 org 4m2/org H 40

40

Gudang 2 org 4m2 H 4 4

Total 49


(3)

commit to user

Kegiatan Perawatan kebersihan

Kegiatan pergudangan

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Flow Total(m2)

Ruang sampah 2 org 6m2 H 6 6

Ruang loker 25 org 1,2m2/org E 30 30

Ruang laundry 4 org 5m2/unit A 20 15% 23

Ruang dryer 4 org 5m2/unit C 20 15% 23

Gudang 3 org 18m2 H 18 18

Lavatory 25 14m2 D 14 14

Total 158

Ruang Besaran Ruang

Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Flow Total(m2)

Ruang bongkar muat 3 truk 288m2 H 288 20% 345,6

Ruang loker 25 org 1,2m2/org E 30 30

Ruang penyimpanan 5 org 60%r.bongkar muat

H 207,36 207,36

r.maintenance and

service 3 org 12m2 E 12 12

Total 594,96

Ruang

Besaran Ruang

Kapasitas standart sumber Luas Flow Total

R.General Manager 2 set meja H 15

R.Sekretaris 1 orang 40 m²/orang SB 40

R.Tamu 1 orang 30 m²/orang SB 30

R.Rapat 36 orang 2 m²/orang SB 12

R.Manager Akuntansi R. pimpinan R. staf, 9 orang

18 m²/orang 6,25 m²/orang

SB

74.25

R.Manager Marketing R. pimpinan 18 m²/orang SB 74.25 R. staf, 9 orang 6,25 m²/orang

R.Manager Personalia R. pimpinan 18 m²/orang SB 74.25 R. staf, 9 orang 6,25 m²/orang

R.Manager Operasional R. pimpinan 18 m²/orang SB 74.25 R. staf, 9 orang 6,25 m²/orang


(4)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

Tugas Akhir

VI-19

Kapasitas Parkir

Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas Flow Total Area Parkir

Pengunjung

1644 orang

asumsi : 40% bawa mobil (4orang/mobil) 60% bawa motor (2 orang/motor)

22,5 m2/mobil 2,5m2/motor

D 3699

1233

Area Parkir Penyewa dan Pengelola

388 orang

asumsi : 40% bawa mobil (4orang/mobil) 60% bawa motor (2 orang/motor

22,5 m2/mobil 2,5m2/motor

D 873

291

Total 6096

Kegiatan Pengelola

R.Kabag Maintenance R.staf, 3 orang 6,25 m²/orang

R.Kabag Security R. pimpinan 18 m²/orang SB 37

R.staf, 3 orang 6,25 m²/orang

Lavatory 25 14 m2 D 14 14


(5)

commit to user

Bab 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN

7.1.1 Wawasan Lingkungan

Bumi sebagai tempat makhluk hidup berpijak mengalami degenerasi

akibat dari proses-proses alamiah alam yang tidak lagi berlangsung

sebagaimana mestinya karena kerusakan komponen-komponen lingkungan.

Kerusakan tersebut akibat dari penggunaan sumber daya alam yang terus

menerus, tanpa memperhatikan kondisi alam dan kelestariannya

Pembangunan pemukiman yang merupakan kebutuhan pokok manusia

menjadi salah satu ancaman bumi yang semakin menurun kualitasnya untuk

mendukung kehidupan manusia. Bukannya kelestarian yang dijaga tetapi

manusia memanfaatkan alam tanpa memberi timbal balik untuk kelestarian alam.

Pendekatan dan konsep rancangan arsitektur ekologi seperti ini

diharapkan mampu melindungi alam dan ekosistim didalamnya dari kerusakan

yang lebih parah, dan juga dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya

secara fisik, sosial dan ekonomi.

Tidak hanya mementingkan manusia, tetapi juga mementingkan alam

bagi penopang kehidupan.

7.1.1 Kebutuhan Masyarakat

Kondisi masyarakat yang penuh dengan aktifitas memerlukan suatu titik

dimana manusia harus mengembalikan keseimbangannya. Kesibukan, tuntutan

dan tekanan membuat manusia mengalami kondisi yang tidak seimbang dalam

hal fisik maupun psikis. Untuk itu diperlukan kegiatan yang bersifat relaksasi

untuk memulihkan kondisi manusia tersebut, sehingga kondisinya rileks atau

seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang,


(6)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

R e s o r t di kawasan agrowisata Kemuning

Tugas Akhir

VII-2

Desain yang simple, luwes dan berwawasan alam adalah salah satu

solusi untuk menyikapi kondisi masyarakat yang memerlukan relaksasi. Alam

yang masih asri dapat memberikan ketenangan bagi masyarakat di tengah

kesibukan.

7.2 SARAN

7.2.1 Bagi pemerintah Kabupaten Karanganyar

·

Perlunya dibangun fasilitas yang lebih memadai khususnya di kawasan –kawasan

wisata.

·

Segera merealisasikan rencana pembangunan sarana-sarana transportasi yang

telah direncanankan supaya dapat mendukung kemajuan wisata.

·

Dibuatnya peraturan yang lebih tegas mengenai pembangunan, yang harus

mengutamakan kelestarian alam.

·

Perlu adanya pengelompokan kawasan wisata yang berdekatan sehingga menjadi

one stop tourism

yang dapat memberikan keuntungan pengunjung sehingga

tertarik untuk dating.

7.2.3 Bagi Masyarakat Kabupaten Karanganyar

·

Terus mengembangkan sikap ramah tamah sehingga menjadi ciri khas

masyarakat daerah Karanganyar.

·

Mengembangkan potensi sehingga menjadi empowering wisata di wilayahnya

sendiri.