Kebutuhan Relaksasi Kondisi Lingkungan

commit to user T u g a s A k h I r I-2 1.3 LATAR BELAKANG 1.3.1 Kondisi Masyarakat Kehidupan masyarakat sekarang ini penuh dengan hiruk pikuk pekerjaan dan kesibukan. Dengan bekerja manusia mencukupi kebutuhannya. Karena itu pekerjaan merupakan hal yang pokok bagi manusia untuk dapat bertahan hidup dan mencapai kesejahteraan. Tuntutan dan pengaruh budaya kota serta perkembangan jaman menjadi tekanan, karena segala sesuatu diukur dari keberhasilan dan kepuasan materi yang tidak ada ukuran pastinya. Pandangan manusia yang beralih menjadi materialisme membuat pemenuhan kebutuhan akan materi manjadi hal yang penting dan utama. Maka manusia berlomba-lomba untuk mencukupi kebutuhan itu dengan bekerja. Dengan pepatah “Waktu adalah uang”, manusia menyibukkan kehidupannya dengan bekerja keras dan memakai sebagian besar waktu mereka untuk bekerja. Kehidupan yang penuh dengan pekerjaan itu membuat tekanan fisik dan psikologis bagi manusia.

1.3.2 Kebutuhan Relaksasi

Karena beragam tekanan dan pengaruh budaya, manusia kehilangan waktu-waktu untuk berelaksasi. Keadaan hidup yang semakin kompleks dengan kesibukannya, membuat manusia memerlukan kegiatan relaksasi untuk melepas kepenatan tersebut. Salah satunya adalah berlibur ke tempat yang lebih tenang dan terlepas dari kesibukan kota dan kesibukan pekerjaan sehari-hari. Diharapkan dari berlibur dan relaksasi itu dapat memberikan kelegaan fisik dan psikologis. Dikota-kota besar banyak ditawarkan hiburan seperti: klub-klub malam, pub, taman bermain dsb. Tetapi kebanyakan manusia lebih memilih ke daerah yang relative lebih tenang dan memiliki suasana yang alami untuk tempat manusia berelaksasi. Terutama daerah- daerah yang masih memiliki kondisi alam yang baik, sehingga manusia dapat berelaksasi dengan berinteraksi dengan alam. commit to user T u g a s A k h I r I-3

1.3.3 Kondisi Lingkungan

Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan alam dan hutan. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2. Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80 dari total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung diudara dan menebalkan lapisan atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan mahluk hidup. Lingkungan perkotaan semakin lama tidak mendukung lagi kehidupan manusia dengan baik. Banyak kerusakan yang disebabkan oleh pemakaian dan aktivitas manusia, sehingga baku mutu lingkungan menurun. Seperti semakin banyaknya polusi udara, polusi air dan kebisingan yang melebihi batas wajar. Hal itu berdampak pada manusia yang menempatinya, sehingga menurunnya kesehatan manusia salah satunya. Untuk itu daerah- daerah yang masih fresh adalah yang dicari manusia untuk melakukan relaksasi atau refreshing dari seluruh kegiatan dan kesibukannya. commit to user T u g a s A k h I r I-4

1.3.4 Kepariwisataan Surakarta