Tabel 24. Gambaran stres kerja berdasarkan Usia Anak Terkecil
Variabel Usia Anak
Terkecil Jumlah
N Mean
SD F
P Stres Kerja
1 tahun 23
109.61 9.885
0.509 0.730
2 tahun 20
107.45 8.432
3 tahun 14
106.86 13.772
4 tahun 13
111.54 9.270
5 tahun 6
108.67 3.141
Jumlah 76
108.79 9.831
Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 24 di atas, maka diperoleh nilai F = 0.509 dengan nilai signifikansi p yaitu 0.730. Hasil tersebut tidak signifikan karena p
0.05, dengan demikian tidak ada perbedaan stres kerja ditinjau dari usia anak terkecil.
C. Pembahasan
Hasil penelitian pada sampel menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara konflik peran ganda dengan stress kerja pada wanita bekerja, dimana
semakin tinggi konflik peran maka semakin tinggi pula stres kerjanya, demikian sebaliknya semakin rendah konflik peran maka semakin rendah pula stres
kerjanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Settless, dkk 2002 yang menyebutkan bahwa peran ganda yang dijalankan wanita, baik
sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai wanita yang bekerja, dapat menimbulkan konflik, baik konflik intrapersonal maupun konflik interpersonal.
Konflik yang berkepanjangan dapat menyebabkan timbulnya respon fisiologis, psikologis dan tingkah laku sebagai bentuk penyesuaian diri terhdap kondisi yang
mengancam yang disebut dengan stres.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan hal tersebut Rice 1992, seseorang dapat dikategorikan mengalami stress kerja jika urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak
organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke
pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stres kerja.
Dari hasil penelitian berdasarkan jenis pekerjaan, tidak ditemukan perbedaan stres kerja. Hal ini berbeda dengan Laporan oleh the International
Labour Organisation ILO sejak tahun 1992 mencatat bahwa antara “gender, pekerjaan dan stres” adalah suatu hubungan yang komplek. Beberapa faktor bisa
meningkatkan dampak stres pada wanita. Diantaranya fakta bahwa wanita sering kurang bisa mengatasi tekanan pekerjaan daripada laki-laki. Diantaranya fakta
bahwa wanita sering kurang bisa mengatasi tekanan pekerjaan daripada laki-laki, banyak tempat kerja yang tidak memberikan jaminan untuk keluarga, dan jenis
dari pekerjaan yang menimbulkan stres pada wanita. Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa selama lebih dari sepuluh tahun, wanita dengan
pekerjaan dengan tingkat ketegangan yang tinggi tetapi dengan sedikit control hampir tiga kali lebih banyak mengalami peningkatan sakit kepala daripada
kelompok sebanding pada pekerjaan yang lainnya Unison, 2001. Ini mungkin dikarenakan subjek penelitian tidak memiliki variasi tanggung jawab dan
komitmen di tempat mereka bekerja. Selain itu subjek penelitian yang diambil tidak hanya karyawan dari perusahaan saja melainkan juga wanita yang bekerja
Universitas Sumatera Utara
sebagai seorang wiraswasta sehingga kurang menggambarkan adanya perbedaan tingkat tanggung jawab dan komitmen di tempat mereka bekerja.
Analisis stres kerja berdasarkan jumlah anak yang dimiliki menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada mean dan standard deviasinya.
Berdasarkan data dari analisis varians Anova diperoleh nilai F = 0.271 dengan p 0.05. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Veldez
Gutek dalam Gutek dan Larwood, 1990 menemukan bahwa wanita dengan jabatan profesional atau manajerial ternyata memiliki anak yang relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan wanita dengan tingkat jabatan yang lebih rendah. Penyebabnya karena ketegangan peran meningkat seiring dengan jumlah anak
Keith dan Schafer, dalam Gutek, dkk, 1991. Oleh karena itu dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik peran ganda tinggi, wanita
cenderung memilih untuk membatasi jumlah anak Gerson, dalam Gutek, dkk, 1991.
Dari hasil penelitian berdasarkan usia, pekerjaan, masa kerja, dan jumlah anak ternyata tidak ditemukan perbedaan stres kerja pada wanita bekerja, hal ini
bisa saja disebabkan oleh situasi lingkungan, karena menurut McGrath dalam Chandraiah dkk, 2003 menyatakan bahwa stres berhubungan dengan situasi
lingkungan yang dipersepsikan sebagai suatu tekanan yang melampaui kemampuan dan keadaan diri seseorang untuk mengatasinya. Penghayatan stres
ditentukanoleh penafsiran tentang tuntutan apa yang dihadapi dan oleh analisis dari sumber-sumber yang dimiliki untuk mampu menghadapi tuntutan Munandar,
2001.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini, pada akhir bab akan dikemukakan saran-saran bagi penelitian di
masa mendatang dengan tema yang hampir sama.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa :
1. Ada hubungan positif antara konflik peran ganda dengan stres kerja pada wanita bekerja, artinya semakin tinggi konflik peran ganda semakin tinggi
pula stres kerja pada wanita, dan sebaliknya semakin rendah konflik peran ganda semakin rendah pula stres kerja pada wanita bekerja.
2. Berdasarkan penelitian ini, mayoritas wanita bekerja memiliki tingkat stres kerja pada taraf sedang yang berarti ketidakmampuan untuk memahami atau
menghadapi tekanan terhadap perubahan lingkungan atau keadaan dinilai sedang.
3. Berdasarkan penelitian ini, mayoritas wanita bekerja memiliki tingkat konflik peran ganda pada taraf sedang yang berarti ketidakcocokan antara harapan
yang berkaitan dengan suatu peran yang dialami wanita bekerja dinilai sedang. 4. Berdasarkan hasil analisa tambahan diperoleh bahwa tidak ada perbedaan
konflik peran ganda ditinjau dari usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, masa kerja, jumlah anak, dan usia anak terkecil.
Universitas Sumatera Utara