Analisis Penilaian Metode Langsung Analisis Perhitungan ECPM dan ECPT

tersebut maka dapat dikategorikan untuk pekerja mempunyai nadi pemulihan diatas rata-rata dan beban kerja tidak berlebihan not excessive P 1 – P 3 ≥ 10, atau rerata P 1 , P 2 dan P 3 90.

6.2. Analisis Penilaian Metode Langsung

Dari kedua pengukuran baik dengan metode langsung dan tak langsung hasil yang diperoleh dapat dibandingkan seperti terlihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Hasil Penilaian Metode Langsung Pekerja Nama DNK Y KkalMenit Y KkalJam Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Y KkalJam Iskandar 115,11 5,69051 341,4306 Beban Kerja Sedang Kasman 114,15 5,336342 320,18052 Beban Kerja Sedang Alan 117,04 5,57945 334,767 Beban Kerja Sedang Surya 119,31 5,78411 346,8684 Beban Kerja Sedang Dari tabel diatas dijelaskan bahwa nilai Y tiap dikatakan dalam kategori beban kerja sedang karena dalam penentuan beban kerja berdasarkan denyut nadi. Pada total metabolisme dikatakan kategori beben kerja karena dalam penentuan total metabolisme berdasarkan konsumsi oksigen dan pengeluaran energi, dalam kondisi ini yang berpengaruh dalam pekerjaan adalah kondisi lingkungan yang panas sehingga kebutuhan oksigen sangatlah kurang memadai. Sebagai dasar rekomendasi dari KEPMENAKER No. 51 Tahun 1999 yang menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Beban Kerja Ringan : 100 – 200 Kkaljam b. Beban Kerja Sedang : 200 – 350 Kkaljam c. Beban Kerja Berat : 350 – 500 Kkaljam

6.3. Analisis Pengukuran Suhu Inti Tubuh dan Denyut Nadi

6.3.1. Analisis Pengukuran Suhu Inti Tubuh Untuk variable suhu inti tubuh rata-rata pengukuran I dan II, pengukuran I dan III serta pengukuran II dan III berbeda secara signifikan dengan nilai p 0,05 masing-masing sebesar p = 0,001, p = 0,002 dan p = 0,004

6.3.2. Analisis Pengukuran Denyut Nadi

Berikut hasil pengukuran denyut nadi sebanyak tiga kali dapat dilihat pada Tabel 6.4. Tabel. 6.4 Hasil Pengukuran Denyut Nadi Selama Tiga Kali Pengukuran No Subjek Rata-rata Pengukuran Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III 1 Pekerja 1 82 110 121 2 Pekerja 2 86 113 116 3 Pekerja 3 70 116 125 4 Pekerja 4 83 105 109 Rata-rata 80,25 111 117,75 Standart Deviasi 7,042 4,690 6,898 Dari hasil perhitungan diatas, bila dibandingkan kriteria beban kerja menurut Grandjean, ternyata beban kerja untuk aktivitas pada proses produksi Universitas Sumatera Utara paving block termasuk kategori ringan sampai sedang karena rata-rata pengukuran II dan III masing-masing sebesar 111 ± 4,690 dan 117,75 ± 6,898.

6.4. Analisis Perhitungan ECPM dan ECPT

Hasil perhitungan ECPT dan ECPM berdasarkan data pengukuran denyut nadi pada 5 menit terakhir sesaat setelah aktivitas berlangsung dapat dilihat pada Tabel 6.5. Tabel 6.5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan ECPM dan ECPT tiap Pekerja No Subjek ECPT ECPM 1 Pekerja 1 28,334 -11,334 2 Pekerja 2 25,334 0,666 3 Pekerja 3 42,334 12,666 4 Pekerja 4 19,667 -13,667 Perbedaan ECPM dan ECPT secara grafis dapat ditunjukkan paga Gambar 6.1. Gambar. 6.1 Representasi Grafis Perbedaan ECPT dan ECPM Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai ECPT dan ECPM, maka: f. Bila nilai ECPT ECPM, berarti bahwa faktor lingkungan lebih dominan sehingga memberikan beban kerja tambahan kepada subjek. Dalam upaya perbaikan maka aspek lingkungan itu harus ditekan sekecil mungkin. g. Bila nilai ECPM ECPT, berarti bahwa kerja fisik tugas yang dilakukan memang berat. Upaya intervensinya ditujukan untuk menurunkan beban kerja utama. h. Bila nilai ECPM = ECPT, itu berarti bahwa beban fisik pekerjaan dan aspek lingkungan sama-sama memberikan beban kepada tubuh; dengan demikian upaya intervensi ditujukan kepada keduanya. Dari perhitungan pada tabel diatas yang didapat bahwa ECPT dari ECPM. Kenyataan bahwa ECPT lebih besar dari ECPM menunjukkan bahwa faktor lingkungan yaitu iklim mikro setempat memberikan beban kerja tambahan yang dominan terhadap subyek dibandingkan dengan beban karena level aktivitas yang dilakukan. Hal ini dapat dimengerti karena aktivitas pencetakan dilakukan di alam terbuka sehingga subyek terpapar terhadap iklim mikro setempat radiasi, suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin selama melakukan aktivitas. Hal ini berarti bahwa bila ingin mengadakan berbagai intervensi untuk memperbaiki pelaksanaan aktivitas maka intevensi tersebut dapat diarahkan pada hal-hal yang berhubungan dengan faktor iklim mikro setempat. Kenyataan-kenyataan tersebut di atas sejalan dengan hasil yang diperoleh yang mendapatkan bahwa skor kelelahan subyektif subjek mengalami perubahan yang sangat signifikan baik Universitas Sumatera Utara setelah bekerja 2 jam maupun setelah bekerja 4 jam proses pencetakan berlangsung. Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh jelaslah bahwa ternyata dilihat dari beban kerja menurut kriteria Grandjean, aktivitas pencetakan tergolong pada kategori ringan sampai sedang. Demikian juga dilihat dari indeks strain fisiologis PSI menurut kriteria Moral et al, ternyata bahwa strain fisiologis yang dialami subyek tergolong kategori sedang. Meskipun demikian hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pencetakan paving block mengandung risiko yang dapat merugikan pekerja sehingga mereka tidak dapat mencapai kinerja yang diharapkan. Hal tersebut diperkuat dengan kenyataan bahwa baik denyut nadi maupun suhu oral yang mewakili suhu inti tubuh terjadi perubahan yang sangat signifikan hanya dalam waktu 2 jam setelah mulai melakukan pekerjaan. Bahkan suhu oral terjadi perubahan yang terus meningkat sampai pada sekitar 4 jam setelah mulai melakukan aktivitas, yaitu setelah melakukan pekerjaan selama 4 jam Berikut hasil perhitungan Physiologi Strain pada pekerja bagian pencetakan CV. Aneka Jaya Gypsum Medan pada Tabel 6.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.6 Rekapitulasi Hasiul Perhitungan Menggunakan Physiology Strain Index PSI No Subjek Strain Pengukuran Pengukuran II Pengukuran III 1 Pekerja 1 1,867 4,708 2 Pekerja 2 2,693 5,935 3 Pekerja 3 2,94 2,912 4 Pekerja 4 2,651 7,038 Rata-rata 2,53775 5,14825 Standar Deviasi 0,465 1,769 Berdasarkan kriteria strain fisiologis, pada sekitar dua jam pertama setelah melakukan pekerjaan, pekerja belum mengalami strain fisiologis dengan nilai PSI rata-rata sebesar 2,53 ± 0,46. Setelah melakukan aktivitas sekitar 4 jam, pekerja telah mengalami strain fisiologis dengan kategori sedang, dengan nilai PSI rata- rata sebesar 5,14 ± 1,76. Hal ini berarti bahwa dengan keterpaparan terhadap iklim mikro setempat tubuh subjek mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu inti tubuh. Oleh karena itu maka dilihat dari indeks strain frisiologis PSI subyek telah mengalami strain fisiologis pada kategori sedang setelah bekerja selama 4 jam, pada hal pada dua jam setelah bekerja subyek masih belum mengalami strain fisiologis. meskipun denyut nadi dan suhu oral telah mengalami perubahan yang signifikan dibanding sebelum melakukan aktivitas. Hal ini berarti bahwa bila aktivitas pencetakan diperpanjang lebih lama lagi misalnya dengan menambah jam lembur maka dapat diprediksi bahwa strain fisiologis yang dialami oleh Universitas Sumatera Utara subyek akan terus meningkat. Demikian juga bukan tidak mungkin denyut nadi subyek akan terus meningkat.

6.5. Analisis Hasil Rancangan