3.7.1. Penentuan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
Jika seorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 Kkal per menit, maka pada saat itu akan timbul rasa lelah fatigue. Menurut Murrel 1965 kita masih
mempunyai cadangan sebesar 25 kkal sebelum munculnya asam laktat sebagai tanda saat dimulainya waktu istirahat. Cadangan energi akan hilang jika kita
bergerak lebih dari 5,0 kkal permenit. Selama periode istirahat, cadangan energi tersebut dibentuk kembali.
Berikut adalah penjelasan mengenai barapa banyak waktu yang diperlukan untuk bekerja maupun untuk beristirahat:
a. Lamanya waktu bekerja
Untuk menghitung waktu kerja marilah kita ikuti rumus dibawah ini: Jika diketahui bahwa:
E = konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung, Kkalmenit
E-50,0 = habisnya cadangan energi Kkalmenit T
w
= waktu kerja working time, menit Yang dirumuskan sebagai berikut:
menit 5
- E
25 Tw
=
b. Lamanya waktu istirahat
a. Lamanya waktu istirahat diharapkan cukup untuk menghasilkan cadangan
energi tersebut. b.
Diasumsikan bahwa selama istirahat jumlah energi adalah 1,5 kkalmenit c.
Periode istirahat resting time yang dibutuhkan adalah:
Universitas Sumatera Utara
5 ,
1 −
− =
W S
W T
R
Dimana : R = Istirahat yang dibutuhkan dalam menit
T = Total waktu kerja dalam menit W = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja Kkalmenit
S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam Kkalmenit Berikut kategori beban kerja berdasarkan denyut nadi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi
No Kategori Beban Kerja
Denyut Nadi Kerja Denyut perMenit
1 Sangat Ringan
60-70 2
Ringan 75-100
3 Sedang
100-125 4
Bereat 125-150
5 Sangat Berat
150-175 6
Ekstrim 175
Untuk mengevaluasi apakah beban kerja yang dilakukan dalam melakukan aktivitas adalah akibat aktivitas yang dilakukan atau akibat dari lingkungan kerja
iklim mikro setempat maka dilakukan perhitungan ECPT extra calorie due to peripheral temperature dan ECPM extra calorie due to peripheral metabolism.
ECPT dan ECPM ditentukan melalui pengukuran denyut nadi yang dilakukan pada lima menit terakhir setelah bekerja dan dihitung dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
rumus:
3 5
4 3
P P
P P
ECPT −
+ +
=
dan
3 5
4 3
3 2
1 P
P P
P P
P ECPM
+ +
− −
+ =
dimana P0 adalah denyut nadi istirahat, dan P1, P2, P3, P4, P5 adalah denyut nadi pemulihan menit ke-1, 2, 3, 4, dan 5. Berdasarkan nilai ECPT dan ECPM
maka: 1.
Bila nilai ECPT ECPM, berarti bahwa faktor lingkungan lebih dominan sehingga memberikan beban kerja tambahan kepada subjek. Dalam upaya
perbaikan maka aspek lingkungan itu harus ditekan sekecil mungkin. 2.
Bila nilai ECPM ECPT, berarti bahwa kerja fisik tugas yang dilakukan memang berat. Upaya intervensinya ditujukan untuk menurunkan beban kerja
utama. 3.
Bila nilai ECPM = ECPT, itu berarti bahwa beban fisik pekerjaan dan aspek lingkungan sama-sama memberikan beban kepada tubuh; dengan demikian
upaya intervensi ditujukan kepada keduanya.
Untuk mengevaluasi kemungkinan strain fisiologis ditentukan berdasarkan angka Indeks Strain Fisiologis Psychological Strain Index, PSI yang dihitung
dengan menggunakan persamaan:
180 5
5 ,
39 5
HR HR
HRt Tre
Tre Tred
PSI −
− +
− −
=
Universitas Sumatera Utara
dimana Tret dan HRt adalah pengukuran suhu rektal dan denyut secara serentak pada sembarang waktu yang diambil selama keterpaparan di saat bekerja
sedangkan Tre0 dan HR0 adalah pengukuran awal. Menurut Moran, Shitzer, dan Pandolf, kriteria untuk strain fisiologis adalah sebagaimana dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kriteria Strain Fisiologis Strain
PSI
Tidak sakitsedikit
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan di CV. Aneka Jaya Gypsum di jalan Kenangan Raya, Tanjung Sari Pasar VI Kecamatan Medan Sunggal.
Penelitian ini dilakukan pada proses produksi paving block. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
4.2. Rancangan Penelitian
Menurut metode penelitian, jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi serta dengan melihat beban kerja dengan pendekatan fisiologi
serta mengevaluasi kemungkinan strain fisiologis berdasarkan Strain Indeks Fisiologis.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah lantai produksi pada CV. Aneka Jaya Gypsum Medan yang berlokasi di jalan Kenanga Raya, Tanjung Sari Pasar VI, Medan,
Sumatera Utara, Indonesia. Fokus penelitian ini adalah proses pembuatan paving block yang diproduksi oleh CV. Aneka Jaya Gypsum. Hal yang diteliti adalah
beban kerja yang dilakukan tiap pekerja pada proses produksi paving block.
Universitas Sumatera Utara