Standar untuk Energi Kerja

Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung konsumsi energi dengan menggunakan persamaan : K= Et -Ei Dimana: K = Konsumsi energi kilokalorimenit Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu kilokalorimenit Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel Pullat, 1992 sbb: Rt = 0 untuKS 60 2 . 1 x BM S K xT S K Rt = untuk SK2S 11 , 1 . . x BM K S K T Rt = untuk K2S Dimana : Rt = waktu istirahat K = energi yang dikeluarkan selama bekerja S = standar energi yang dikeluarkan pria = 5 kkalmnt, wanita = 4 kkalmnt BM = Metabolisme basal pria = 1.7 Kkalmnt, wanita = 1.4 Kkalmnt T = lamanya bekerja menit

3.6. Standar untuk Energi Kerja

Standar dalam hal ini adalah pengaturan yang dibuat untuk mengetahui berapa energi atau tenaga yang dibutuhkan dalam melaksanakan aktivitas. Universitas Sumatera Utara Konsumsi energi diawali pada saat pekerjaan fisik dimulai. Semakin banyaknya kebutuhan untuk aktivitas otot bagi suatu jenis pekerjaan, maka semakin banyak pula energi yang dikonsumsi, dan diekspresikan sebagai kalori kerja. Kalori ini didapat dengan cara mengukur konsumsi energi pada saat bekerja kemudian dikurangi dengan konsumsi energi pada saat istirahat atau pada saat metabolisme basal. Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi enenrgi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya denyut jantung adalah: 1. Temperatur sekeliling yang tinggi 2. Tingginya pembebanan otot statis 3. Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja Untuk berbagai macam alasan itulah, sehingga denyut jantung telah dipakai sebagai index beban kerja. Pengukuran denyut jantung adalah merupakan salah satu alat untuk mengetahui beban kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara: 1. Marasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan. 2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope. Universitas Sumatera Utara 3. Menggunakan ECG electrocardiogram, yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit anda. Muller 1962 memberikan beberapa definisi sebagai berikut: 1. Denyut jantung pada saat istirahat resting pulse adalah rat-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai. 2. Denyut jantung selama bekerja working pulse adalah rata-rata denyut jantung selama pada saat seseorang bekerja. 3. Denyut jantung untuk kerja work pulse adalah selisih antara denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat. Untuk merumuskan hubungan antara energi expenditur dengan kecepatan denyut jantung nadi dapat digunakan analisis regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung nadi adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut : Y = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733.10 -4 X 2 Dimana : Y = energi kkalmenit X = kecepatan denyut jantung denyutmenit Denyut kerja total total work pulse or cardiac cost adalah jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya resting level. Untuk mengetahui berapa jumlah energi kerja yang dibutuhkan sesuai dengan beban kerjanya dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Kategori Beban Kerja yang Disesuaikan Dengan Energi Kerja Beban Kerja Energi Kerja Kkaljam Ringan 100 - 200 Kkal jam Sedang 200 – 350 Kkal jam Berat 350 – 500 Kkal jam Energy yang dihasilkan oleh metabolism tubuh seseorang saat melakukan aktivitas diklasifikasikan menjadi: 1. Energi BMR Basal Metabolic Rate, yaitu kebutuhan energy untuk mempertahankan kehidupan pada saat tubuh sedang dalam kondisi istirahat dari pencernaan, aktivitas fisik maupun emosional. 2. Energi yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas fisik physical activityPA. 3. Thermic Effect of Food TEF, yaitu jumlah energy yang digunakan tubuh untuk proses penyerapan dan pencernaan makanan. Jumlahnya proporsional terhadap energy yang dihasilkan makanan, dan biasanya diperkirakan sebesar 10 dari energy yang dikonsumsi. 4. Adaptive Thermogenesis, yaitu sejumlah energy tambahan yang dibutuhkan ketika seseorang harus beradaptasi terhadap perubahan kondisi yang dramatis. Perkiraan Kebutuhan Energi Estimate Energy RequirementEER dapat dihitung sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Untuk laki-laki berusia di atas 19 tahun : EER = 662 – 9,53 x age + PA x [15,91 x wt + 539,6 x ht] ……… 1 b. Untuk wanita berusia di atas 19 tahun: EER = 354 – 6,91 x age + PA x [9,36 x wt + 726 x ht] …………. 2 Dimana : age : usia tahun wt : berat kg ht : tinggi meter PA : physical activity factor Untuk physical activity factor untuk perhitungan Estimate Energy RequirementEER dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Physical Activity Factor untuk Perhitungan EER Men Women Phisical Activity Sedentary Low Active Active Very Active 1,0 1,11 1,25 1,48 1,0 1,12 1,27 1,45 Only those physical activities required for normal independent living For an average weight person, activities equivalent to walking at a pace of 2-4 mph for the following distances: 1,5 – 3,0 milesday 3 – 10 milesday 10 milesday Universitas Sumatera Utara

3.7. Fisiologi Tubuh Saat Bekerja dan Istirahat