Gancih abu PERKAWINAN POLIGAMI PADA MASYARAKAT KARO

sekata di dalam membina rumah tangga dan pengesahan secara resmi selaku suami isteri. Keesokkan harinya atau sehari setelahnya akan diadakan pula acara mulihi tudung yaitu acara mengambil barang-barang pengantin perempuan dari rumah orang tuanya dan acara ini dilaksanakan setidak-tidaknya tidak lebih dari 4 hari setelah acara perkawinan. Sesudah perkawinan dilakukan acara yang disebut ngulihkan limbas atau ertedeh ate yang biasanya dilaksanakan di rumah orang tua pihak perempuan pada siang hari sesudah 4 hari selesai perkawinan kedua mempelai. Pelaksana yang terlibat dalam acara ini adalah anak beru jabo si empo, senina, kalimbubu, orang tua dari pihak laki- laki dan anak kuta. Cara pelaksanaannya adalah mula-mula pihak tuan rumah menyodorkan sirih kepada hadirin pihak sinereh kemudian menyodorkan kampil dan tabung kepada hadirin sinereh dan setelah dilakukan acara makan malam bersama acara dilanjutkan dengan pemberkatan oleh pihak sinereh atau kalimbubu.

3.3 Bentuk Perkawinan

Berdasarkan proses terjadinya, perkawinan dapat dibagi atas perkawinan senang sama senang karena percintaan dan perkawinan atas prakarsa peranan orang tua yang biasanya terjadi karena mempertahankan hubungan kekeluargaan atau karena pihak perempuan telah hamil. Berdasarkan status dari pihak yang melangsungkan perkawinan, maka perkawinan pada masyarakat Karo dapat dibagi atas:

1. Gancih abu

, atau perkawinan levirat yaitu bila seorang perempuan menikah dengan seorang laki-laki menggantikan kedudukan saudaranya yang telah meninggal Universitas Sumatera Utara sebagai isteri yang juga disebut dengan ganti tikar. Hal ini biasanya terjadi untuk meneruskan hubungan kekeluargaan, melindungi kepentingan anak yang telah dilahirkan pada perkawinan pertama dan untuk menjaga keutuhan harta dari perkawinan yang pertama. 2. Lako man, atau perkawianan sororat yaitu bila seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan yang awalnya adalah isteri saudaranya atau ayahnya yang telah meninggal dunia, yang juga disebut dengan turun ranjang. Ada pun jenis-jenis lako man ini adalah: 1 Perkawinan mindo makan, yaitu suatu perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan mantan isteri saudaranya. 2 Perkawinan mindo lancina, yaitu suatu perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang menurut tutur adalah neneknya. 3 Perkawinan mindo ciken, yaitu suatu perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan mantan isteri ayahnyasaudaranya yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Perlu diketahui hal ini terjadi pada zaman dahulu, dikarenakan seorang perempuan yang masih sangat muda dikawinkan dengan seorang laki-laki yang sudah tua, lalu diperjanjikan sebelumnya bahwa salah seorang dari puterasaudaranya sebagai ciken tongkat apabila suaminya kelak meninggal dunia dengan tujuan untuk kepentingan keluarga itu sendiri,. 4 Perkawinan iyan, pada zaman dahulu, bila seorang laki-laki mempunyai dua orang isteri dan salah seorang diantaranya tidakbelum mempunyai keturunan, di lain pihak salah seorang saudara laki-laki suami itu belum Universitas Sumatera Utara mempunyai isteri, lalu isteri yang belum berputeraberketurunan itu dialihkandisahkan menjadi isterinya, dengan harapan tetap terpeliharanya hubungan kekeluargaan dengan pihak perempuan dan suami baru itu dapat memberikannya keturunan. 5 Perkawinan ngalih, yaitu suatu perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang merupakan mantan isteri abangnya. 6 Perkawinan ngianken, yaitu perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang merupakan mantan isteri adiknya.

3. Piher tendi atau erbengkila bana, adalah suatu perkawinan antara seorang