D. Cara Kerja
1. Desain Penelitian
Rancangan Acak Lengkap Complete Randomized Design merupakan salah satu rancangan paling sederhana dalam rancangan
percobaan. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan dilakukan di seluruh unit percobaan. RAL
digunakan pada percobaan yang media tanam dan tempat penelitiannya sama homogen Tanujaya, 2013.
Gambar 3.3 Denah Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Persiapan Tempat Penelitian
Tempat penelitian berada di Kebun Percobaan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Tempat penelitian
terbagi menjadi dua yaitu tempat pembuatan pupuk kompos padat yang sekaligus digunakan sebagai tempat fermentasi pupuk kompos dan
tempat penanaman dan pengaplikasian pupuk kompos terhadap bayam cabut. Pada tempat penanaman berbentuk balok dan berukuran 1,5x2
meter. Ruangan tersebut sudah di pasangi paranet putih untuk meminimalisir hama pengganggu tanaman penelitian dan mengontrol
curah hujan yang menetes pada tanaman penelitian.
3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan meminjam dari Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sedangkan beberapa
bahan penelitian dibeli di toko pertanian daerah Maguwoharjo yang lokasinya terdekat dari tempat penelitian. Namun, bahan utama yaitu
daun ketapang didapatkan dari sampah daun ketapang yang banyak terdapat di dalam Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan.
4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang
Proses pengomposan adalah proses dekomposisi materi organik menjadi pupuk kompos melalui reaksi biologis mikroorganisme secara
aerobik dalam kondisi terkendali. Pengomposan sendiri merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa bahan organik seperti jerami, daun-daunan, dansampah rumah tangga
dengan suatu perlakuan khusus. Hampir semua bahan yang pernah hidup, tanaman atau hewan akan membusuk dalam tumpukan kompos.
Outterbridge, 1991. Cara pembuatan pupuk kompos padat adalah dengan cara mencampurkan bahan organik seperti daun ketapang,
dedak, dolomite dan pupuk kandang secara merata sesuai ketentuan dosis yang telah ditentukan sebelumnya, setelah itu melarutkan EM-4
dengan air, lalu disiramkan ke bahan organik tadi secara merata sambil diaduk menggunakan cangkul dan garpu, lalu disiram dengan air untuk
menjaga kelembaban, kemudian tutup adonan pupuk kompos dengan terpal penutup, perhatikan suhu adonan, suhu ideal proses
pengkomposan adalah maksimal 45
ᵒ
C. Jika suhu naik, buka terpal beberapa saat untuk menurunkan suhu adonan, jika suhu turun
tambahkan dan perhatikan penutup agar suhu dan kelembaban tetap terjaga. Pupuk dicek secara berkala 3 hari sekali. Proses fermentasi
dilakukan selama 1 bulan.
5. Penimbangan Media Tanam
Media tanam digunakan sebagai tempat tanaman tumbuh. Penimbangan media tanam memerlukan alat dan bahan seperti cangkul,
terpal, sekop, polybag, tanah, air, dan pupuk kompos. Prosesnya adalah dengan mencampurkan tanah dengan pupuk kompos berbahan dasar
daun ketapang yang sudah matang sesuai komposisi perlakuan yang telah ditentukan. Kemudian semua bahan media tanam disiapkan, tanah
dan pupuk kompos ditimbang dengan timbangan digital sesuai komposisi pada tabel 3.2. Setiap polybag berisi 2 kg media tanam yang
sudah dicampur sebelumnya. Selain membagi media tanam dalam polybag untuk pemindahan hasil semaian, media tanam juga ditaruh
pada pot ukuran kecil sebagai tempat untuk penyemaian bibit bayam cabut, media tanam dalam pot ukuran kecil hanya berupa tanah yang
terdapat di sekitar lokasi penelitian yang dicampur sekam agar saat pemindahan meminimalisir akar yang patah.
6. Penanaman Bayam Cabut
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penanaman tanaman adalah biji bayam cabut, air, tanah, pupuk kompos, dan wadah.
Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Seleksi Biji
Bertujuan untuk mendapatkan biji dengan kualitas cukup baik untuk di jadikan bahan tanam. Langkah yang dilakukan
adalah memasukkan biji bayam cabut ke dalam wadah berisi air, di diamkan selama 1 malam lalu menyisihkan biji bayam
cabut yang terapung. Biji bayam cabut yang terapung tidak digunakan sebagai bahan untuk bertanam karena tidak
memiliki isi lembaga yang penuh sehingga biji yang terapung dibuang. Biji bayam cabut yang dapat ditanam adalah biji yang
tenggelam dalam air. b.
Pembenihan bayam cabut dan penyemaian Pembenihan bayam cabut menggunakan biji bayam cabut
yang tenggelam. Biji bayam cabut di benihkan dalam pot yang telah berisi campuran tanah yang berasal dari sekitar lokasi
penelitian yang dicampur dengan sekam. Penambahan sekam bertujuan agar saat pemindahan tanaman bayam lebih mudah
mencabutnya sehingga dapat meminimalisir patahnya akar. Benih bayam cabut di siram seperlunya dan diletakkan pada
tempat yang terhindar dari hama, atau tempat dengan intensitas matahari cukup baik agar proses pembenihan dapat berjalan
dengan baik. Kegiatan penyiraman pada tahap penyemaian dilakukan setiap pagi dan sore hari Pitojo, 2003.
c. Seleksi bibit bayam cabut dan pemindahan
Bibit bayam cabut yang sudah berumur ± 2 minggu setelah semai di seleksi dengan ketentuan : tinggi sama yaitu antara 7-
10 cm. Memiliki jumlah daun 4-7 helai daun. Bibit bayam yang layak dipindahkan ke media yang lebih besar polybag
sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Bibit yang dipindah adalah bibit yang memenuhi kriteria tersebut.
7. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian bibit tanaman pada media tanam baru. Proses ini dilakukan selama 3 hari setelah melakukan
pemindahan bibit bayam cabut Amaranthus tricolor pada media yang lebih besar yaitu polybag.
8. Pemeliharaan tanaman bayam cabut
Pemeliharaan tanaman bayam cabut Amaranthus tricolor dilakukan untuk menjaga kondisi tanaman. Peralatan dan bahan yang
digunakan adalah alat siram berupa gelas ukur agar pemberian airnya dapat diatur sesuai takaran.
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman bayam cabut menggunakan air sumur yang terdapat pada lokasi penelitian dengan pH 7,1 dan dilakukan setiap
hari pada pagi dan sore hari, dengan menyesuaikan cuaca. Jika hujan, maka penyiraman tidak dilakukan.
b. Penyiangan gulma
Penyiangan terhadap gulma bertujuan agar pertumbuhan tanaman bayam cabut tidak terganggu. Penyiangan tanaman bayam cabut
dilakukan setiap hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Pengambilan Data
Pengambilan data dimulai setelah bibit dipindah ke polybag yang sudah diberi perlakuan pupuk sesuai komposisi yang telah ditentukan.
Pengambilan data dilakukan tiap 2 hari sekali. Pengambilan data yang dilakukan meliputi :
a. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman agar tetap sama setiap hari dilakukan dengan menancapkan lidi di samping tanaman yang telah diberi
tanda menggunakan tipex, tanda tersebut diberikan pada lidi di samping pangkal akar. Pengukuran menggunakan penggaris atau
mistar berukuran 50 cm. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 2 hari sekali, dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke
media polybag, yaitu pada saat bibit berumur 5 hari setelah dipindah di dalam polybag setelah aklimatisasi.
b. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun yang tumbuh pada batang pokok tanaman, dan pada cabang batang
tanaman. Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 2 hari sekali dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke polybag, yaitu pada saat
tanaman berumur 3 hari setelah dipindah di dalam polybag setelah aklimatisasi.
c. Berat Basah
Perhitungan berat basah dilakukan dengan menggunakan alat timbang berupa timbangan digital. Perhitungan berat basah bayam
cabut tiap perlakukan dilakukan saat masa panen bayam cabut yaitu sebulan setelah aklimatisasi.
E. Metode Analisis Data