proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel dan jaringan. Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung meristem dapat
bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi tanaman. Menurut Lakitan 1996 terjadinya pertambahan tinggi tanaman karena
adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Pembelahan sel yang dihasilkan dari pembelahan sel dapat menyebabkan pertambahan ukuran tanaman.
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut
Berikut ini adalah tabel pertambahan jumlah daun tanaman bayam cabut tiap kali dilakukan pengamatan :
Tabel 4.4 Selisih Pertambahan Jumlah Daun Bayam Tiap Perlakuan Pengukuran
ke- Perlakuan
Kontrol P1 30
P2 50 P3 70
1 80
67 46
50 2
48 40
42 58
3 58
80 42
55 4
87 43
53 39
5 33
56 63
55 6
69 64
100 33
7 101
45 36
47 8
65 53
45 45
9 52
65 55
43 10
58 62
48 35
Salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun, karena terdapat zat hijau daun. Salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan suatu tanaman adalah jumlah daun pada setiap tanaman. Pada tabel 4.5 dapat dilihat pada pengukuran ke-12 rata-rata
jumlah daun secara berturut-turut adalah yang paling tinggi dimiliki oleh perlakuan kontrol yaitu sebesar 72,3 tertinggi kedua adalah perlakuan 1 sebesar
65,5 tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 60,2 dan yang terendah dimiliki oleh perlakuan 3 yaitu sebesar 53,2. Pertambahan jumlah daun setiap pengukuran
dapat dilihat pada gambar 4.2 :
Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut
Pada gambar 4.2 terlihat grafik pertambahan jumlah daun pada kontrol dan 3 perlakuan lain. Pada kontrol, titik awal pertambahan jumlah daun pada
pengukuran ke-3, saat umur bayam cabut 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada perlakuan satu 30, titik awal pertambahan jumlah daun terjadi pada
20 40
60 80
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1 0
1 1 1 2
P E R TA M B A H A N J U M L A H DAU N TA N A M A N B AYA M C A B U T
Perlakuan Kontrol Perlakuan P1 30
Perlakuan P2 50 Perlakuan P3 70
pengukuran ke-2 saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada perlakuan dua 50, titik awal pertambahan jumlah daun terjadi
pada pengukuran ke-3 pada saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada perlakuan ketiga 70 titik awal pertumbuhan jumlah
daun terjadi pada pengukuran ke-4 pada saat tanaman bayam cabut berumur 6 hari setelah pengukuran pertama.
Lonjakan pertambahan jumlah daun terjadi pada kontrol di pengukuran ke- 5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan pertumbuhan terjadi lagi pada
perlakuan 1 30 pada pengukuran ke 5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan juga terjadi pada perlakuan ketiga 70 saat umur tanaman bayam cabut 20 hari.
Dari gambar 4.2 yang berisi pertambahan jumlah daun bayam cabut dapat disimpulkan bahwa media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap
digunakan saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman bayam cabut.
Dilakukan uji normalitas pada jumlah daun tanaman bayam cabut dan hasilnya adalah p value = 0,438 0,05. Artinya H0 diterima, data diambil dari
populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas yang telah dilakukan pada jumlah daun tanaman bayam cabut menunjukkan hasil p value sig = 0,300
0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
sama atau setiap kelompok tanaman bayam cabut homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas,
homogenitas jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no 6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun
ANOVA
Jumlah_Daun Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
1926.200 3
642.067 2.667
.062 Within Groups
8665.400 36
240.706 Total
10591.600 39
Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value sig jumlah daun 0,062 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kesimpulan yaitu tidak
ada perbedaan pada pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam cabut pada setiap kelompok perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan
pertumbuhan jumlah daun antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan pertumbuhan jumlah daun tanaman pada setiap kelompok perlakuan
dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk yang telah ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal
dari tanaman itu sendiri. Karena hasil uji Anova tidak signifikan pada pertumbuhan jumlah daun, maka tidak dilanjutkan dengan uji post hoc. Data
jumlah daun tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 4 dan data selisih jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no. 5.
Komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang tidak diberikan pada perlakuan kontrol sehingga pada perlakuan kontrol media tanamnya hanya
berupa tanah sebanyak 2 kg, dan memberikan hasil yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan Kontrol
tanah 2 Kg mengandung unsur hara nitrogen dan kalium yang cukup untuk merangsang pertumbuhan daun, dimana unsur nitrogen dan kalium menurut
Lingga dan Marsono 2008 berfungsi untuk merangsang pertumbuhan daun serta berperan untuk memperkuat daun agar tidak gugur. Berdasarkan hasil uji analisis
tanah mengandung N sebesar 0,20 dan K sebesar 43. Hal ini dipengaruhi oleh ketiga unsur-unsur yang terkandung dalam tanah sudah terurai secara merata
sehingga mudah diserap oleh tanaman. Sedangkan pada perlakuan lainnya, pupuk kompos jika menurut pengamatan sudah cukup matang, tetapi ternyata jika
diaplikasikan langsung pada tanaman bayam, pupuk belum dapat diserap dengan maksimal dan menyebabkan tanaman kelompok perlakuan kontrol yang media
tanamnya tidak menggunakan pupuk sama sekali menjadi lebih baik pertumbuhannya dibanding kelompok perlakuan lain.
Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tanaman yakni sebagai tempat untuk fotosintesis. Jumlah daun yang banyak menyebabkan fotosintesis
menjadi lancar. Unsur nitrogen yang terdapat di dalam pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang dan tanah menyebabkan daun menjadi lebih besar dan
berwarna hijau. Unsur magnesium merupakan unsur hara makro yang diperlukan tanaman sebagai unsur pembentuk klorofil. Pada perlakuan kontrol tanpa
kompos rerata jumlah daun semakin meningkat, hal ini disebabkan karena tercukupinya jumlah air dan unsur hara yang diserap secara merata sehingga tidak
menghambat proses fotosintesis dan transpirasi daun, hal ini akan berdampak baik pada kenaikan jumlah daun.
3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut