Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi

H0 : Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap kinerja. Ha : Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama- sama berpengaruh terhadap kinerja. Menentukan tingkat sig nifikansi α Tingkat signifikansi α = 5 signifikansi 5 atau 0,005 adalah ukuran yang standar yang sering digunakan dalam penelitian. b. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus F hitung: Keterangan: R 2 : Koefisien determinasi k : banyaknya variabel independent n : Jumlah anggota sampel 2. Uji ketepatan Parameter Penduga Uji t Menurut Kuncoro, uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat dalam Purnomo, 2008:34. Uji t ini digunakanstatistik t yang dihitung dengan formula sebagai berikut : T h = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan : T h : nilai t hitung :koefisien regresi SE : standar error dalam koefisien regresi Jika nilai ≥ , maka hipotesis alternatif Ha diterima,sehingga ada pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secaraparsial terhadap kinerja karyawan. Jika nilai , makahipotesis alternatif Ha ditolak, sehingga tidak ada pengaruh usia, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja karyawan. 3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam, menerangkan variabel terikat formula untuk menghitung koefisiendeterminasi adalah sebagai berikut: = = 1 - = 1 - Keterangan : ESS : Jumlah kuadrat dari regresi TSS : Total jumlah kuadrat RSS : Jumlah kuadrat kesalahan pengganggu Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat TSSyang diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanyadijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam mode

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun 1955, tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine Fabric Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah Jepang, namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepanuhnya, sehingga perkembangan pabrik semakin merosot. Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan padi untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX membangun kembali pabri-pabrik tersebut adalah: 1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan pekerjaannya. 2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dengan milik Pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75 milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 25 milik Pemerintah RI. Saat ini kepemilikan saham 65 milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 35 milik pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT. Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Alkohol Spirtus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984. Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Biwono IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula kembali dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia PT. RNI, berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada tanggal 4 Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia Muhamad Yusuf dan Sri Sultan Hamengku Biwono IX. Lama kontrak manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru di perpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah Perusahaan yang mandiri yang dikelola secara professional dan independent.

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang dahulunya juga digunakan untuk pabrik gula Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih 5 km disebelah selatan kota yogyakarta, penentuan ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Bahan baku Areal penanaman tebu meliputi Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Purworejo Dan Magelang 2. Transportasi Lokasi pabrik yang dekat dengan kota sehingga mempermudah distribusi 3. Tenaga kerja Sebagian besar karyawan PG Madukismo merupakan karyawan musiman yang berasal dari penduduk sekitar 4. Areal tanah Tanah disekitar pabrik sangat cocok untuk tanaman tebu

C. Visi dan Misi Perusahaan

1. PT. Madu Baru menjadi perusahaan argo industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati. a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia. b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif, memberi