mengalami kenaikan, penurunan, dan tetap tanpa pola yang signifikan dengan asumsi bahwa variabel independen lain nilainya
tetap atau nol 0. c Nilai signifikansi dari variabel kepuasan kerja
adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa 0,000 0,05 yang berarti H0
2
ditolak dan Ha
2
diterima, sehingga Ha
2
terbukti bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya
bahwa jika variabel kepuasan kerja semakin demokratis, maka kinerja karyawan juga mengalami kenaikan dengan asumsi bahwa
variabel independen lain nilainya tetap atau nol 0. d Nilai signifikansi dari variabel komitmen organisasi
adalah sebesar 0,006yang menunjukkan bahwa 0,006 0,05 yang berarti
H0
3
ditolak dan Ha
3
diterima, sehingga terbukti bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya
bahwa jika variabel komitmen organisasi semakin tinggi, maka kinerja karyawan juga mengalami kenaikan dengan asumsi bahwa
variabel independen lain nilainya tetap atau nol 0.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam menerangkan variabel terikat. Hasil olah data yang dilakukan adalah
seperti tabel berikut :
Tabel V.12 Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1
.803
a
.645 .620
2.08620
a. Predictors: Constant, Komitmen, Usia, Kepuasan b. Dependent Variable: Kinerja
Koefisien Determinasi menunjukkan seberapa besar persentase
variabel independen yang digunakan dalam model hingga mampu menjelaskan variabel dependen. Dari tabel V.12 diperoleh angka
R Square sebesar 0,645 64,5. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen variabel usia, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi terhadap variabel dependen kinerja
karyawan sebesar 64,5 atau dengan kata lain variable independen yang digunakan dalam model yaitu : variabel usia, kepuasan kerja, dan
komitmen organisasi mampu menjelaskan sebesar 64,5variabel depanden yaitu kinerja karyawan. Sedangkan sisanya sebesar35,5
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
F. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Berdasarkan hasil dari analisis, pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan dapat diuji melalui uji F dan uji t. Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel
–variabel independen usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya kinerja karyawan. Hal ini dapat ditunjukkan melalui hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar
36.053dengan P-value sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 5 0,000 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas dalam
penelitian ini usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara simultan mempengaruhi variabel terikatnya kinerja karyawan. Sedangkan melalui uji t
diketahui bahwa variabel usia tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan.
1. Pengaruh Usia terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh di Pabrik Gula Madukismo,
menunjukkan bahwa usia karyawan divisi SDM dan Umum Pabrik Gula Madukismo tergolong kurang baik. Semakin tua para pekerja, makin
sedikit kesempatan alternatif pekerjaan bagi mereka. Pekerja yang lebih tua, kecil kemungkinan akan berhenti karena masa kerja mereka yang
lebih panjang cenderung memberikan kepada mereka tingkat upah yang lebih tinggi. Umumnya karyawan tua mempunyai tingkat kemangkiran
yang dapat dihindari lebih rendah dibanding karyawan muda Robbins, 2001:43.
Nilai koefisien dengan P-value sebesar 0,215 0,05. Hal ini berarti bahwa H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa usia tidak berpengaruh secara