Deskripsi Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
dan bahkan sewaktu mengerjakan tugas membuat pertanyaan. Untuk mengatasi hal ini guru menegur siswa tersebut secara pribadi.
Berdasarkan hasil pengamatan pengerjaan LKS, penyusunan kata-kata pada pertanyaan dan jawaban belum disusun dengan baik
dan siswa cenderung lupa memberikan tanda tanya pada pertanyaan. Seperti “Apakah orang yang menderita kekurangan vitamin”,
selebihnya penulisan pertanyaan sudah baik dan ada beberapa siswa yang menuliskan pertanyan yang kritis terkait kehidupan sehari-hari,
seperti “Apa akibat dari terlalu banyak minum soda bagi pencernaan?”. Pada akhir kegiatan, dilaksanakan tahap review dimana siswa
diminta membuat kesimpulan. Dalam membuat kesimpulan siswa masih ada yang menggabungkan kata-kata yang digunakan untuk
refleksi dan kesimpulan. Misalnya siswa sering berisi kata-kata, “dapat mengetahui tentang fungsi serta makanan yang baik dicerna”.
Siswa-siswi juga memiliki kecendrungan menarik kesimpulan bacaan yang tidak sesuai dan masih umum. Agar dapat mengatasi ini guru
memberikan penjelasan singkat terkait pembuatan kesimpulan. Berdasarkan hasil kegiatan belajar keseluruhan yang diperoleh
dari sintesis lembar observasi pada siklus I 51 siswa telah menunjukkan perkembangan dalam aspek kognitif 5,5, afektif
14, psikomotorik 22,9, dan kekritisan dalam berpikir 8,6. Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar dan
kekritisan siswa masih rendah dan perlu dilakukan perbaikan pembelajaran. Perhitungan terdapat di lampiran
d. Refleksi Selama tindakan pada siklus I, guru kurang melakukan
pengaturan waktu dan pengolahan kelas dengan baik. Hal ini terjadi karena kelas ini termasuk kelas yang cukup besar, sehingga siswa-
siswi yang telah selesai membaca seringkali melakukan aktivitas lain seperti bermain dan ngobrol akhirnya menyebabkan kelas menjadi
ribut. Untuk mengatasi hal ini, guru langsung memberikan pengarahan agar siswa tidak memiliki banyak waktu santai dan guru juga
mempertegas waktu membaca siswa yaitu berkisar 10-15 menit. Siswa memiliki kecendrungan mengabaikan tugas rumah yang
diberikan. Hal ini terjadi karena siswa memiliki aktivitas yang banyak diluar jam sekolah. Aktivitas ini seperti bermain, bekerja, dan juga
kegiatan lainnya. Untuk mengatasi hal ini guru yang telah merancang tugas kelompok dengan menetapkan penegasan pengumpulan tugas
dan bagi yang tidak mengumpulkan, maka tidak akan memperoleh nilai. Hasilnya, ada beberapa kelompok anak yang mulai
mengumpulkan tugas mereka dengan tepat waktu. Pada siklus I hasil belajar dan kekritisan yang diperoleh belum
memuaskan karena nilai siswa mengalami penurunan dari pre-test. Hal ini dapat terjadi karena siswa tidak terbiasa dengan metode PQ4R,
namun siswa-siswi terbiasa dengan model ceramah dan bermain. Guru mengamati bahwa perkembangan aspek psikomotorik
siswa termasuk kategori baik. Hanya saja, siswa masih belum bisa meningkatkan aspek afektifnya dengan baik, maka dari itu guru
mencoba beberapa cara agar siswa bisa lebih baik dalam bersikap
terbuka, bekerja sama, dan menghargai seperti memberikan tugas kelompok hingga menegur siswa secara langsung di kelas.
Hasil kegiatan siklus I menunjukkan indikasi proses belajar yang mengalami kemunduran, oleh karena itu dilakukan desain ulang
variasi mengajar dalam kelas sehingga siswa dapat lebih termotivasi. e. Rencana Tindakan Ulang
Tindakan ulang yang akan dilaksanakan pada siklus II ialah mengurangi intensitas pengerjaan tugas dalam kelompok siswa
berkelompok untuk mengerjakan tugas rumah yang terdiri atas dua siswa, peningkatan tipe soal untuk post-test yang dapat menunjukkan
kemampuan penyelesaian soal yang dikerjakan secara kognitif dan untuk melihat tingkat perkembangan kekritisan siswa.
2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan
Guru memperbaiki rancangan RPP yang telah disusun sehingga proses belajar dalam kelas dapat diperbaiki. Perbaikan proses belajar
mencakup mengurangi belajar berkelompok selama di kelas dan untuk tugas rumah diberikan dalam wujud kelompok yang terdiri atas dua
siswa. Guru memotivasi siswa dengan memberikan gambar organ
pencernaan dan letak enzim pencernaan pada setiap siswa. Guru juga membuatkan rangkuman bacaan yang berisi materi sistem pencernaan
secara umum sehingga siswa dapat lebih memahami apa yang telah dipelajari. Untuk melihat keaktifan siswa dalam mem-preview,
membaca, me-reflect, me-recite, dan me-review apa yang mereka
pelajari. Guru menugaskan pada setiap dua siswa untuk mencari informasi bacaan terkait organ pencernaan dan penyakitnya, mereka
diminta untuk membuat pertanyaan serta merangkum apa yang mereka pelajari dari bacaan tersebut.
b. Penerapan Tindakan Guru melaksanakan RPP yang telah dirancang dan menanyakan
tujuan pembelajaran tahap ke-II pada siswa-siswi serta menegaskan kembali metode pembelajaran yang digunakan dalam belajar sehingga
siswa dapat memahami bagaimana menempatkan diri dalam kelas. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pemaparan
umum terkait organ pencernaan, proses pencernaan, dan penyakit pada organ pencernaan. Pembahasan ini bersifat ceramah dengan bantuan
gambar organ pencernaan yang diedarkan pada setiap siswa. Untuk meningkatkan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dalam
belajar, guru memberikan beberapa pertanyaan pada siswa mengenai bagian-bagian organ pencernaan berdasarkan gambar yang diberikan
tahap preview. Setelah guru memberikan penjelasan secara umum mengenai
organ pencernaan, proses pencernaan, dan penyakit pada organ pencernaan, siswa-siswi diminta untuk membaca LKS dan buku paket
yang mereka miliki tahap reading. Selanjutnya, siswa-siswi menyusun pertanyaan baru yang sangat ingin mereka ketahui dan
menjawab pertanyaan tersebut dengan mencari di buku yang mereka baca tahap questioning dan tahap reading. Untuk menghindari
pertanyaan yang sama dan persis dengan apa yang tertulis di buku,
siswa-siswi sewaktu menyusun pertanyaan diminta untuk menutup buku dan LKS IPA. Setelah itu siswa-siswi mencari jawaban dengan
membuka buku dan LKS IPA mereka kembali. Tahap reflect dilakukan dengan memberikan tugas pada siswa-
siswi untuk mengerjakan LKS III yang meminta siswa-siswi untuk mencari bahan dari internet. Setelah penugasan, siswa-siswi dibagikan
lembar kesimpulan dan refleksi pelajaran tahap recite. Rangkuman ini berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh siswa-siswi telah
memahami apa yang dipelajari. Guru memberikan pengarahan untuk merangkum pembelajaran dari awal hingga akhir dengan menjelaskan
ulang apa yang dipelajari tahap review. Sebagai tugas akhir, siswa-siswi secara mandiri diminta untuk
memberikan pertanyaan terkait bacaan yang diberikan sehingga mereka dapat membayangkan soal seperti apa yang akan dikeluarkan
dalam ulangan harian. c. Observasi dan Evaluasi
Pada siklus II, siswa-siswi lebih dapat mengontrol diri mereka dalam menjaga ketenangan kelas. Siswa-siswi juga tampak antusias
sewaktu diberikan gambar organ pencernaan. Hal ini terlihat sewaktu mereka memperoleh gambar tersebut mereka langsung membuka dan
mencari informasi mengenai gambar tersebut. Pembelajaran secara mandiri cukup membantu siswa-siswi membuat pertanyaan dengan
baik dan membantu mereka lebih bisa mengutarakan apa yang ingin mereka ketahui.
Penjelasan pengerjaan LKS III yang tidak dipahami dan didengar siswa-siswi cukup mempersulit guru dalam membuka
pembelajaran, hal tersebut dapat diatasi karena masih ada siswa-siswi yang mengerjakan tugas dengan baik dan mengumpulkan tugas. Pada
tahap ini guru meminta siswa-siswi untuk memberikan simpulan. Salah satu simpulan siswa ialah “saya senang karena dapat
mengetahui sistem pencernaan seperti organ pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.”
Proses pembelajaran pada siklus II tahap II cukup dipahami siswa-siswi karena materi yang dibahas terkait sesuatu yang ada pada
tubuh mereka. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap proses belajar dengan metode PQ4R, guru memberikan
angket pada siswa dan meminta mereka untuk mengisinya. Berdasarkan hasil kegiatan belajar keseluruhan yang diperoleh
dari sintesis lembar observasi pada siklus II 64 siswa telah menunjukkan perkembangan dalam aspek kognitif 5,6, afektif
17,6, psikomotik 24, dan kekritisan dalam berpikir 16,8. Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar dan
kekritisan siswa lebih baik dibandingkan dengan proses belajar pada siklus II. Perhitungan terdapat di lampiran
d. Refleksi Proses belajar pada anak dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar
pada anak. Faktor utama adalah faktor dalam diri anak yang mencapai 70. Maka dari itu untuk meningkatkan faktor dalam diri anak seperti
motivasi belajar, diperlukan pujian dan juga dorongan motivasi dari
seorang guru. Untuk itu guru berusaha memberikan pujian pada siswa yang memberikan pertanyaan dan jawaban dengan benar.
Proses penyampaian tugas yang terperinci dan pengingat mengenai tugas merupakan hal yang penting di kelas ini. Berdasarkan
hasil observasi dan analisa guru menemukan siswa-siswi tidak akan mengerjakan tugas jika tidak diingatkan terus menerus dan
diinformasikan dengan jelas. Hal ini dapat terjadi karena setelah bersekolah siswa-siswi
memiliki tugas lain
yang akhirnya menyebabkan mereka secara tidak langsung mengabaikan tugas yang
diberikan. e. Rencana Tindakan Ulang
Karena nilai yang diperoleh pada hasil post-test telah menunjukkan nilai yang memuaskan dibandingkan pada awal
kegiatan belajar mengajar sebelum siklus II, maka diputuskan tidak diadakan tindakan selanjutnya.