Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

(1)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA HIDUP RUKUN DI SEKOLAH UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

Dance Lasarus Mesah Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Oleh karena itu, pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua validator ahli LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas II sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 20 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, (3) rumusan petunjuk atau instruksi dalam LKS, (4) bahasa yang digunakan pada LKS, (5) LKS bernuansa aktif dan menyenangkan, (6) penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (7) LKS menyajikan komponen karakteristik terpadu, (8) perpindahan materi dalam LKS sesuai prinsip pembelajaran tematik, (9) LKS menyajikan gambar atau contoh yang kontekstual, (10) bentuk dan ukuran huruf dalam LKS bervariasi, (11) tampilan LKS, (12) LKS menyajikan kecerdasan eksistensial, (13) LKS menyajikan kecerdasan linguistik, (14) LKS menyajikan kecerdasan matematis-logis, (15) LKS menyajikan kecerdasan ruang/ visual, (16) LKS menyajikan kecerdasan kinestetik, (17) LKS menyajikan kecerdasan intrapersonal, (18) LKS menyajikan kecerdasan interpersonal, (19) LKS menyajikan kecerdasan musikal, dan (20) LKS menyajikan kecerdasan naturalis/ lingkungan. Hasil validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 4,20 (Baik) dan 4,15 (Baik). Validasi dari dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,40 (Sangat Baik) dan 3,85 (Baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rerata skor 4,15 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “Baik”. Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran.


(2)

BASED ON THE SUBTHEME “HIDUP RUKUN DI SEKOLAH” FOR THE SECOND (2nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Dance Lasarus Mesah Sanata Dharma University

2016

This research was done because the teacher still needs the worksheets multiple intelligences based. Therefore, the development of worksheets multiple intelligences based is still needed to meet the needs. The main objective of this research is to produce a product in the form of worksheets multiple intelligences to the subtheme of “Hidup Rukun di Sekolah” at the second grade of elementary school.

This is a kind of the development research. The worksheet multiple intelligences based is using a model of the research and the development by Borg and Gall and Sugiyono. The Development procedures used in the study includes five steps: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, and (5) design revision, which can produce the design of the final product in the form of worksheets multiple intelligences based for the second grade of elementary school students. The Instruments used in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to analyze the teachers’ needs at the second grade of Kalasan 1 Elementary School, while the questionnaire is used to validate the quality of worksheet of multiple intelligences based by the two experts multiple intelligences based and the two teachers of the second grade of elementary school.

The Validation based on the 20 aspects: (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) learning activities of worksheets eneables the indicators achievement/ learning objectives, (3) the formulation of guidance / worksheet’s instruction, (4) the use of the language in worksheet, (5) the nuance of student worksheet active and fun, (6) the use of the languages in accordance with the EYD, (7) student worksheet provided the characteristic components of an integrated, (8) change of the matter in student worksheet accordance to the principles of thematic learning, (9) student worksheet provided a picture or sample that is contextual, (10) the shape and size of the letters in student worksheet varies, (11) student worksheet’s display, (12) student worksheet provided an existential intelligences, (13) student worksheet provided an linguistic intelligences, (14) student worksheet provided an logical-mathematical intelligences, (15) student worksheet provided an spacial or visual intelligences, (16) student worksheet provided an kinesthetic intelligences, (17) student worksheet provided an intrapersonal intelligences, (18) student worksheet provided an intrepersonal intelligences, (19) student worksheet provided an musical intelligences, (20) student worksheet provided an naturalis intelligences. The results of the validation by the two experts multiple intelligences resulted in a score of 4,20 (good) and 4,15 (good). The Validation of second grade teachers resulted in a score of 4,40 (very good) and 3,85 (good). The worksheet multiple intelligences based resulted in a mean score of 4.15 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This shows the worksheet development multiple intelligences is feasible to use for testing in learning activities in the second grade of elementary school with revision of the idea.

Key words: Students worksheet, multiple intelligences based, subtheme Hidup Rukun di Sekolah.


(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dance Lasarus Mesah NIM: 121134267

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dance Lasarus Mesah NIM: 121134267

RINTISAN PROGRAM PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK: TUHAN YESUS KRISTUS

Yang selalu memberikan kekuatan, kecerdasan, rejeki, perlindungan, dan menuntun setiap langkah kehidupanku

Bapak dan ibuku tersayang

Bapak Yunus Mesah dan Almh. Ibu Victoria Mesah-Adu Yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa

Kakak dan adikku tercinta Wempi, Helda, Andi, Jeli, Vicjun dan Lifan Yang selalu menghibur saya dalam keadaan suka maupun duka

Tersayang Shinta, Seldi, Susi, Yantri, dan Heni yang sekarang maupun yang pernah menjadi penyemangat hati

Terima kasih atas bantuan, kasih sayang, perhatian, doa, motivasi, dan dukungannya

Sahabatku yang tersayang Wili, Ayu, Ester, Ida, Alvaro, Edo, Esan, Yaris, Renold, Nita, dan Nha

terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan

Teman-teman mahasiswa PPGT 1, 2, dan 3 terima kasih atas dukungan dan motivasinya

Para Pamong Asrama

Terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

Kupersembahkan karya ku untuk Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v MOTTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.

(Matius 21:22)

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 22 April 2016


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dance Lasarus Mesah

Nomor Mahasiswa : 121134267

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembagan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Hidup Rukun di Sekolah

Untuk Siswa Kelas Dua ( 2) Sekolah dasar

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta 22 April 2016

Yang menyatakan


(11)

viii

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA HIDUP RUKUN DI SEKOLAH UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

Dance Lasarus Mesah Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Oleh karena itu, pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas LKS berbasis kecerdasan ganda oleh dua validator ahli LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas II sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 20 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, (3) rumusan petunjuk atau instruksi dalam LKS, (4) bahasa yang digunakan pada LKS, (5) LKS bernuansa aktif dan menyenangkan, (6) penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, (7) LKS menyajikan komponen karakteristik terpadu, (8) perpindahan materi dalam LKS sesuai prinsip pembelajaran tematik, (9) LKS menyajikan gambar atau contoh yang kontekstual, (10) bentuk dan ukuran huruf dalam LKS bervariasi, (11) tampilan LKS, (12) LKS menyajikan kecerdasan eksistensial, (13) LKS menyajikan kecerdasan linguistik, (14) LKS menyajikan kecerdasan matematis-logis, (15) LKS menyajikan kecerdasan ruang/ visual, (16) LKS menyajikan kecerdasan kinestetik, (17) LKS menyajikan kecerdasan intrapersonal, (18) LKS menyajikan kecerdasan interpersonal, (19) LKS menyajikan kecerdasan musikal, dan (20) LKS menyajikan kecerdasan naturalis/ lingkungan. Hasil validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 4,20 (Baik) dan 4,15 (Baik). Validasi dari dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,40 (Sangat Baik) dan 3,85 (Baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rerata skor 4,15 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “Baik”. Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran.


(12)

ix

BASED ON THE SUBTHEME “HIDUP RUKUN DI SEKOLAH”

FOR THE SECOND (2nd) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Dance Lasarus Mesah

Sanata Dharma University 2016

This research was done because the teacher still needs the worksheets multiple intelligences based. Therefore, the development of worksheets multiple intelligences based is still needed to meet the needs. The main objective of this research is to produce a product in the form of worksheets multiple intelligences to the subtheme of “Hidup Rukun di Sekolah” at the second grade of elementary school.

This is a kind of the development research. The worksheet multiple intelligences based is using a model of the research and the development by Borg and Gall and Sugiyono. The Development procedures used in the study includes five steps: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, and (5) design revision, which can produce the design of the final product in the form of worksheets multiple intelligences based for the second grade of elementary school students. The Instruments used in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to analyze the teachers’ needs at the second grade of Kalasan 1 Elementary School, while the questionnaire is used to validate the quality of worksheet of multiple intelligences based by the two experts multiple intelligences based and the two teachers of the second grade of elementary school.

The Validation based on the 20 aspects: (1) the completeness of the worksheets’ elements, (2) learning activities of worksheets eneables the indicators achievement/ learning objectives, (3) the formulation of guidance / worksheet’s instruction, (4) the use of the language in worksheet, (5) the nuance of student worksheet active and fun, (6) the use of the languages in accordance with the EYD, (7) student worksheet provided the characteristic components of an integrated, (8) change of the matter in student worksheet accordance to the principles of thematic learning, (9) student worksheet provided a picture or sample that is contextual, (10) the shape and size of the letters in student worksheet varies, (11) student worksheet’s display, (12) student worksheet provided an existential intelligences, (13) student worksheet provided an linguistic intelligences, (14) student worksheet provided an logical-mathematical intelligences, (15) student worksheet provided an spacial or visual intelligences, (16) student worksheet provided an kinesthetic intelligences, (17) student worksheet provided an intrapersonal intelligences, (18) student worksheet provided an intrepersonal intelligences, (19) student worksheet provided an musical intelligences, (20) student worksheet provided an naturalis intelligences. The results of the validation by the two experts multiple intelligences resulted in a score of 4,20 (good) and 4,15 (good). The Validation of second grade teachers resulted in a score of 4,40 (very good) and 3,85 (good). The worksheet multiple intelligences based resulted in a mean score of 4.15 out of range of scores 1-5 and are included in the category of "good". This shows the worksheet development multiple intelligences is feasible to use for testing in learning activities in the second grade of elementary school with revision of the idea.

Key words: Students worksheet, multiple intelligences based, subtheme Hidup Rukun di Sekolah.


(13)

x

memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Hidup Rukun di Sekolah Untuk Siswa Kelas II

Sekolah Dasar, dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen PPGT dan Staf PGSD yang telah melayani penulis dengan baik. 5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku validator Ahli lembar kerja siswa (LKS)

berbasis kecerdasan ganda yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Ahli lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Sarjono, S.Pd,.SD selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah mengizinkan penulis melakukan analisis kebutuhan untuk penelitian ini.


(14)

xi

9. Catur Eni Rahayu, S.Pd., SD. selaku guru kelas IIB SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10. Bapak Yunus Mesah dan Ibunda tercinta Almh. Victoria Mesah-Adu yang setia memberikan doa dukungan dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Kakak dan adikku tercinta, Wempi, Helda, Andi, Jeli, Vicjun, Lifan yang setia

memberikan doa, dukungan dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga besar Mesah, Adu, dan Pandie yang setia memberikan doa, dukungan

dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Tersayang Shinta, Seldi, Yantri, Susi, dan Heni yang sekarang maupun perna setia memberikan doa, dukungan dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Sahabat tercinta, Wili, Ayu, Ida, Ester, Edo, Esan, Yaris, Renold, Nita dan Nha

yang setia memberikan doa, dukungan dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman mahasiswa PPGT angkatan 2012 sebanyak 35 orang yang telah berjuang bersama-sama dengan peneliti.

16. Semua pamong di Sanata Dharma Student Residence yang telah mendukung dan memberikan motivasi.

17. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 22 April 2016 Penulis


(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Batasan Istilah ...6

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...7

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ...9

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...9

a. Pengertian LKS ...9

b. Fungsi, Tujuan dan Manfaat LKS ...11

c. Karakteristik LKS ...12

d. Jenis-jenis LKS ...13

e. Langkah-langkah LKS ...15

f. Keunggulan LKS ...19


(16)

xiii

B. Penelitian Yang Relevan ...30

C. Kerangka Berpikir ...33

D. Pertanyaan Penelitian ...34

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...36

B. Prosedur Pengembangan ...36

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...42

D. Validasi Ahli Media LKS ...42

E. Validasi Guru Kelas II Sekolah Dasar...43

F. Teknik Pengumpulan Data ...43

G. Instrumen Penelitian ...43

H. Teknik Analisis Data ...47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ...52

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...52

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...55

B. Deskripsi Produk Awal...56

C. Data Hasil Validasi Pakar LKS Berbasis Kecerdasan Ganda dan Revisi Produk ....57

D. Data Hasil Validasi Ahli LKS Guru SD dan Revisi Produk ...59

E. Kajian Produk Awal dan Pembahasan ...60

1. Kajian Produk Awal ...61

2. Pembahasan ...61

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ...64

B. Keterbatasan Penelitian ...65

C. Saran ...66

DAFTAR REFERENSI ...67

LAMPIRAN ...69


(17)

xiv

Tabel 2. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ...43

Tabel 3. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi LKS ...44

Tabel 4. Kriteria Kelayakan ...45

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ...47

Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima ...50

Tabel 7. Komentar Guru Kelas II SD dan Revisi ...58


(18)

xv

Bagan 1. Langkah-langkah Penyusun LKS ...19 Bagan 2. Kerangka Berpikir ...34 Bagan 3. Langkah-langkah Pengembangan LKS ...37


(19)

xvi

Lampiran 1. Surat Izin Wawancara ...70

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ...71

Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ...72

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...73

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli LKS Berbasis Kecerdasan Ganda ...75

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas II SD ...81

Lampiran 7 Silabus Pembelajaran Tematik SD ...87

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (Pembelajaran 1-6) ...116


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu komponen yang berperan penting dalam pendidikan nasional adalah kurikulum.

Widyastono (2014:9) mengatakan bahwa Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang menentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan tentang isi dan rumusan kegiatan belajar, yang akan membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta nilai-nilai kehidupan. Kurikulum mempunyai peran yang sangat penting dalam memajukan pendidikan di Negara manapun termasuk di Indonesia, sehingga bukan hal baru jika pemerintah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik dengan pergantian kurikulum.


(21)

Yani (2014:30) mengatakan bahwa kurikulum dan proses pembelajaran adalah dua muka mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak bermakna apapun jika tidak dilaksanakan proses pembelajarannya dan sebaliknya tidak akan dikatakan sebagai proses pembelajaran yang terencana tanpa ada kurikulumnya. Pembelajaran adalah implementasi dari kurikulum. Kurikulum adalah pedoman untuk memberi arah dan tujuan pendidikan, berisi materi yang akan diberikan, sedangkan pembelajaran adalah bentuk tindakan untuk mewujudkan cita-cita kurikulum. Upaya pemerintah untuk menyukseskan pendidikan yaitu dengan menghadirkan kurikulum baru. Kurikulum sering berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan tentu setiap perubahan ke arah yang lebih baik. Kurikulum yang berlaku sekarang ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 disusun sedemikian rupa sehingga dapat membantu melahirkan generasi-generasi penerus yang siap bersaing di era globalisasi pada masa kini. Kurikulum 2013 disusun dengan berbagai kecerdasan yang dapat membantu peserta didik untuk memahami dan mengembangkan pengetahuannya. Salah satu alat yang digunakan dalam kurikulum adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).

Majid (2009:176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. LKS merupakan alat yang digunakan oleh guru untuk memberikan tugas kepada


(22)

siswa. LKS yang baik akan memuat berbagai kecerdasan didalamnya, sehingga dapat mengembangkan pengetahuan anak didik.

Ula (2013:81-82) mengatakan bahwa kata intelegensi sering dimaknai dengan kecerdasan, kemampuan, atau bahkan keahlian. Ketika ada pernyataan yang menyatakan inteligensi seseorang maka yang dimaksud adalah kecerdasan, kemampuan, atau keahlian yang dimiliki seseorang. Pada umumnya ada sembilan macam kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yaitu: verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, berirama-musik, jasmaniah-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalistik, dan eksitensial. Setiap orang dilahirkan dengan kecerdasan yang masih bersifat minim dan akan mengalami perubahan berdasarkan perkembangan atau pertumbuhan dalam kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SDN Kalasan 1 terkait penggunaan LKS berbasis kecerdasan ganda dengan ibu C (wali kelas IIB) pada hari Selasa, beliau sering menggunakan LKS yang sudah ada dalam buku cetak dalam pembelajaran. LKS yang ibu C gunakan masih ada yang menyimpang jauh dari materi yang ajarkan dan ada yang tidak sesuai sehingga siswa kurang memahaminya. Untuk mengatasi permasalahan itu Ibu C sering membuat LKS sendiri dengan menggunakan beberapa sumber seperti CBE (cara belajar efektif), Lantip dan Cemara. Walaupun ada beberapa sumber yang ibu C gunakan, tetapi beliau masih mengalami kesulitan karena beliau merasa bahwa sumber yang digunakan belum cukup. Terkait dengan LKS berbasis kecerdan ganda, beliau belum memahaminya


(23)

dengan dengan baik. Ketika ditanya mengenai 9 kecerdasan, ibu C hanya memahami sebagian saja yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional. Beliau juga menyadari bahwa semua keceerdasan itu sangat baik sehingga perlu dikembangkan dan LKS yang dibuat harus memuat kecerdasan-kecerdasan yang ada. Ibu C sangat berharap ada pelatihan-pelatihan tentang pembuatan LKS berbasis kecerdasan ganda sehingga dapat memahami LKS yang baik dan benar seperti yang diharapkan pada masa kini.

Melihat dari permasalahan dan kelemahan-kelemahan yang ada, peneliti ingin mengatasinya dengan mengembangkan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II. Peneliti sangat berharap dengan adanya pengembangan ini, masalah yang ada dapat diatasi atau diselesaikan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berikut ini merupakan rumusan masalah yang diambil dari latar belakang: 1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan lembar kerja siswa (LKS)

berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada subtema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada subtema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar?


(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui langkah pengembangan produk berupa lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada subtema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada subtema Hidup rukun di Sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar

D. Manfaat Penelitian

Berikut ini ada beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R&D) khususnya pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada sub tema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

2. Bagi guru

Guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R&D), dan memperoleh contoh lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada sub tema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar


(25)

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat memperoleh contoh perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan bahan bacaan tambahan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada sub tema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

4. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda mengacu kurikulum 2013 pada sub tema Hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

E. Batasan Istilah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini:

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai

2. Kecerdasan ganda (multiple intelligencess) merupakan berbagai keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dan ada sembilan macam kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang meliputi: Inteligensi Lingustik, Inteligensi


(26)

matematis-Logis, Intelegensi Ruang-Visual, Intelegensi Kinestik-Badani, Inteligensi Musikal, Intelegensi Interpersonal, Inteligensi Intrapersonal, Inteligensi Naturalistik, Inteligensi Eksitensial.

F. Spesifikasi produk yang dikembangkan

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1. Produk yang dikembangkan berupa lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda

2. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda diterapkan pada SD yang sudah menggunakan Kurikulum 2013.

3. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda untuk pembelajaran pada kelas II subtema Hidup Rukun di Sekolah.

4. Komponen LKS disusun dengan lengkap, dengan mencakup: a. Identitas LKS yang terdiri dari:

1) Satuan pendidikan. 2) Kelas/ Semester. 3) Tema/ Subtema. 4) Muatan pembelajaran. 5) Pembelajaran keberapa. b. Petunjuk umum.


(27)

d. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah-langkah kerja.

e. Refleksi.

5. LKS disusun dengan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

6. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran. 7. LKS disusun dapat memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menalar

(proses berpikir logis dan sistematis).

8. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran.

9. LKS disusun dengan tampilan menarik dan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif serta menyenangkan.


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS

Majid (2009:176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat rangkuman yang selanjutnya dipresentasikan, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga bawang merah dan bawang putih dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat atau dapat berupa menyelesaikan suatu permasalahan.

Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi, dari kedua pendapat ahli di atas, ditemukan kesamaan bahwa lembar kerja siswa merupakan


(29)

lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Trianto (2010:212) mengatakan bahwa “lembar kegiatan siswa merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk

melakukan kegiatan terprogram”. Depdikbud dalam Trianto

(2010:212) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa secara aktif. Kegiatan yang diberikan dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan.

Belawati (2003:322) mengemukakan bahwa LKS bukan merupakan “Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi Lembar Kerja Siswa”. LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, dalam LKS, siswa dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa.


(30)

b. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat LKS dalam Pembelajaran Tematik

Andriani Durri dalam Prastowo (2014:270) menyebutkan bahwa Lembar Kerja Siswa memiliki fungsi, tujuan, dan manfaat yang berbeda-beda selama pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan fungsi, tujuan, dan manfaat dari adanya Lembar Kerja Siswa

1) Fungsi Lembar Kerja Siswa

a) LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa.

b) LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.

c) LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih.

d) LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 2) Tujuan Penggunaan Lembar Kerja Siswa

a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.

c) Melatih kemandirian belajar siswa.

d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.


(31)

a) Guru mendapat kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat di dalam materi yang dibahas.

b) Siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari berdasarkan panduan yang ada dalam LKS

c. Karakteristik LKS

Trianto (2010:212) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua karakteristik, yaitu 1) lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalam suatu tema, dan lembar kegiatan ini tidak terstruktur; 2) lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kegiatannya terstruktur. Dalam menyusun lembar kegiatan siswa, ada beberapa kriteria yang harus ditentukan yaitu 1) mengacu pada kurikulum; 2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja; 3) bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh peserta didik; dan 4) tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.

Ibrahim dalam Trianto (2010:213) mengungkapkan bahwa dalam mengembangkan lembar kegiatan, siswa harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: persyaratan pedagogik, persyaratan konstruksi, dan teknis. Maksud dari persyaratan pedagogik adalah lembar kegiatan siswa yang dibuat harus berdasarkan asas-asas


(32)

pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu. Maksud dari persyaratan konstruksi adalah dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa, harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami yang sesuai dengan usianya, menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan pendek, serta jelas. Selain itu, harus memiliki tujuan belajar jelas, memiliki identitas untuk memudahkan mengadministrasinya. Maksud dari persyaratan teknis adalah dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa, harus mencakup tulisan, gambar, dan tampilan.

d. Jenis-jenis LKS

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Prastowo (2012:208) mengemukakan ada 5 jenis LKS yaitu sebagai berikut: 1) LKS yang Penemuan (Membuat Siswa Menemukan Suatu

Konsep)

Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu karakteristik pembelajaran tematik. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah


(33)

pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

2) LKS yang Aplikatif-Integratif (Membuat Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)

Di dalam suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video, kemudian meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa dilatih untuk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa.

3) LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun Belajar)

LKS ini berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat pada buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. Selain itu, LKS ini juga berguna untuk keperluan remediasi.


(34)

4) LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan)

LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapaan materi pembelajaran yang di dalam buku pelajaran. Selain itu, LKS ini juga berguna sebagai pengayaan.

5) LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum) LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) LKS.

Berdasarkan jenis-jenis yang ada di atas, peneliti ingin mengembangkan jenis LKS penemuan (membuat siswa menemukan suatu konsep). Peneliti setuju dengan LKS jenis ini karena sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya.

e. Langkah-langkah LKS

Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2008:23) mengemukakan bahwa keberadaan LKS


(35)

yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua siswa, karena LKS ini akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berikut ini adalah empat langkah penyusunan LKS.

1. Lakukanlah Analisis Kurikulum Tematik

Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi langkah analisisnya, dilakukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar, serta pokok bahasan yang akan diajarkan. Kemudian setelah itu, kita harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendaknya dicapai siswa.

2. Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa untuk melihat sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Sekuensi LKS ini sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan materi.


(36)

Perlu diketahui bahwa judul LKS tematik ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran di SD/MI.

4. Penulisan LKS

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: pertama, merumuskan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian kita dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Dengan demikian, guru dapat menilainya melalui proses dan hasilnya. Ketiga, menyusun materi. Untuk penyusunan materi LKS, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari b) Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian c) supaya pemahaman


(37)

siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja di dalam LKS kita tunjukkan referensi yang digunakan agar siswa bisa membacanya lebih jauh tentang materi tersebut d) Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya.

Keempat, perhatikan struktur LKS. Ini merupakan langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan struktur LKS. Kita harus memahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian. Keempat langkah penyususnan LKS tersebut jika digambarkan dalam sebuah baganakan muncul seperti pada gambar 1 dibawah ini.


(38)

Gambar 1. Langkah-langkah Penyusun LKS

f. Keunggulan dan kelemahan LKS

Lismawati (2010:40) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahannya adalah sebagai berikut.

1. Keunggulan Lembar Kerja Siswa

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul-judul LKS Analisis Kurikulum

Menulis LKS

Merumuskan Kompetensi Dasar

Menentukan Alat Penilaian

Menyusun Materi


(39)

dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis, lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2. Kelemahan Lembar Kerja Siswa

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu. b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang

diajukan

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.


(40)

2. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligencess) a. Pengertian Kecerdasan Ganda

Ula (2013:81-82) mengatakan bahwa kata intelegensi sering dimaknai dengan kecerdasan, kemampuan, atau bahkan keahlian. Ketika ada pernyataan yang menyatakan inteligensi seseorang maka yang dimaksud adalah kecerdasan, kemampuan, atau keahlian yang dimiliki seseorang. Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Ula (2013:81), inteligensi berarti tingkat kepandaian atau kecerdasan. Sementara dalam Kamus Ilmiah Populer dalam Ula (2013:81) intelegensi adalah kecerdasan, ketajaman pikiran. Pakar psikologi perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Educaton, Hardvard University, Amerika Serikat, Howard Gardner memiliki definisi tersendiri tentang intelegensi. Menurutnya, intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting bermacam-macam dan dalam situasi nyata.

Thobroni (2015:196) mengatakan bahwa kecerdasan ganda/ jamak/ majemuk (multiple intelligences) merupakan kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Kecerdasan (intelligence) merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting


(41)

bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Gardner dalam Suparno, 2004:17).

Multiple Intelligences di Indonesia diartikan dengan inteligensi ganda atau kecerdasan majemuk. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Howard Gardner menemukan bahwa setiap manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan yang dapat ditumbuhkembangkan. Bagi Gardner, tes IQ tidak cukup membuktikan seberapa tinggi tingkat inteligensi yang dimiliki seseorang. Hal ini karena, menurut Gardner, jenis inteligensi setiap manusia beragam. Jadi, sangat tidak cocok jika diuji hanya dengan tes tulis semata. Sementara tes IQ yang dipakai selama ini hanya menekankan pada kemampuan matematis-logis saja (Ula 2013:87).

b. Macam-macam Kecerdasan Ganda

Berikut ini ada sembilan macam intelegensi menurut (Ula,2013: 88-100) yaitu:

1) Inteligensi Linguistik

Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif, baik secara oral maupun tertulis. Inteligensi linguistik berhubungan erat dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang sastrawan,


(42)

pencipta puisi, penulis, jurnalis, editor, orator dramawan maupun pemain sandiwara, guru, pengacara, pelatih atau mentor.

Komponen lain dari inteligensi linguistik adalah memori lisan (verbal memory). Bagi orang yang kuat memori lisannya, gagasan mengalir dengan konstan. Pada umumnya, jenis kemampuan yang banyak dimiliki oleh orang yang menonjol dalam inteligensi linguistik, antara lain:

a) Mengerti urutan dari kata-kata (sensitivitas pada suatu bahasa) b) Mampu berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui bahasa c) Menjelaskan, bercerita, mengajar, berdebat

d) Humor

e) Mengingat dan menghafal f) Analisis linguistik

g) Menulis dan berbicara

h) Main drama, berpuisi, berpidato i) Mahir dalam perbendaharaan kata

2) Inteligensi matematis-Logis

Bentuk lain dari inteligensi manusia adalah intelegensi matematis-logis atau kecerdasan logika-matematika. Kecerdasan logika-matematika ini meliputi keterampilan berhitung dan berpikir logis serta keterampilan pemecahan masalah. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang matematikawan, logikus, saintis,


(43)

akuntan, ahli sipil, dan ilmuwan. Orang-orang yang memiliki inteligensi matematis-logis akan sangat mudah klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Pada umumnya orang yang menonjol inteligensi matematis-logisnya berkemampuan dalam:

a) Logika tau berpikir logis b) Reasoning, pola sebab akibat c) Klasifikasi dan kategorisasi d) Abstraksi dan simbolisasi e) Pemikiran induktif dan deduktif

f) Menghitung dan bermain angka, estimasi, dan analisis jumlah g) Pemikiran ilmiah

h) Problem solving

3) Inteligensi Ruang-visual

Inteligensi ruang-visual ini mencakup berpikir dalam gambar, kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Bagi Howard Gardner, inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Inteligensi jenis ini banyak dimiliki oleh arsitek, fotografer, mekanik, navigator,

decorator, pilot, atau pemburu. Secara umum, orang yang memiliki inteligensi ruang visual yang tinggi juga memiliki kemampuan:


(44)

a) Mengenal relasi benda-benda dalam ruang dengan tepat b) Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut c) Representasi grafik

d) Manipulasi gambar atau menggambar e) Mudah menemukan jalan dalam ruang f) Imajinasi tinggi

g) Peka terhadap garis, warna, dan bentuk

4) Inteligensi kinestik-Badani

Inteligensi kinestik-badani merupakan intelegensi fisik. Menurut Howard Gardner, intelegensi badani adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Intelegensi kinestik ini menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara, baik untuk ekspresi gerak (tarian, acting) maupun aktivitas bertujuan (atletik). Inteligensi badani ini banyak dimiliki oleh atlet, penari, pemahat, actor, ahli bedah, dan penerjemah bahasa gerak tubuh. Orang-orang dengan inteligensi kinestik-badani yang menonjol akan mudah mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Apa yang mereka pikir dan rasakan, dapat dengan mudah mereka ungkapkan melalui gerak tubuh mereka. Biasanya orang yang menonjol pada intelegensi kinestik-badani ini berkemampuan untuk:


(45)

a) Berekspresi dengan tubuh

b) Mengaitkan pikiran dengan tubuh c) Bermain mimik

d) Main drama atau main peran

e) Olahraga, menari, dan aktif bergerak

f) Koordinasi dan fleksibilitas tubh yang tinggi

g) Mengontrol sebagian atau keseluruhan anggota tubuh

5) Inteligensi Musikal

Inteligensi yang muncul lebih awal pada manusia dibanding inteligensi lain adalah bakat musik. Intelegensi musikal meliputi kepekaan terhadap tanda nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Howard Gardner mendifinisikan intelegensi musical sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengepresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik serta suara, seperti kepekaan terhadap ritme, melodi dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi dan mencipta lagu, bahkan kemampuan untuk menikmati lagu, musik serta nyanyian. Pada umumnya, orang dengan inteligensi musikal yang mumpuni akan berkemampuan dalam:


(46)

b) Mencipta melodi

c) Menyanyi dan pentas musik d) Mencipta musik

e) Memainkan alat musik

f) Mengetahui struktur musik dengan baik g) Peka terhadap suara dan musik

h) Peka dengan intonasi dan ritmik

6) Inteligensi Interpersonal

Inteligensi interpersonal sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Howard Gardner menjelaskan, inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, watak, perangai, intensi, motivasi dan temperamen orang lain. Inteligensi interpersonal ini banyak dimiliki oleh para komunikator, fasilitator, penggerak massa, politikus, terapis, pendidik atau trainer, konselor, diplomat, konsultan manajemen, dan negosiator. Inteligensi interpersonal mendororng keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Secara umum, orang yang menonjol pada intelegensi interpersonal juga memiliki kemampuan dalam:

a) Bekerja sama dengan teman

b) Mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi teman c) Berkomunikasi verbal dan nonverbal


(47)

d) Berempati dan peka terhadap teman

e) Memberikan feedback

f) Menganalisis kondisi sosial atau orang lain

7) Inteligensi Intrapersonal

Inteligensi intrapersonal atau yang bisa juga disebut dengan inteligensi intrapribadi adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Kecerdasan dan kemampuan untuk mengerti diri sendiri, apa yang terbaik yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari serta apa saja yang dapat meningkatkan kemampuan diri. Inteligensi intrapersonal lebih dominan dimiliki oleh filsuf, sastrawan, motivator, psikolog, dan musisi. Orang dengan inteligensi intrapribadi tinggi dapat dengan mudah dapat mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi serta menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Orang yang inteligensi intrapersonal yang menonjol juga akan berkemampuan dalam:

a) Berkonsentrasi

b) Reflektif dan bekerja mandiri c) Keseimbangan diri

d) Kesadaran dan realitas spiritual e) Pengenalan diri yang dalam


(48)

g) Membentuk model mentalnya sendiri

h) Melibatkan gambaran model diri untuk mengambil keputusan terhadap tindakan

i) Mengartikan pemahaman melalui beragam ekspresi (menulis puisi, menggambar)

8) Inteligensi Naturalistik

Inteligensi naturalistik merupakan keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang yang tergolong memiliki kecerdasan ini. Terkait inteligensi naturalistik ini, ada beberapa kelompok ahli yang merasa bahwa intelegensi jenis ini sudah termasuk dalam intelegensi matematis-logis. Namun, Howard Gardner berpendapat bahwa inteligensi jenis ini berbeda dengan intelegensi matematis-logis. Untuk itulah, intelegensi naturalistik ini masih dalam taraf penelitian lebih lanjut. Secara umum orang dengan intelegensi naturalistik yang menonjol memiliki kemampuan untuk:

a) Mengenal flora dan fauna

b) Mengklasifikasi dan identifikasi tumbuh-tumbuhan dan binatang c) Menyukai alam dan hidup di luar rumah


(49)

9) Inteligensi Eksitensial

Inteligensi eksitensial berhubungan dengan kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam terkait eksitensi manusia. Intelegensi jenis ini tampak pada para filsuf, terlebih filsuf eksitensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksitensi hidup manusia. Pada umumnya, orang yang menonjol eksitensialnya juga berkemampuan untuk:

a) Peka dalam menjawab persoalan eksitensi diri atau manusia b) Melakukan refleksi diri

c) Kontemplasi diri

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda belum tersedia sumber yang relevan dengan penelitian ini sehingga peneliti mencoba menggunakan beberapa sumber lain yang hampir sama dengan penelitian pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda. Berikut ini ada dua penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan LKS berbasisi kecerdasan ganda:

Penelitian pertama berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vll di Mts Madinatunnajah Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon” penelitian ini dilakukan oleh Aini


(50)

(2013), mahasiswa Universitas Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Cirebon. Penelitian ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu strategi belajar yang relevan dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui penerapan strategi pembelajaran berbasis

multiple intelegences dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII pada sub pokok kegiatan ekonomi masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas terdiri dari pra siklus dan 3 siklus dengan subjek penelitian siswa kelas VII di MTs Madinatunnajah Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon yang berjumlah 24 siswa. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1). Penerapan strategi pembelajaran berbasis

multiple intelegences dapat dikategorikan baik dengan presentase 49,17% siswa menyatakan setuju. (2). Aktivitas siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I diperoleh rata-rata 64%, siklus II 74%, dan siklus III diperoleh rata-rata 86%. (3). Hasil penelitian pada Pra siklus rata-rata kelas 55,41%, dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 29,16%, pada siklus I rata-rata 65,41% dengan persentase ketuntasan belajar 41,66%. Pada siklus II rata-rata 72,29% dengan ketuntasan belajar 70,83%, dan pada siklus III rata-rata 80% dengan ketuntasan belajar sebesar 87,5%. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelegences dapat meningkatkan aktivitas dan


(51)

hasil belajar siswa kelas VII MTs Madinatunnajah Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

Penelitian kedua berupa jurnal yang dilakukan oleh Septiani, Ridlo, Setiati (2013) berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis

Multiple Intelligences Pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan”. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan serta mengukur keefektifan LKS dalam pembelajaran. Penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development) dimodifikasi dari Sugiyono (2010) berdasarkan hasil identifikasi kecerdasan siswa dan analisis kebutuhan bahan ajar. Hasil validasi LKS dianalisis dengan deskriptif persentase. Uji coba skala kecil dilakukan terhadap 1 guru dan 12 siswa untuk menilai keterbacaan LKS. Uji coba skala besar dilakukan terhadap 1 guru dan 36 siswa untuk mengukur efektivitas LKS dalam pembelajaran. Hasil pengembangan LKS berbasis

multiple intelligences aspek kelayakan materi memperoleh skor 96,87% dan kelayakan media 89,56% dengan kategori sangat layak. Nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari pretest ke posttest dengan kategori sedang. Ketuntasan klasikal siswa mencapai 88,89%. Penggunaan lembar kerja siswa dalam pembelajaran memperoleh tanggapan sangat baik dari guru dan siswa dengan persentase 100% dan 88,69%. Pengembangan lembar kerja siswa berbasis multiple


(52)

intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan layak dan efektif diterapkan dalam pembelajaran.

Berdasarkan paparan kedua hasil penelitian tersebut maka pengembangan lembar kerja siswa yang akan peneliti lakukan memiliki perbedaan dan diperluas sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka pikir tentang pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema hidup rukun di sekolah mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Berdasarkan perubahan kurikulum diharapkan dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran. Tentu hal ini harus didukung dengan ketersediaan LKS yang layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, guru menyadari kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengembangkan LKS berbasis kecerdasan ganda, yaitu kurangnya wawasan terkait dengan kecerdasan ganda, ketersediaan sumber belajar yang masih minim, sarana dan prasarana yang belum memadai. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa guru sangat memerlukan contoh pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda. Berdasarkan permasalahan tersebut solusi yang diberikan peneliti berupa “Pengembangan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema


(53)

Guru belum paham

LKS tidak sesuai dengan materi yang diajarkan

Tidak semua jenis kecerdasan ganda dapat diterapkan secara utuh dalam kegiatan

pembelajaran

Pengembangan LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk Siswa Kelas II

Sekolah Dasar Kecerdasan

Ganda

Hidup Rukun di Sekolah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”. Berikut ini akan digambarkan bagan kerangka berpikir.

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

D. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut

Linguistik Matematika Visual-spasial Kinestik Musik Interpersonal Intrapersonal Naturalis Eksitensial


(54)

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan produk berupa lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda subtema pada Subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk siswa kelas II SD?

2. Bagaimana kualitas produk lembar kerja siswa pada Subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk siswa kelas II SD?


(55)

36

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis/ metode penelitian pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014: 407). Pada penelitian ini peneliti hanya sampai pada lima tahap, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, dan revisi desain. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu dan tenaga yang dimiliki peneliti yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk final berupa pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda (multiple intelligences). Prosedur pengembangan penelitian ini akan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil perpaduan antara model pengembangan Kemp dan langkah-langkah pengembangan Borg and Gall.

Prosedur pengembangan tersebut terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi hasil uji coba produk awal, (6) uji coba produk yang telah


(56)

disempurnakan, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba yang telah disempurnakan, (8) uji coba produk yang telah disempurnakan (9) penyempurnaan produk akhir, (10) desimenasi serta implementasi. Revisi desain sampai menghasilkan desain produk pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda (multiple intelligences) pada subtema Hidup Rukun di Sekolah Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan pada bagan di bawah ini.


(57)

Bagan 2. Langkah-langkah Pengembangan LKS LANGKAH 1

Potensi dan Masalah

Analisis

Kebutuhan Wawancara

LANGKAH 2 Pengumpulan Data Hasil wawancara Kajian Dokumen LANGKAH 3 Desain Produk (LKS) Tema Menyusun Peta Kebutuhan Sumber belajar Menyususn Materi Memerhatikan

Struktur Bahan Ajar

Menentukan Alat Penilaian Menentukan Pokok Bahasan Menentukan judul LKS Memetakan KD dan Indikator antar Mata Pelajaran LANGKAH 4

Validasi Pakar LKS Berbasis Kecerdasan Ganda Evaluasi Formatif LANGKAH 5

Revisi Desain

Hasil Validasi Ahli Media LKS LANGKAH 1

Potensi dan Masalah

Analisis Kebutuhan


(58)

Langkah 1 : potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung pada hari Selasa, 28 Juli 2015 pukul 09.30 di SD Negeri Kalasan 1 dengan ibu C selaku wali kelas II B. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut pemahaman guru dalam mengembangkan Lembar kerja Siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda yang akan dikembangkan, disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar subtema lingkungan sekolahku.

Langkah 2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada guru. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan LKS berbasis kecerdasan ganda (multiple intelligences) adalah dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.


(59)

Langkah 3. Desain Produk

Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal pengembangan LKS. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema yaitu “Hidup Rukun”, kemudian menentukan subtema yaitu “Hidup Rukun di Sekolah”. Setelah memilih tema dan subtema, peneliti menyusun peta kebutuhan LKS. Peta ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa untuk melihat sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Setelah menyusun peta kebutuhan LKS, peneliti menentukan judul LKS. Judul LKS ditentukan atas dasar tema dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran. Setelah judul LKS ditentukan, maka mulailah menulis LKS. Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan, yaitu sebagai berikut. Pertama, merumuskan indikator dan/atau pengalaman belajar antarmata pelajaran dari tema sentral yang telah disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian kita dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan penilaian autentik. Dengan demikian, guru dapat menilainya melalui proses dan hasilnya. Ketiga, menyusun materi.

Setelah semuanya sudah dikerjakan, maka perlu adanya perhatian terhadap struktur LKS. Ini merupakan langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan struktur LKS. Kita harus memahami


(60)

bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.

Langkah 4. Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda (multiple intelligences). Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh empat validator ahli yang kompeten. Validator ahli tersebut terdiri dari dua dosen dan dua guru kelas II SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap produk LKS.

Langkah 5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan, setelah mendapatkan kritik dan saran dari dua dosen dan dua guru Kelas II SD. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil revisi validasi pakar. Revisi tersebut dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final LKS berbasis kecerdasan ganda untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.


(61)

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Bulan J uli Ag us tus Septe mb er O ktob er N ovem be r De se m b er Janu ari F ebrua ri Mar et

1 Potensi dan masalah 2 Pengumpulan data 3 Menentukan tema 4 Menentukan KI-KD dan

subtema

5 Merumuskan indikator dan tujuan

6 Menyusun silabus dan RPPTH

7

Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi 8 Menyusun LKS 9 Validasi produk

10 Analisis data validasi ahli 11 Revisi produk

12 Pembuatan artikel ilmiah

D. Validasi Ahli Media LKS

Untuk menghasilkan produk LKS berbasis kecerdasan ganda yang layak, maka validasi dilakukan oleh pakar LKS berbasis kecerdasan ganda yang terdiri dari dua validator ahli. Validator memberikan komentar dan saran pada LKS yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan revisi LKS menggunakan pendekatan saintifik yang lebih baik.


(62)

E. Validasi Guru SD Kelas II

Selain melakukan validasi dengan dua ahli media LKS, peneliti juga melakukan validasi kepada dua guru SD Kelas II. Validasi guru bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kesesuaian LKS yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas II. Komentar dan saran yang diberikan guru dapat dijadikan acuan untuk merevisi LKS yang lebih baik.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru C. kelas IIB SD Negeri Kalasan 1 dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru akan lembar kerja siswa berbasis kecerdasan ganda (multiple intelligences). Selain itu, peneliti juga menggunakan kuesioner untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas produk yang telah dibuat.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk mengetahui kebutuhan terhadap pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Lembar kuesioner berisi pernyataan-pernyataan terkait dengan


(63)

pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh validator ahli dan dua guru kelas II Sekolah Dasar. Hasil validasi melalui kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas pengembangan LKS yang dibuat.

Panduan wawancara dan lembar kuesioner instrumen validasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan

No Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan 1. Pernahkan Bapak/ Ibu menggunakan

LKS dalam proses pembelajaran? 2. Apa jenis LKS yang digunakan oleh

Bapak/ Ibu?

3. Seberapa penting penggunaan LKS dalam proses pembelajaran?

4. Seberapa seringkah Bapak/ Ibu menggunakan media LKS dalam proses pembelajaran?

5. Apakah LKS yang Bapak/ Ibu gunakan merupakan buatan sendiri atau menggunakan LKS yang sudah ada? 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi

Bapak/ Ibu sehingga membuat LKS sendiri?

7. Darimana sumber LKS yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran? 8. Sejauh mana pemahaman Bapak/ Ibu terhadap komponen-komponen yang harus ada dalam LKS?

9. Apakah Bapak/ Ibu sudah mengenal konsep Kecerdasan Ganda?

10. Sejauh mana pemahaman Bapk/ Ibu terkait Kecerdasan Ganda?

11. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu tentang trend pembelajaran masa kini yang mengakomodasikan sembilan kecerdasan ganda?

12. Apakah LKS yang selama ini digunakan dalam proses pembelajaran


(64)

sudah mengakomodasi sembilan kecerdasan ganda?

13. Kecerdasan mana yang dominan direalisasikan dalam LKS?

14. Apakah ada kesulitan untuk mengembangan sembilan kecerdasan ganda yang belum terealisasikan dalamkegiatan pembelajaran?

Tabel 3. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa

NO ASPEK YANG DINILAI

HASIL PENELAAHAN

DAN SKOR KOMENTAR

1 2 3 4 5

1. Kelengkapan identitas LKS yang meliputi: satuan pendidikan, kelas/semester, muatan pelajaran terkait, tema/subtema, pembelajaran ke, alokasi waktu, dan identitas siswa.

2. Kelengkapan kompetensi dasar dan indikator yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan Psikomotorik.

3. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan kaidah ABCD. 4. Kegiatan pembelajaran pada

LKS memungkinkan

tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran.

5. Rumusan petunjuk/instruksi LKS sederhana, sehingga mudah dipahami.

6. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

7. LKS menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan.

8 Penggunaan bahasa sesuai EYD

9 LKS menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu. 10. LKS menyajikan kegiatan


(65)

pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan eksistensial siswa.

11. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan linguistik siswa.

12. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan matematis-logis siswa. 13. LKS menyajikan kegiatan

pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan ruang/ visual siswa.

14. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik siswa.

15. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa.

16. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.

17. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal siswa.

18. LKS menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis/ lingkungan siswa. 20. Tampilan LKS indah dan

menarik.

21. Tersedianya beberapa pertanyaan untuk refleksi Total Skor

Rata- rata

Tabel 4. Kriteria Kelayakan:

Interval Skor Kriteria 4,22 – 5,00 Sangat Baik 3,41 - 4,21 Baik


(66)

1,80 - 2,60 Kurang

1,00 - 1,79 Sangat Kurang

Komentar umum dan saran secara perbaikan

Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu):

1. LKS layak digunakan/ uji coba tanpa revisi.

2. LKS layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran. 3. LKS tidak layak untuk digunakan/ uji coba lapangan.

Yogyakarta, Penilai

(...)

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif. Berikut ini akan dijelaskan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif.


(67)

1. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa komentar yang dikemukakan oleh dua validator pakar LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas II Sekolah Dasar. Data hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian oleh validator ahli, yaitu pakar LKS berbasis kecerdasan ganda dan dua guru kelas II Sekolah Dasar. Data dianalisis berdasarkan hasil penilaian kuesioner kemudian diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima (Sukardjo, 2008:101) adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima Interval Skor Kategori

X > Xi + 1,80 SBi Sangat Baik

Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Baik

Xi - 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 1,80 Sbi Cukup Baik Xi + 0,60 Sbi < X ≤ Xi - 1,80 Sbi Kurang Baik


(68)

Keterangan:

Rerata ideal (̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (̅i) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67

Ditanyakan : Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > ̅i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21


(69)

Kategori baik = ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = ̅i - 0,60SBi < X≤ ̅i + 0,60SBi

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅i– 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.


(70)

Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria

4,22 – 5,00 Sangat Baik 3,41 - 4,21 Baik

2,61 - 3,40 Cukup 1,80 - 2,60 Kurang

1,00 - 1,79 Sangat Kurang

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.


(1)

RPPTH- Tema 1 Hidup Rukun Subtema 3 Hidup Rukun di Sekolah 267 4. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Berdoa sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi sikap berdoa

Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa !

Nama Siswa:

Menggu ke ... Bulan ... 2016

No. Nama Peserta Didik Berdoa Syukur

Terlihat Tidak terlihat

1. 2. 3.

Keterangan: Jawaban “Terlihat” = skor 1, jawaban “tidak terlihat ” = skor 0

Muatan Pelajaran : PPKN 1. Pengetahuan

Indikator 3.3.1 Menyebutkan keberagaman teman-teman sekelas berdasarkan cita-cita mereka.

Teknik Penilaian Tes tertulis

Soal:

8. Sebutkan minimal 5 orang nama teman sesuai dengan cita-cita

Kunci Jawaban:

Sesuaikan dengan nama teman kelas dan cita-cita

Penilaian dan Pedoman Penskoran

Kriteria Penilaian Skor


(2)

RPPTH- Tema 1 Hidup Rukun Subtema 3 Hidup Rukun di Sekolah 268 Siswa mampu menyebutkan 4 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 4 Siswa mampu menyebutkan 3 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 3 Siswa mampu menyebutkan 2 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 2 Siswa mampu menyebutkan 1 orang nama teman sesuai cita-citanya 1

Skor maksimal = 5 Nilai Akhir =

x 100

2. Keterampilan

Indikator 4.3.1 Menunjukkan perilaku mau berinteraksi dengan beragam teman di lingkungan sekolah.

Teknik Penilaian Unjuk kerja

Instrumen Berinteraksi dengan beragam teman yang ada di sekolah

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran Kriteria Sangat Baik

(4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Bimbingan (1) Perilaku mau berinteraksi Beriteraksi dengan semua teman yang berbeda suku Berinteraksi dengan sebagian teman yang berbeda suku Berinteraksi dengan teman yang satu suku

Tidak mau berinteraksi dengan orang lain

Skor maksimal = 4 Nilai Akhir =


(3)

RPPTH- Tema 1 Hidup Rukun Subtema 3 Hidup Rukun di Sekolah 269 3. Sikap Sosial/ Individu

Indikator 2.1.1 menunjukan perilaku toleransi dalam berinteraksi

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi perilaku toleran

Berilah tanda centang ( sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa ! Nama Siswa:

Minggu ke ... Bulan ... 2016

No Aspek Penilaian Ya Tidak

1 Mendengarkan teman yang sedang berbicara 2 Mau menerima usulan atau pendapat teman 3 Mau berteman dengan orang yang berbeda agama

Keterangan: Jawaban “ya” = skor 1, jawaban “tidak” = skor 0

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran Kriteria Baik

3

Cukup 2

Kurang 1

Sikap santun

Memenuhi 3 aspek penilaian

Memenuhi 2 aspek penilaian

Memenuhi 1 aspek penilaian

Skor maksimal = 3 Nilai Akhir =

x 100

4. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 menerima keberagaman yang ada sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi sikap spiritual


(4)

RPPTH- Tema 1 Hidup Rukun Subtema 3 Hidup Rukun di Sekolah 270 pada siswa !

Nama Siswa:

Minggu ke ... Bulan ... 2016 Subtema: Lingkungan Sekolahku

No. Nama Peserta Didik Toleransi dalam Beribadah Sangat Baik (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1) 1. 2. 3.

Catatan: SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K: Kurang Kriteria Sangat Baik

(4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1) Toleransi dalam beribadah Selalu menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah Sering menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah Kadang-kadang menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah Tidak menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah

Skor maksimal = 4 Nilai Akhir =


(5)

Biodata Penulis

Dance Lasarus Mesah lahir di Meoain, Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 30 Juni 1991. Sekolah Dasar diperoleh di SDN Landu, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Rote Barat Daya, Sekolah Menengah Atas diperoleh di SMA Negeri 1 Rote Barat Daya. Pada tahun 2012, melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


(6)

LAMPIRAN 8

LEMBAR KERJA SISWA


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393